Bagaimana Nabi Muhammad SAW Mempersiapkan Ramadan? Simak Ya!
loading...
![Bagaimana Nabi Muhammad...](https://pict.sindonews.net/dyn/732/pena/news/2025/02/07/70/1526779/bagaimana-nabi-muhammad-saw-mempersiapkan-ramadan-simak-ya-zdf.jpeg)
Baginda Nabi SAW merencanakan semua tindakannya dengan cara terbaik dan menemukan keseimbangan dan jalan tengah yang tepat antara kebutuhan jiwa dan tubuh, termasuk dalam mempersiapkan bulan suci Ramadan. Foto ilustrasi/SINDOnews
A
A
A
Tinggal hitungan hari lagi, umat Islam di seluruh dunia akan menemui bulan Ramadan . Pada bulan ini, setiap Muslim akan berlomba-lomba melakukan kebaikan sembari menjalani puasa wajib. Lantas, bagaimanakah cara Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi assalam mempersiapkan diri menyambut bulan suci tersebut?
Akhlak dan kepribadian Rasulullah SAW adalah teladan umat Islam. Baginda Nabi SAW merencanakan semua tindakannya dengan cara terbaik dan menemukan keseimbangan dan jalan tengah yang tepat antara kebutuhan jiwa dan tubuh. Termasuk dalam mempersiapkan bulan suci Ramadan.
Dari Aisyah radhiyallahu 'anhu, dia berkata:
"Rasulullah biasa berpuasa sampai kami lihat beliau tidak berbuka, dan saya belum pernah melihat Rasulullah menyelesaikan puasanya di bulan kecuali Ramadan, dan saya tidak pernah melihat dia berpuasa lebih banyak di bulan mana pun selain di bulan Syaban." (HR Bukhari, Muslim)
Sekelompok ulama, termasuk Ibnu al-Mubarak dan lain-lainnya, berpendapat bahwa Nabi Muhammad SAW tidak menyelesaikan puasa Syaban , melainkan beliau berpuasa sebagian besarnya.
Dari hadis Usama bin Zaid radhiyallahu 'anhu, beliau bersabda: Aku berkata, Wahai Rasulullah, aku belum pernah melihat kalian berpuasa di salah satu bulan puasa Sya'ban, maka beliau bersabda: "Itu adalah bulan yang dilalaikan orang, antara Rajab dan Ramadan, dan itu adalah bulan di mana amal diangkat ke hadapan Tuhan semesta alam, dan aku senang jika amalku terangkat selama aku berpuasa. ”
Mengapa Rasulullah SAW lebih memilih memanfaatkan waktu lalai di bulan Syaban dengan mengerjakan ibadah? Seperti dilansir islamonline, berikut alasannya:
1. Ibadah pada waktu itu (bulan Syaban) lebih tersembunyi, dan amalan sunnah yang tersembunyi lebih utama, terutama puasa, karena itu adalah rahasia antara hamba dan Rabbnya.
2. Amalan baik di saat lalai lebih menyulitkan jiwa
Ibadah diutamakan adalah karena kekuatannya untuk diri. Ibadah yang paling banyak dilakukan orang lebih mudah, sedangkan yang sulit adalah ibadah yang justru diabaikan oleh banyak orang. Oleh karena itu Nabi Muhammad SAW bersabda: “Pahala ibadah yang dilakukan di masa cobaan sama dengan pahala hijrah kepadaku.”
Baginda Nabi Muhammad SAW mempersiapkan puasa jauh-jauh sebelum masuk ke bulan Ramadan. Bahkan dari hadis-hadis di atas dijelaskan, bahwa Nabi SAW mengisi sebagian waktunya di bulan Syaban untuk berpuasa.
Bahkan, Sadaf Farooqi, penulis asal Pakistan, dalam artikelnya di About Islam menyebut Rasulullah SAW memiliki tiga strategi untuk mempersiapkan diri menghadapi bulan Ramadan yang penuh berkah. Berikut strateginya:
Nabi pun menjawab, "Bulan Syaban adalah bulan di mana manusia mulai lalai, yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan."
Hal yang sama juga disampaikan oleh istri Nabi, Siti Aisyah: "Bulan yang paling disukai Rasulullah untuk berpuasa adalah Sya’ban; memang, dia biasa menggabungkannya dengan Ramadan." (Sunan Al-Nisai, Sahih Riwayat serupa juga tercatat dalam Sunan Abi Dawud).
Saat melihat bulan baru (bulan lunar), Nabi biasa berdoa: “Ya Allah, pertemukan bulan Ramadan yang telah mendatangi kami dalam keadaan aman dan beriman, dalam keadaan selamat dan Islam. Wahai bulan sabit! Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah. Dan sungguh engkau adalah bulan yang baik dan telah memberi petunjuk kepada kami”. (Jami` Al-Tirmidzi).
"Telah datang kepada kalian Ramadan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi." (Sunan Al-Nisa’i).
Dari tiga hal di atas, bisa terlihat bagaimana Nabi Muhammad menganjurkan umat Islam untuk memperbanyak ibadah selama Ramadan, sebelum benar-benar tiba. Rasul mencoba memberikan motivasi, salah satunya dengan menyebutkan pahala yang didapat bila berbuat baik selama bulan itu. Wallahu A'lam
Akhlak dan kepribadian Rasulullah SAW adalah teladan umat Islam. Baginda Nabi SAW merencanakan semua tindakannya dengan cara terbaik dan menemukan keseimbangan dan jalan tengah yang tepat antara kebutuhan jiwa dan tubuh. Termasuk dalam mempersiapkan bulan suci Ramadan.
Dari Aisyah radhiyallahu 'anhu, dia berkata:
"Rasulullah biasa berpuasa sampai kami lihat beliau tidak berbuka, dan saya belum pernah melihat Rasulullah menyelesaikan puasanya di bulan kecuali Ramadan, dan saya tidak pernah melihat dia berpuasa lebih banyak di bulan mana pun selain di bulan Syaban." (HR Bukhari, Muslim)
Sekelompok ulama, termasuk Ibnu al-Mubarak dan lain-lainnya, berpendapat bahwa Nabi Muhammad SAW tidak menyelesaikan puasa Syaban , melainkan beliau berpuasa sebagian besarnya.
Dari hadis Usama bin Zaid radhiyallahu 'anhu, beliau bersabda: Aku berkata, Wahai Rasulullah, aku belum pernah melihat kalian berpuasa di salah satu bulan puasa Sya'ban, maka beliau bersabda: "Itu adalah bulan yang dilalaikan orang, antara Rajab dan Ramadan, dan itu adalah bulan di mana amal diangkat ke hadapan Tuhan semesta alam, dan aku senang jika amalku terangkat selama aku berpuasa. ”
Mengapa Rasulullah SAW lebih memilih memanfaatkan waktu lalai di bulan Syaban dengan mengerjakan ibadah? Seperti dilansir islamonline, berikut alasannya:
1. Ibadah pada waktu itu (bulan Syaban) lebih tersembunyi, dan amalan sunnah yang tersembunyi lebih utama, terutama puasa, karena itu adalah rahasia antara hamba dan Rabbnya.
2. Amalan baik di saat lalai lebih menyulitkan jiwa
Ibadah diutamakan adalah karena kekuatannya untuk diri. Ibadah yang paling banyak dilakukan orang lebih mudah, sedangkan yang sulit adalah ibadah yang justru diabaikan oleh banyak orang. Oleh karena itu Nabi Muhammad SAW bersabda: “Pahala ibadah yang dilakukan di masa cobaan sama dengan pahala hijrah kepadaku.”
Strategi Nabi Muhammad Mempersiapkan Datangnya Ramadan
Baginda Nabi Muhammad SAW mempersiapkan puasa jauh-jauh sebelum masuk ke bulan Ramadan. Bahkan dari hadis-hadis di atas dijelaskan, bahwa Nabi SAW mengisi sebagian waktunya di bulan Syaban untuk berpuasa.
Bahkan, Sadaf Farooqi, penulis asal Pakistan, dalam artikelnya di About Islam menyebut Rasulullah SAW memiliki tiga strategi untuk mempersiapkan diri menghadapi bulan Ramadan yang penuh berkah. Berikut strateginya:
1. Menjalankan puasa selama Syaban
Dalam banyak kisah, disebutkan Nabi Muhammad sering berpuasa di bulan Syaban. Dari Usamah bin Zaid berkata, ia pernah berkata kepada Rasul, “Wahai Rasulullah, saya tidak melihat Anda berpuasa pada bulan apa pun sebanyak Syaban.”Nabi pun menjawab, "Bulan Syaban adalah bulan di mana manusia mulai lalai, yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan."
Hal yang sama juga disampaikan oleh istri Nabi, Siti Aisyah: "Bulan yang paling disukai Rasulullah untuk berpuasa adalah Sya’ban; memang, dia biasa menggabungkannya dengan Ramadan." (Sunan Al-Nisai, Sahih Riwayat serupa juga tercatat dalam Sunan Abi Dawud).
2. Berdoa Memohon Berkah
Setiap kali Nabi melihat bulan sabit, yang menandakan dimulainya bulan baru termasuk Ramadan, Rasulullah akan membacakan doa khusus. Thalhah bin Ubaidullah melaporkan:Saat melihat bulan baru (bulan lunar), Nabi biasa berdoa: “Ya Allah, pertemukan bulan Ramadan yang telah mendatangi kami dalam keadaan aman dan beriman, dalam keadaan selamat dan Islam. Wahai bulan sabit! Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah. Dan sungguh engkau adalah bulan yang baik dan telah memberi petunjuk kepada kami”. (Jami` Al-Tirmidzi).
3. Mendorong Umat Melakukan Perbuatan Baik
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:"Telah datang kepada kalian Ramadan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi." (Sunan Al-Nisa’i).
Dari tiga hal di atas, bisa terlihat bagaimana Nabi Muhammad menganjurkan umat Islam untuk memperbanyak ibadah selama Ramadan, sebelum benar-benar tiba. Rasul mencoba memberikan motivasi, salah satunya dengan menyebutkan pahala yang didapat bila berbuat baik selama bulan itu. Wallahu A'lam
(wid)