Nyantri sambil Belajar Memanah di Pesantren Holiday
A
A
A
MALANG - Suasana hening, tenang, jauh dari hiruk pikuk kota membuat siapa pun betah tinggal di Desa Gunung Kunci, Malang. Keindahan alam dengan pepohonan hijau begitu menyejukkan pikiran. Jalan-jalan menuju lokasi yang masih terjal semakin menambah keseruan selama perjalanan. Ditambah lagi dengan pemandangan indah Gunung Kunci membuat hati berdecak kagum akan tanda-tanda kebesaran-Nya.
Masa liburan Ramadan membuat peserta dari berbagai daerah bersemangat menghabiskan waktu dengan menimba ilmu diPesantren Holiday. Benar saja, peserta dapat belajar banyak hal. Seperti belajar ilmu tentang Islam, belajar memanah, membaca Alquran, game edukasi, mengikuti kegiatan cinta alam dan mengenal teman-teman baru yang salih dan salihah.
Kedatangan peserta disambut hangat oleh warga setempat, Sabtu (10/6). Pembukaan kegiatanPesantren Holidaydihadiri kepala desa, tokoh agama dan tokoh masyarakat. Panitia bekerja sama dengan warga desa untuk mendukung kegiatan ini.
Sejenak kemudian, peserta diberi waktu untuk mengatur barang-barang bawaannya di kamar dan beristirahat. Mereka kemudian duduk bersama menunggu buka puasa tiba. Azan pun berkumandang, segera saja para peserta dengan lahap menghabiskan takjil dan menu buka puasanya. Kemudian mereka melakukan salat Magrib berjamaah, setor hafalan, salat Tarawih bersama dan menutup malam pertama dengan tadarus QS. Al Baqarah.
Keesokan harinya, Minggu (11/6), dengan penuh kesabaran panitia membangunkan satu-persatu peserta untuk melakukan salat lail dan makan sahur. Mereka kemudian berjalan kaki menuju masjid untuk salat subuh berjamaah. Sekembali dari masjid mereka menyetor hafalan QS. Ar Rahman kepada kakak-kakak pendamping dan ustaz.
Matahari mulai terbit meninggi, para peserta mengantre untuk membersihkan diri. Setelah semua tampil cantik dan tampan, mereka bersiap mendapatkan materi tentang olahraga yang dianjurkan Rasulullah SAW, yaitu memanah. Panitia menghadirkan komunitas pemanah dari mahasiswa Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Kakak-kakak mahasiswa memberikan edukasi dari olahraga memanah, manfaatnya dan cara memanah dengan benar.
Satu-persatu peserta dibimbing pendamping untuk belajar memanah. Tampak tawa riang dari wajah mereka yang berhasil melepas anak panahnya tepat sasaran. "Saya senang ada olahraga memanah, bisa melatih fokus dan ketenangan," kata salah satu peserta.
Selain memanah, ada jugaice breakingdari Ustaz Faisal yang bercerita tentang empat khalifah sahabat nabi melegenda. Istimewanya, terdapat pemberian materi tentang cara mudah menghafal Alquran dari Akbar Maulana seorang anak muda yang dapat menghafal 30 juz Alqur'an dalam waktu 14 hari. Kak Akbar sapaan akrabnya, memberikan semangat kepada peserta untuk menghafal Alquran.
Pada Senin (12/6), peserta mendapatkan materi tentangbirrul walidainyang artinya berbakti kepada orangtua. Kak Fika berhasil membuat peserta menangis dan merindukan orang tuanya. Namun panitia kembali mengobarkan semangat mereka dengan berbagai kegiatan seru lainnya.
Sore harinya para pesertangabuburitdengan melakukan kegiatan memeras susu sapi. Warga sekitar menfasilitasi kegiatan dengan mengizinkan sapi-sapi mereka untuk diperas. Memang pengolahan susu sapi menjadi pendapatan warga untuk menyambung hidup. Setiap minggunya, mereka mengirimkan susu sapi segar di berbagai daerah.
Didampingi panitia, peserta antusias secara bergantian memeras susu sapi. Tak tampak dari wajah mereka rasa takut atau pun jijik melakukannya. Mereka diajarkan untuk berinteraksi dengan alam sekitar. Kegiatan dilanjutkan dengan bersih-bersih diri, buka puasa, salat Magrib dan Tarawih berjamaah serta bertadarus membaca Alquran. Peserta tertidur lelap lantaran penat setelah aktif melakukan berbagai kegiatan di siang harinya.
www.pppa.or.id
Masa liburan Ramadan membuat peserta dari berbagai daerah bersemangat menghabiskan waktu dengan menimba ilmu diPesantren Holiday. Benar saja, peserta dapat belajar banyak hal. Seperti belajar ilmu tentang Islam, belajar memanah, membaca Alquran, game edukasi, mengikuti kegiatan cinta alam dan mengenal teman-teman baru yang salih dan salihah.
Kedatangan peserta disambut hangat oleh warga setempat, Sabtu (10/6). Pembukaan kegiatanPesantren Holidaydihadiri kepala desa, tokoh agama dan tokoh masyarakat. Panitia bekerja sama dengan warga desa untuk mendukung kegiatan ini.
Sejenak kemudian, peserta diberi waktu untuk mengatur barang-barang bawaannya di kamar dan beristirahat. Mereka kemudian duduk bersama menunggu buka puasa tiba. Azan pun berkumandang, segera saja para peserta dengan lahap menghabiskan takjil dan menu buka puasanya. Kemudian mereka melakukan salat Magrib berjamaah, setor hafalan, salat Tarawih bersama dan menutup malam pertama dengan tadarus QS. Al Baqarah.
Keesokan harinya, Minggu (11/6), dengan penuh kesabaran panitia membangunkan satu-persatu peserta untuk melakukan salat lail dan makan sahur. Mereka kemudian berjalan kaki menuju masjid untuk salat subuh berjamaah. Sekembali dari masjid mereka menyetor hafalan QS. Ar Rahman kepada kakak-kakak pendamping dan ustaz.
Matahari mulai terbit meninggi, para peserta mengantre untuk membersihkan diri. Setelah semua tampil cantik dan tampan, mereka bersiap mendapatkan materi tentang olahraga yang dianjurkan Rasulullah SAW, yaitu memanah. Panitia menghadirkan komunitas pemanah dari mahasiswa Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Kakak-kakak mahasiswa memberikan edukasi dari olahraga memanah, manfaatnya dan cara memanah dengan benar.
Satu-persatu peserta dibimbing pendamping untuk belajar memanah. Tampak tawa riang dari wajah mereka yang berhasil melepas anak panahnya tepat sasaran. "Saya senang ada olahraga memanah, bisa melatih fokus dan ketenangan," kata salah satu peserta.
Selain memanah, ada jugaice breakingdari Ustaz Faisal yang bercerita tentang empat khalifah sahabat nabi melegenda. Istimewanya, terdapat pemberian materi tentang cara mudah menghafal Alquran dari Akbar Maulana seorang anak muda yang dapat menghafal 30 juz Alqur'an dalam waktu 14 hari. Kak Akbar sapaan akrabnya, memberikan semangat kepada peserta untuk menghafal Alquran.
Pada Senin (12/6), peserta mendapatkan materi tentangbirrul walidainyang artinya berbakti kepada orangtua. Kak Fika berhasil membuat peserta menangis dan merindukan orang tuanya. Namun panitia kembali mengobarkan semangat mereka dengan berbagai kegiatan seru lainnya.
Sore harinya para pesertangabuburitdengan melakukan kegiatan memeras susu sapi. Warga sekitar menfasilitasi kegiatan dengan mengizinkan sapi-sapi mereka untuk diperas. Memang pengolahan susu sapi menjadi pendapatan warga untuk menyambung hidup. Setiap minggunya, mereka mengirimkan susu sapi segar di berbagai daerah.
Didampingi panitia, peserta antusias secara bergantian memeras susu sapi. Tak tampak dari wajah mereka rasa takut atau pun jijik melakukannya. Mereka diajarkan untuk berinteraksi dengan alam sekitar. Kegiatan dilanjutkan dengan bersih-bersih diri, buka puasa, salat Magrib dan Tarawih berjamaah serta bertadarus membaca Alquran. Peserta tertidur lelap lantaran penat setelah aktif melakukan berbagai kegiatan di siang harinya.
www.pppa.or.id
(aww)