Safari Ramadan, Kementerian PPPA Kampanye Perlindungan Anak di Depok

Jum'at, 16 Juni 2017 - 16:13 WIB
Safari Ramadan, Kementerian PPPA Kampanye Perlindungan Anak di Depok
Safari Ramadan, Kementerian PPPA Kampanye Perlindungan Anak di Depok
A A A
JAKARTA - Dalam Ramadhan yang penuh berkah, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menyelenggarakan rangkaian Safari Ramadan melalui kampanye Bersama Lindungi Anak (BERLIAN) bersama para santri dan santriwati di Pondok Pesantren Nuruzzahroh, Depok. Kegiatan ini dihadiri oleh Asisten Deputi Perlindungan Anak Dalam Situasi Darurat dan Pornografi, Valentina Ginting, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Nuruzzahroh, Ibu Sumiah.

Safari Ramadan ini dilaksanakan, bertempat di sekitar wilayah Jabodetabek. Diawali di Jakarta Selatan, kemudian dilanjutkan di kota Tangerang, dan berakhir di kota Depok. Dalam rangkaian kegiatan safari Ramadan ini diisi dengan Simponi Band dan Shinta Priwit yang melakukan sosialisasi perlindungan anak melalui seni. Kegiatan ini diharapkan dapat berlanjut di tahun berikutnya secara rutin.

Valentina Ginting mengatakan, anak adalah generasi penerus bangsa yang berpotensi memiliki peran strategis, sebagai pewaris bangsa yang memikul tanggungjawab besar. Maka seluruh elemen masyarakat harus menjamin dan melindungi mereka agar hak-haknya untuk tumbuh terpenuhi.

"Sebab, misalnya anak bangsa tidak dilindungi kelak, maka dikhawatirkan bangsa akan rusak dan tidak mempunyai pemimpin yang bijaksana dan berkualitas baik," kata Valentina, Jumat (16/6/2017).

Menurutnya, anak yang terjerumus dalam persoalan pornografi juga cukup memprihatinkan. Hasil Pemetaan Pornografi Online yang dilakukan oleh KPPPA tahun 2016, ditemukan fakta bahwa dari 1.747 pemberitaan news online selama bulan September-November 2016, jumlah pemberitaan tertinggi yaitu pencabulan (135 pemberitaan), lalu diikuti oleh kekerasan seksual (122 pemberitaan), menyusul perkosaan (88 pemberitaan), sodomi (19 pemberitaan) dan pedofilia (11 pemberitaan).

Kemudian dari media sosial Twitter, ditemukan fakta bahwa selama bulan September-November 2016 rata-rata jumlah perbincangan pornografi sekitar 20 ribuan tweet perhari. "Dimana 14,5% nya adalah terkait pornografi anak dengan konten berupa link image dan video yang menampilkan anak," tukasnya.

Oleh karenanya untuk menanggulangi dan mencegah terjadinya kasus-kasus anak, dibutuhkan komitmen bersama untuk melindungi anak, baik pemerintah, masyarakat dan orang tua.

"Untuk itu, kami berharap di bulan suci Ramadhan ini khususnya para santri maupun guru pembimbing juga dapat menambah pengetahuan tentang hak, kewajiban, dan bagaimana anak memberikan pemahaman perlindungan terhadap dirinya," tutupnya.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3670 seconds (0.1#10.140)