Sunardi, Membina Black Area di Tarakan dengan Keajaiban Alquran

Jum'at, 16 Juni 2017 - 16:36 WIB
Sunardi, Membina Black Area di Tarakan dengan Keajaiban Alquran
Sunardi, Membina Black Area di Tarakan dengan Keajaiban Alquran
A A A

Wajahnya beringas, matanya tajam. Kumis hitam tebal semakin membuat Sunardi (52) tampak garang. Bertugas di daerah perbatasan memang tidak mudah. Kondisi geografis yang berdekatan dengan negara tetangga yakni Malaysia dan Filipina, membuat Tarakan menjadi kota transit bagi barang haram maupun aktivitas terlarang. Akibatnya, warga kena imbas, mulai peredaran narkoba, miras maupun seks bebas. ''11 tahun saya bertugas di Reserse Kriminal,” ujar anggota Polres Kota Tarakan, Kalimantan Utara ini.

Usai bertugas di Pos Kemananan dan Ketertiban Masyarkat (Kamtibmas), Sunardi lantas turun gunung. Ia susur kampung ke kampung, gang ke gang. Dengan begitu ia hafal di mana “black area” di Tarakan. Sunardi tertantang untuk mencari pendekatan yang pas kepada warga. ''Membina lebih susah daripada menangkap,”tutur Sunardi sambil terkekeh.

Meski perawakan beringas, Sunardi amat dihormati warga. Di Selumit Pantai misalnya. Daerah kumuh dengan sampah laut yang menumpuk ini, sudah lama dibina Sunardi. Daerah ini memang santer disebut kampung narkoba. Pelan-pelan, Sunardi menemukan benang merah persoalan.

Kehilangan keteladanan bagi anak-anak muda, menjadi persoalan serius. Terlebih, warga terbiasa dengan lingkungan judi dan narkoba membuat lengkap persoalan. Bersama beberapa kawan, Sunardi menginisiasi Yayasan Assakinah. Yayasan yang bergerak dalam pendidikan cuma-cuma, baik panti asuhan, TK maupun rumah tahfidz.

Sunardi menyasar anak-anak Selumit Pantai. Harapannya, anak-anak ini menjadi lokomotif perubahan, minimal di keluarga mereka. ''Masa anaknya bisa ngaji dan salat, bapak ibunya tidak malu. Semoga dari malu, jadi sadar, jadi belajar, jadi ngaji dansalat,” ucap Sunardi.

Proses membina warga memang tidak sesederhana yang dibayangkan. Tapi Sunardi memberikan contoh ketekunan danistiqamah. Kini Selumit Pantai menggeliat. Anak-anak bermetamorfosa lebih baik. Bahkan, sudah ada santri Rumah Tahfidz Selumit Pantai yang sudah khatam 30 Juz. Tanpa terasa, perjuangan Sunardi dan kawan-kawan membuahkan hasil.

Sumber: www.pppa.or.id
(aww)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1137 seconds (0.1#10.140)