Kisah Rasulullah dan Orang Badui yang Kencing di Masjid

Jum'at, 18 Mei 2018 - 22:25 WIB
Kisah Rasulullah dan...
Kisah Rasulullah dan Orang Badui yang Kencing di Masjid
A A A
Nabi Muhammad SAW tak pernah memberi julukan jelek maupun ucapan buruk kepada siapa pun. Beliau selalu berbicara dengan tingkat pemikiran dan pemahaman mereka. Juga sabar menghadapi keburukan dan sikap kasar orang lain.

Dikutip dari Kitab Jami’ Al-Ushul yang disusun oleh Nizar Abazhah dalam bukunya “Pribadi Muhammad” diceritakan kisah seorang Badui yang membuang hajat (kencing) di Masjid Nabi. Ketika itu si Badui yang kasar masuk ke dalam Masjid Nabi lalu kencing di salah satu sisi masjid.

Orang-orang pun marah dan bermaksud memberi pelajaran kepada si Badui. Namun Rasulullah SAW melarang. “Biarkan dia, jangan marahi. Siram bekas kencingnya dengan seember air. Kalian diutus untuk memberi kemudahan, bukan kesulitan,” kata Beliau tenang.

Sambil menoleh kepada si Badui, beliau bersabda: “Masjid dibangun untuk zikir dan menjalankan salat, tak boleh dikencingi.”

Kemudian di kisah lain, seorang pemuda datang kepada Nabi SAW sembari berkata, “Wahai Rasulullah, izinkan aku berzina.”

Orang-orang mendekat dan lalu mengusirnya. “Pergi sana!”. Namun Nabi SAW memintanya mendekat. Setelah pemuda itu duduk, Beliau bersabda: “Bagaimana jika seseorang melakukannya kepada ibumu?”

“Tidak rela demi Allah, wahai Rasulullah!”

“Begitu juga orang lain. Mereka tidak akan rela seseorang melakukannya pada ibunya.” Nabi bertanya lagi, “Bagaimana jika seseorang melakukannya pada putrimu?” “Tidak rela demi Allah, wahai Rasulullah!”

“Begitu juga orang lain. Mereka tidak akan rela seseorang melakukannya pada puterinya,” kata Nabi. “Bagaimana jika seseorang melakukannya pada saudarimu?” Tanya Nabi lagi.

“Tidak rela, demi Allah, wahai Rasulullah”.

“Begitu juga orang lain. Mereka tidak akan rela seseorang melakukannya pada saudarinya”. Kemudian Nabi bertanya lagi,” Bagaimana jika seseorang melakukannya pada bibimu? “Tidak rela demi Allah, wahai Rasulullah!”

“Begitu juga orang lain. Mereka tidak akan rela seseorang melakukannya pada bibinya.” Setelah itu Nabi SAW meletakkan tangannya di atas pemuda itu sembari berdoa: “Ya Allah, ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya, jagalah kemaluannya.”

Demikianlah akhlak mulia yang ditunjukkan Nabi kepada semua orang. Rasulullah SAW selalu bersikap rendah hati, tapa pandang bulu, besar atau kecil, pelayan, budak atau orang merdeka. Beliau selalu berlemah lembut, akrab, supel terutama kepada mereka yang lemah iman dan kasar seperti orang-orang pedalaman. Meskipun mereka bertindak kasar dan melampauai batas, Nabi Muhammad SAW tetap memaafkan dan mengasihi mereka.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0863 seconds (0.1#10.140)