Cerita Berkesan Ustaz Felix Siauw Saat Bertemu Habib Umar
A
A
A
JAKARTA - Acara silaturrahim para muallaf dan pembina rohani Jakarta Islamic Center, Jakarta Utara, belum lama ini menjadi momen tak terlupakan bagi Ustaz Felix Siauw. Betapa tidak, Ustaz Felix mengaku beruntung bisa bertemu langsung dan mencium tangan ulama besar Tarim, Yaman, Habib Umar bin Hafidz, yang saat ini safari dakwah d Indonesia.
Kebahagiaan Ustaz Felix Siauw ini diceritakannya dalam akun Instagram @felixsiauw yang mendapat respons lebih dari 100.000 like.
"Seisi ruangan itu mengharu saat beliau memasukinya, dengan senyum khasnya, beliau memberi salam pada hadirin. Semua menjawab, lalu bersalawat.
Entah kenapa, kehadiran beliau mengingatkan karib lama, hangat dan dekat, sekaligus segan dan hormat di waktu yang sama. Sederhana dan bijaksana.
Ketenangan beliau mengintimidasi penyakit-penyakit hati, membunuhnya tanpa sisa. Lewat jahitan kalimat dan dalil, sistematika dan pengertian, hikmah-hikmah itu terjalin.
Beliau mengajar tentang keindahan Islam, terkhusus buat muallaf dan para pembimbingnya yang dihadirkan khusus atas permintaan beliau, bukti perhatian beliau pada muallaf.
Beruntung sekali kami di ruangan itu, sementara ribuan orang berdesak-desakan hanya untuk melihat langkah beliau, kami duduk dan memandang, terpesona.
Menit demi menit berlalu meninggalkan pengertian, tak hanya ilmu yang menghampiri, tapi juga rasa haru. Beliau sampaikan iman, pemahaman, itu tampak pada keindahan akhlak
Lama beliau bercerita tentang keindahan Islam, yang harusnya tampak lewat pengemban-pengembannya, lewat cara kita mengatur lisan dan amal kita.
Tapi yang saya rasa akhirnya, beliau adalah salah satu keindahan itu. Menyampaikan Islam dengan cara yang apik dan ranggi, penuh cinta dan kasih, sayang pada manusia
Saat tiba giliran saya bertanya, memandang beliau saja sudah menghabisi ketenangan saya. Saya mohon agar beliau menghibur dengan kebangkitan Islam yang akan datang.
Seraya menitip salam kepada Rasulullah SAW, bahwa saya rindu pada kakeknya itu. Sebab beliau bisa jadi menjumpai Rasulullah malam ini, dan menyampaikan pinta saya itu.
Dan bila yang lain puas dengan berfoto bersama beliau, saya ingin lebih, saya pun meminta doa khusus beliau untuk saya, mengambil tangan beliau dan menciumnya.
Yaa Rabb, berjumpa dengan cucu-cucunya saja sudah bahagia, lalu bagaimana berjumpa dengan Rasulullah Muhammad? Ya Rahmaan Yaa Rahiim
Beliau pun mendoakan kebaikan, bisik-bisik lisannya saya amini. Beliau adalah Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz, salah satu ulama mulia di masa ini.
Ustaz Felix juga mengagumi Habib Umar saat ceramah di Ponpes Al-Facriyah Tangerang. Saat itu, Ustaz Felix tak henti-henti meneteskan air mata di malam itu. Tiap untai kata dari beliau menjadi air yang menumbuhkan jiwa.
"Beliau mulai dengan menerangkan shirath, bagaimana kisah kelak semua manusia akan melewatinya, tapi ummat Nabi Muhammad istimewa, mereka didahulukan," cerita Ustaz Felix.
Beliau melanjutkan tentang pintu neraka, lalu pintu surga. Bagaimana kehinaan pada mereka yang menyombongkan diri, dan bagaimana selamatnya mereka yang beramal.
"Tak layak saya mengulang apa yang beliau sampaikan, sebab pasti akan merusak aslinya. Yang saya perlu sampaikan hanya beruntungnya kita menjadi ummat Nabi Muhammad SAW," kata Ustaz Felix.
Selepas berjumpa Habib Umar bin Hafidz, bayangan beliau sulit lepas dari kepala. Masih rindu mendengar nasihat beliau secara langsung untuk hati yang kering.
Beruntungnya, Habib Jindan bin Novel Jindan (Pengurus Yayasan Al-Fachriyah) memberi kesempatan lagi bermajelis dengan beliau. Berkumpul dengan para Habaib lain, dan asatidz yang banyak.
"Jazakumullahu khairan. Terima kasih pada sahibul hajat, Yayasan Al-Fachriah, yang dipimpin bersaudara alim, Habib Jindan dan Habib Ahmad, serta ayah mereka Habib Novel. Semoga Allah angkat derajat kita, Allah lindungi dan sirami kita dengan keberkahan," tutupnya. (Baca Juga: Nasihat Indah Habib Umar Saat Tabligh Akbar di Ponpes Al-Fachriyah)
Kebahagiaan Ustaz Felix Siauw ini diceritakannya dalam akun Instagram @felixsiauw yang mendapat respons lebih dari 100.000 like.
"Seisi ruangan itu mengharu saat beliau memasukinya, dengan senyum khasnya, beliau memberi salam pada hadirin. Semua menjawab, lalu bersalawat.
Entah kenapa, kehadiran beliau mengingatkan karib lama, hangat dan dekat, sekaligus segan dan hormat di waktu yang sama. Sederhana dan bijaksana.
Ketenangan beliau mengintimidasi penyakit-penyakit hati, membunuhnya tanpa sisa. Lewat jahitan kalimat dan dalil, sistematika dan pengertian, hikmah-hikmah itu terjalin.
Beliau mengajar tentang keindahan Islam, terkhusus buat muallaf dan para pembimbingnya yang dihadirkan khusus atas permintaan beliau, bukti perhatian beliau pada muallaf.
Beruntung sekali kami di ruangan itu, sementara ribuan orang berdesak-desakan hanya untuk melihat langkah beliau, kami duduk dan memandang, terpesona.
Menit demi menit berlalu meninggalkan pengertian, tak hanya ilmu yang menghampiri, tapi juga rasa haru. Beliau sampaikan iman, pemahaman, itu tampak pada keindahan akhlak
Lama beliau bercerita tentang keindahan Islam, yang harusnya tampak lewat pengemban-pengembannya, lewat cara kita mengatur lisan dan amal kita.
Tapi yang saya rasa akhirnya, beliau adalah salah satu keindahan itu. Menyampaikan Islam dengan cara yang apik dan ranggi, penuh cinta dan kasih, sayang pada manusia
Saat tiba giliran saya bertanya, memandang beliau saja sudah menghabisi ketenangan saya. Saya mohon agar beliau menghibur dengan kebangkitan Islam yang akan datang.
Seraya menitip salam kepada Rasulullah SAW, bahwa saya rindu pada kakeknya itu. Sebab beliau bisa jadi menjumpai Rasulullah malam ini, dan menyampaikan pinta saya itu.
Dan bila yang lain puas dengan berfoto bersama beliau, saya ingin lebih, saya pun meminta doa khusus beliau untuk saya, mengambil tangan beliau dan menciumnya.
Yaa Rabb, berjumpa dengan cucu-cucunya saja sudah bahagia, lalu bagaimana berjumpa dengan Rasulullah Muhammad? Ya Rahmaan Yaa Rahiim
Beliau pun mendoakan kebaikan, bisik-bisik lisannya saya amini. Beliau adalah Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz, salah satu ulama mulia di masa ini.
Ustaz Felix juga mengagumi Habib Umar saat ceramah di Ponpes Al-Facriyah Tangerang. Saat itu, Ustaz Felix tak henti-henti meneteskan air mata di malam itu. Tiap untai kata dari beliau menjadi air yang menumbuhkan jiwa.
"Beliau mulai dengan menerangkan shirath, bagaimana kisah kelak semua manusia akan melewatinya, tapi ummat Nabi Muhammad istimewa, mereka didahulukan," cerita Ustaz Felix.
Beliau melanjutkan tentang pintu neraka, lalu pintu surga. Bagaimana kehinaan pada mereka yang menyombongkan diri, dan bagaimana selamatnya mereka yang beramal.
"Tak layak saya mengulang apa yang beliau sampaikan, sebab pasti akan merusak aslinya. Yang saya perlu sampaikan hanya beruntungnya kita menjadi ummat Nabi Muhammad SAW," kata Ustaz Felix.
Selepas berjumpa Habib Umar bin Hafidz, bayangan beliau sulit lepas dari kepala. Masih rindu mendengar nasihat beliau secara langsung untuk hati yang kering.
Beruntungnya, Habib Jindan bin Novel Jindan (Pengurus Yayasan Al-Fachriyah) memberi kesempatan lagi bermajelis dengan beliau. Berkumpul dengan para Habaib lain, dan asatidz yang banyak.
"Jazakumullahu khairan. Terima kasih pada sahibul hajat, Yayasan Al-Fachriah, yang dipimpin bersaudara alim, Habib Jindan dan Habib Ahmad, serta ayah mereka Habib Novel. Semoga Allah angkat derajat kita, Allah lindungi dan sirami kita dengan keberkahan," tutupnya. (Baca Juga: Nasihat Indah Habib Umar Saat Tabligh Akbar di Ponpes Al-Fachriyah)
(rhs)