Tekan Kecelakaan, mudik harus ditangani khusus

Tekan Kecelakaan, mudik harus ditangani khusus
A
A
A
Sindonews.com – Sebanyak 908 orang tewas akibat kecelakaan lalu lintas (laka lantas) selama pelaksanaan Operasi Ketupat 2012 menyambut Lebaran di seluruh Indonesia. Kecelakaan tertinggi tercatat terjadi di wilayah Polda Jawa Tengah dengan 64 kasus, PoldaJawa Timur 61 kasus, Polda Jawa Barat 19 kasus, Polda Metro Jaya 13 kasus, dan Polda Bali dengan 7 kasus.
Banyaknya korban meninggal selama arus mudik dan balik Lebaran mendapat perhatian kalangan DPR. Mereka pun meminta pemerintah membuat penanganan khusus yang menyeluruh agar bisa memberikan kenyamanan pelayanan dan menekan jumlah korban kecelakaan.
“Aneh sekali setiap tahun ada korban mudik begitu banyak. Di China pada Tahun Baru yang pulang ratusan juta, namun tidak ada korban sebanyak kita, 900 orang lebih. Pemerintah dalam hal ini kepolisian dan Kemenhub harus mengatur semuanya. Harus ada penanganan khusus yang sifatnya menyeluruh, bukan tambal sulam,” kata Wakil Ketua DPR Bidang Korinbang Pramono Anung di Gedung DPR,Jakarta, Senin 27 Agustus 2012.
Menurut dia, manajemen mudik harus diatur dan pemerintah harus menunjukkan tanggung jawabnya karena hal tersebut merupakan persoalan yang rutin tiap tahun terjadi. Manajemen mudik seharusnya menjadi aturan dan acuan yang sudah diterapkan secara baku sehingga ada langkah konkret dan antisipasinya. Jika tidak, kecelakaan para pemudik khususnya pengendara motor susah dikurangi, demikian juga dengan kemacetannya.
“Yang sekarang ini kecelakaan terhadap kendaraan bermotor hampir dua kali lipat. Saya menilai sudah harus ada jadwal pengaturan mudik misalnya dalam satu hari hanya roda dua.Sekarang ini kan tidak ada koordinasi. Saya yakin kalau hari pertama kendaraan bermotor, berikutnya mobil, saya yakin pasti akan mengurangi kemacetan dan kecelakaan. Nah,yang semacam itu perlu ada aturan baku untuk diterapkan sebagai standar pengaturan mudik,”ungkapnya.
Data yang dihimpun Mabes Polri mengungkapkan, kecelakaan selama arus mudik dan balik Lebaran 2012 juga mengakibatkan 1.505 orang mengalami luka berat dan 5.139 lainnya luka ringan. Sementara kerugian materil selama 16 hari itu mencapai Rp11,8 miliar lebih. “Jumlah laka lantas selama pelaksanaan Operasi Ketupat 2012 mencapai 5.233 kasus,”kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Jakarta kemarin.
Menurut dia, kecelakaan terjadi karena berbagai sebab mulai dari kelalaian pengemudi, kecepatan kendaraan terlalu tinggi, tidak hati-hati masuki jalan yang licin, tidak hati-hati mendahului kendaraan lain, dan beberapa sebab lain.“Faktor lalai, faktor fisik yang lemah dan jarak tempuh yang jauh juga berpengaruh. Diharapkan masyarakat terus berhati-hati dan belajar dari pengalaman-pengalaman ini,” ucap Boy.
Kemarin kecelakaan kembali mewarnai arus balik. Sekitar 27 pemudik mengalami luka-luka akibat kecelakaan lalu lintas di jalur pantura Kabupaten Subang, Jawa Barat. Berdasarkan informasi, kecelakaan terjadi setelah kendaraan bus PO Antar Lintas Sumatera (ALS) bernopol BK-7187-FY melaju dengan kecepatan tinggi di jalan raya pantura wilayah Sukasari, Subang, dari arah Jawa Tengah menuju Jakarta.
“Secara tiba-tiba kendaraan tersebut oleng hingga akhirnya menabrak bus Dewi Sri bernopol G-7165-BE yang baru keluar dari sebuah rumah makan,” kata Ujang, 30, petugas parkir rumah makan. Akibat kecelakaan yang melibatkan dua bus tersebut, kedua kendaraan bus itu hancur pada bagian depan dan samping, serta dilaporkan sebanyak 27 orang mengalami luka-luka. Kecelakaan itu juga sempat mengakibatkan arus lalu lintas di jalur pantura tersendat.
Tetapi, beberapa saat setelah kejadian, aparat kepolisian setempat langsung melakukan pengaturan arus lalu lintas agar kepadatan kendaraan tidak berlangsung lama. Anggota Komisi V DPR Saleh Husin menyarankan Presiden menunjuk menko kesra atau bahkan wakil presiden sebagai penanggung jawab arus mudik Lebaran karena penanganannya melibatkan antarkementerian dan lembaga.
“Ini kan bukan saja persoalan Kemenhub,Kemen PU, dan kepolisian, melainkan juga menyangkut pemda, kemudian BUMN-BUMN, dan asosiasi- asosiasi.Makanya menko kesra atau wapres sekalian agar diberikan tanggung jawab ini untuk mengordinasikan dan menjadi standar baku mudik Lebaran,”kata Saleh.
Komisi V DPR, kata dia, pekan depan akan memanggil Kemenhub, Kemen PU, dan kepolisian,juga BUMN terkait yakni perusahaan maskapai, kereta api,ASDP, dan lainnya untuk diminta penjelasannya terkait masih tingginya korban kecelakaan. Sementara itu, Gubernur Jatim Soekarwo menawarkan solusi meminimalisasi angka kecelakaan pada tahun depan. Salah satu solusi yang bakal dicanangkan yakni menyediakan truk besar khusus muat sepeda motor.
“Kami paham bahwa motor salah satu penunjang untuk mobilisasi di desa ketika mudik, apalagi tidak ada larangan mudik menggunakan motor.Nah,untuk menghindari kecelakaan, mulai 2013 kami mencoba sistem ini yakni mengangkut motor dengan truk seperti angkutan motor milik dealer,kemudian pemilik naik bus,” tuturnya.
Banyaknya korban meninggal selama arus mudik dan balik Lebaran mendapat perhatian kalangan DPR. Mereka pun meminta pemerintah membuat penanganan khusus yang menyeluruh agar bisa memberikan kenyamanan pelayanan dan menekan jumlah korban kecelakaan.
“Aneh sekali setiap tahun ada korban mudik begitu banyak. Di China pada Tahun Baru yang pulang ratusan juta, namun tidak ada korban sebanyak kita, 900 orang lebih. Pemerintah dalam hal ini kepolisian dan Kemenhub harus mengatur semuanya. Harus ada penanganan khusus yang sifatnya menyeluruh, bukan tambal sulam,” kata Wakil Ketua DPR Bidang Korinbang Pramono Anung di Gedung DPR,Jakarta, Senin 27 Agustus 2012.
Menurut dia, manajemen mudik harus diatur dan pemerintah harus menunjukkan tanggung jawabnya karena hal tersebut merupakan persoalan yang rutin tiap tahun terjadi. Manajemen mudik seharusnya menjadi aturan dan acuan yang sudah diterapkan secara baku sehingga ada langkah konkret dan antisipasinya. Jika tidak, kecelakaan para pemudik khususnya pengendara motor susah dikurangi, demikian juga dengan kemacetannya.
“Yang sekarang ini kecelakaan terhadap kendaraan bermotor hampir dua kali lipat. Saya menilai sudah harus ada jadwal pengaturan mudik misalnya dalam satu hari hanya roda dua.Sekarang ini kan tidak ada koordinasi. Saya yakin kalau hari pertama kendaraan bermotor, berikutnya mobil, saya yakin pasti akan mengurangi kemacetan dan kecelakaan. Nah,yang semacam itu perlu ada aturan baku untuk diterapkan sebagai standar pengaturan mudik,”ungkapnya.
Data yang dihimpun Mabes Polri mengungkapkan, kecelakaan selama arus mudik dan balik Lebaran 2012 juga mengakibatkan 1.505 orang mengalami luka berat dan 5.139 lainnya luka ringan. Sementara kerugian materil selama 16 hari itu mencapai Rp11,8 miliar lebih. “Jumlah laka lantas selama pelaksanaan Operasi Ketupat 2012 mencapai 5.233 kasus,”kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Jakarta kemarin.
Menurut dia, kecelakaan terjadi karena berbagai sebab mulai dari kelalaian pengemudi, kecepatan kendaraan terlalu tinggi, tidak hati-hati masuki jalan yang licin, tidak hati-hati mendahului kendaraan lain, dan beberapa sebab lain.“Faktor lalai, faktor fisik yang lemah dan jarak tempuh yang jauh juga berpengaruh. Diharapkan masyarakat terus berhati-hati dan belajar dari pengalaman-pengalaman ini,” ucap Boy.
Kemarin kecelakaan kembali mewarnai arus balik. Sekitar 27 pemudik mengalami luka-luka akibat kecelakaan lalu lintas di jalur pantura Kabupaten Subang, Jawa Barat. Berdasarkan informasi, kecelakaan terjadi setelah kendaraan bus PO Antar Lintas Sumatera (ALS) bernopol BK-7187-FY melaju dengan kecepatan tinggi di jalan raya pantura wilayah Sukasari, Subang, dari arah Jawa Tengah menuju Jakarta.
“Secara tiba-tiba kendaraan tersebut oleng hingga akhirnya menabrak bus Dewi Sri bernopol G-7165-BE yang baru keluar dari sebuah rumah makan,” kata Ujang, 30, petugas parkir rumah makan. Akibat kecelakaan yang melibatkan dua bus tersebut, kedua kendaraan bus itu hancur pada bagian depan dan samping, serta dilaporkan sebanyak 27 orang mengalami luka-luka. Kecelakaan itu juga sempat mengakibatkan arus lalu lintas di jalur pantura tersendat.
Tetapi, beberapa saat setelah kejadian, aparat kepolisian setempat langsung melakukan pengaturan arus lalu lintas agar kepadatan kendaraan tidak berlangsung lama. Anggota Komisi V DPR Saleh Husin menyarankan Presiden menunjuk menko kesra atau bahkan wakil presiden sebagai penanggung jawab arus mudik Lebaran karena penanganannya melibatkan antarkementerian dan lembaga.
“Ini kan bukan saja persoalan Kemenhub,Kemen PU, dan kepolisian, melainkan juga menyangkut pemda, kemudian BUMN-BUMN, dan asosiasi- asosiasi.Makanya menko kesra atau wapres sekalian agar diberikan tanggung jawab ini untuk mengordinasikan dan menjadi standar baku mudik Lebaran,”kata Saleh.
Komisi V DPR, kata dia, pekan depan akan memanggil Kemenhub, Kemen PU, dan kepolisian,juga BUMN terkait yakni perusahaan maskapai, kereta api,ASDP, dan lainnya untuk diminta penjelasannya terkait masih tingginya korban kecelakaan. Sementara itu, Gubernur Jatim Soekarwo menawarkan solusi meminimalisasi angka kecelakaan pada tahun depan. Salah satu solusi yang bakal dicanangkan yakni menyediakan truk besar khusus muat sepeda motor.
“Kami paham bahwa motor salah satu penunjang untuk mobilisasi di desa ketika mudik, apalagi tidak ada larangan mudik menggunakan motor.Nah,untuk menghindari kecelakaan, mulai 2013 kami mencoba sistem ini yakni mengangkut motor dengan truk seperti angkutan motor milik dealer,kemudian pemilik naik bus,” tuturnya.
(ysw)