Wamenag imbau, ibadah di akhir Ramadan dimaksimalkan
A
A
A
Sindonews.com - Bulan Ramadan yang sudah berada di penghujung akhir, sebaiknya dimanfaatkan secara maksimal oleh seluruh umat Muslim. Sehingga, tiap individu bisa merasakan nikmatnya iman di saat Ramadan.
"Setelah keimanan, kualitas kehidupanya juga harus dimaksimalkan. Tentunya, dengan melakukan kontribusi salah satunya di kehidupan sosial," kata Wakil Menteri Agama (Wamenag) Nasaruddin Umar, dalam buka puasa bersama di kediamannya, Jalan Ampera I Nomor 10, Jakarta Selatan, Selasa (30/7/2013) malam.
Perbaikan diri dalam hal ini menurut Nasaruddin, terkait dengan konten acara penyiaran. Tentunya, pemberitaan dan konten acara harus mempunyai batasan tiap penampilannya. Hal tersebut berguna untuk batas ukuran yang ideal. "Seharusnya pada Ramadan yang akan pergi ini, kita diharuskan lebih banyak menangis dibanding banyak tertawa," tegasnya.
Dirjen Bimbingan masyarakat. Islam (Bimas) Islam Abdul DJamil mengatakan, saat ini, Kementerian Agama (Kemenag) mempunyai upaya dalam mengembangkan masyarakat Magrib mengaji yang saat ini mulai luntur.
Menurut dia, dulu masyarakat selalu membaca Alquran selepas Magrib sampai menjelang Isya berkumandang. "Kita akan upayakan ini agar masyarakat, baik anak-anak dan seluruh umat Muslim dapat melakukan kembali ritual yang sangat baik tersebut," katanya.
Abdul mengatakann, pada anak-anak disamping kemampuan dalam penguasaan ilmu agama, juga dapat mengamalkan ajarannya. Lanjut dia, program ini akan dilakukan baik di rumah, maupun di musala, masjid dan langgar. "Di mana tempat biasanya khusyuk dalam membaca ayat-ayat Allah," tegasnya.
"Setelah keimanan, kualitas kehidupanya juga harus dimaksimalkan. Tentunya, dengan melakukan kontribusi salah satunya di kehidupan sosial," kata Wakil Menteri Agama (Wamenag) Nasaruddin Umar, dalam buka puasa bersama di kediamannya, Jalan Ampera I Nomor 10, Jakarta Selatan, Selasa (30/7/2013) malam.
Perbaikan diri dalam hal ini menurut Nasaruddin, terkait dengan konten acara penyiaran. Tentunya, pemberitaan dan konten acara harus mempunyai batasan tiap penampilannya. Hal tersebut berguna untuk batas ukuran yang ideal. "Seharusnya pada Ramadan yang akan pergi ini, kita diharuskan lebih banyak menangis dibanding banyak tertawa," tegasnya.
Dirjen Bimbingan masyarakat. Islam (Bimas) Islam Abdul DJamil mengatakan, saat ini, Kementerian Agama (Kemenag) mempunyai upaya dalam mengembangkan masyarakat Magrib mengaji yang saat ini mulai luntur.
Menurut dia, dulu masyarakat selalu membaca Alquran selepas Magrib sampai menjelang Isya berkumandang. "Kita akan upayakan ini agar masyarakat, baik anak-anak dan seluruh umat Muslim dapat melakukan kembali ritual yang sangat baik tersebut," katanya.
Abdul mengatakann, pada anak-anak disamping kemampuan dalam penguasaan ilmu agama, juga dapat mengamalkan ajarannya. Lanjut dia, program ini akan dilakukan baik di rumah, maupun di musala, masjid dan langgar. "Di mana tempat biasanya khusyuk dalam membaca ayat-ayat Allah," tegasnya.
(maf)