Jelang Lebaran, RS ditinggal mudik pasien
A
A
A
Sindonews.com - Kondisi sepi pasien di RSUD Dr Moewardi diprediksi terjadi mulai H-5 Lebaran hingga usai momentum hari raya. Para pasien memilih pulang paksa dari perawatan intensif rumah sakit demi silaturahmi di kampung halaman.
Kasubag Humas dan Hukum RS Dr Moewardi Solo Jawa Tengah dr Elisa mengatakan, jumlah pasien rawat inap pulang paksa diprediksi mencapai 50 persen lebih hingga nyaris seluruhnya, terutama saat hari pertama dan kedua Lebaran.
Bagi pasien rawat inap berpenyakit kronis, mereka biasa meminta izin cuti dari perawatan. Tak jarang pula pasien rawat inap langsung menghentikan perawatannya di hari-hari menjelang Lebaran.
“Keluarga memiliki hak mutlak membawa pasien pulang. Kita tidak bisa mencegahnya. Hanya untuk yang berpenyakit kronis kita sarankan tetap melaporkan kondisi kesehatannya ke pihak RS,” kata dia di RS Dr Moewardi, Rabu (31/7/2013).
Saat ini, seluruh kamar perawatan di RS milik Pemprov Jateng ini terisi penuh pasien dengan jumlah 789 orang di kelas 3 hingga VIP. Rumah Sakit Dokter Moewardi (RSDM) juga melayani sedikitnya 600 pasien rawat jalan per hari.
Untuk melayani seluruh pasien, RSDM menerjunkan 800 dokter spesialis dan umum. Sedangkan akibat kondisi sepi pasien saat Lebaran, manajemen hanya menerjunkan 38 dokter spesialis yang bertugas di IGD untuk piket pada H dan H1 atau 8 dan 9 Agustus mendatang. Pada dua hari itu klinik praktik dokter spesialis juga tidak aktif.
“Dokter piket dipusatkan di IGD. Sebab, mayoritas pasien saat Lebaran adalah korban kecelakaan. Tidak banyak pasien dengan keluhan selain korban kecelakaan saat itu,” jelas dia.
Lebih lanjut dikatakan, jumlah dokter piket Lebaran sebanding dengan kebutuhan tenaga medis saat RSDM sepi pasien. Kondisi ini akan berangsur normal usai H+7 Lebaran seiring cuti para pasien habis. Menurutnya, para pasien sampai bertaruh nyawa demi bisa bersilaturahmi di rumah.
“Dulu ada pasien penyakit jantung yang memaksa pulang untuk Lebaran. Padahal kondisinya tak memungkinkan. Beberapa hari kemudian keluarganya menghubungi pihak RS bahwasanya pasien sudah meninggal,” jelasnya.
Kasubag Humas dan Hukum RS Dr Moewardi Solo Jawa Tengah dr Elisa mengatakan, jumlah pasien rawat inap pulang paksa diprediksi mencapai 50 persen lebih hingga nyaris seluruhnya, terutama saat hari pertama dan kedua Lebaran.
Bagi pasien rawat inap berpenyakit kronis, mereka biasa meminta izin cuti dari perawatan. Tak jarang pula pasien rawat inap langsung menghentikan perawatannya di hari-hari menjelang Lebaran.
“Keluarga memiliki hak mutlak membawa pasien pulang. Kita tidak bisa mencegahnya. Hanya untuk yang berpenyakit kronis kita sarankan tetap melaporkan kondisi kesehatannya ke pihak RS,” kata dia di RS Dr Moewardi, Rabu (31/7/2013).
Saat ini, seluruh kamar perawatan di RS milik Pemprov Jateng ini terisi penuh pasien dengan jumlah 789 orang di kelas 3 hingga VIP. Rumah Sakit Dokter Moewardi (RSDM) juga melayani sedikitnya 600 pasien rawat jalan per hari.
Untuk melayani seluruh pasien, RSDM menerjunkan 800 dokter spesialis dan umum. Sedangkan akibat kondisi sepi pasien saat Lebaran, manajemen hanya menerjunkan 38 dokter spesialis yang bertugas di IGD untuk piket pada H dan H1 atau 8 dan 9 Agustus mendatang. Pada dua hari itu klinik praktik dokter spesialis juga tidak aktif.
“Dokter piket dipusatkan di IGD. Sebab, mayoritas pasien saat Lebaran adalah korban kecelakaan. Tidak banyak pasien dengan keluhan selain korban kecelakaan saat itu,” jelas dia.
Lebih lanjut dikatakan, jumlah dokter piket Lebaran sebanding dengan kebutuhan tenaga medis saat RSDM sepi pasien. Kondisi ini akan berangsur normal usai H+7 Lebaran seiring cuti para pasien habis. Menurutnya, para pasien sampai bertaruh nyawa demi bisa bersilaturahmi di rumah.
“Dulu ada pasien penyakit jantung yang memaksa pulang untuk Lebaran. Padahal kondisinya tak memungkinkan. Beberapa hari kemudian keluarganya menghubungi pihak RS bahwasanya pasien sudah meninggal,” jelasnya.
(hyk)