Peminat parcel lebaran meningkat
A
A
A
Sindonews.com - Kendati pesanan tidak seramai biasanya, namun para pedagang parcel di Stasiun Cikini, Jakarta Pusat mengaku penjualannya cukup baik. Tahun ini diprediksi penjualan parcel mengalami peningkatan sekira 50 persen.
Fasya Parcel, kios yang menjual dagangannya secara musiman tiap Lebaran dan Natal di dekat stasiun Cikini ini mengaku adanya peningkatan penjualan tahun ini.
"Kalau untuk H-7 sekarang naik bisa 50 persen dari tahun lalu," kata Fasya, pemilik toko saat ditemui Sindonews, Kamis (1/8/2013).
Ia mengaku tahun lalu, tokonya hanya menjual 50 parcel lebaran. Sementara tahun ini diprediksi penjualan bisa mencapai 75 parcel.
Sementara, pemilik toko Asnawi Rotan yang berjualan tepat disebelah tangga menuju Stasiun Cikini mengatakan bahwa untuk tahun ini, penjualan parcel sama saja dengan tahun lalu.
"Sama aja kayak tahun lalu, tidak ada penurunan, tak ada penaikan" katanya.
Untuk parcel lebaran, harganya bervariasi, mulai dari Rp100ribu hingga Rp3 juta.
"Kalau permintaan kebanyakan untuk harga 200-300ribu rupiah, untuk jenisnya bermacam-macam, makanan atau campur dengan barang pecah belah" kata Suwandi.
Fasya Parcel, kios yang menjual dagangannya secara musiman tiap Lebaran dan Natal di dekat stasiun Cikini ini mengaku adanya peningkatan penjualan tahun ini.
"Kalau untuk H-7 sekarang naik bisa 50 persen dari tahun lalu," kata Fasya, pemilik toko saat ditemui Sindonews, Kamis (1/8/2013).
Ia mengaku tahun lalu, tokonya hanya menjual 50 parcel lebaran. Sementara tahun ini diprediksi penjualan bisa mencapai 75 parcel.
Sementara, pemilik toko Asnawi Rotan yang berjualan tepat disebelah tangga menuju Stasiun Cikini mengatakan bahwa untuk tahun ini, penjualan parcel sama saja dengan tahun lalu.
"Sama aja kayak tahun lalu, tidak ada penurunan, tak ada penaikan" katanya.
Untuk parcel lebaran, harganya bervariasi, mulai dari Rp100ribu hingga Rp3 juta.
"Kalau permintaan kebanyakan untuk harga 200-300ribu rupiah, untuk jenisnya bermacam-macam, makanan atau campur dengan barang pecah belah" kata Suwandi.
(ysw)