Minim sarana, jalur alternatif rawan kecelakaan
A
A
A
Sindonews.com – Sejumlah jalur alternatif di wilayah Kabupaten Garut minim lampu penerangan dan rambu lalu lintas. Tidak hanya minim fasilitas, beberapa jalur ini pun relatif sempit dan bergelombang.
Jalur alternatif yang lumrah digunakan untuk memecah kemacetan di jalur utama, seperti Nagreg-Malangbong adalah jalur Limbangan-Leuwigoong dengan panjang 27 km, Sasak beusi-Wanaraja sepanjang 25 km dan Bandrek-Wanaraja 25 km.
Dari pantauan di lokasi, kondisi jalan bergelombang setidaknya dapat ditemui di kawasan Bandrek hingga Cibatu dengan panjang 5 km.
Sementara di jalur Limbangan-Leuwigoong, jalan bergelombang berada di kawasan Kecamatan Cibiuk. Tak hanya itu, sebagian jalan yang benjol juga dapat ditemui sejumlah titik yang diakibatkan karena kondisi geografis pesawahan.
“Jalur alternatif di wilayah Garut sangat rawan kecelakaan. Makanya, penggunaan jalur-jalur ini sebagai pemecah bila kemacetan terjadi perlu dipertimbangkan,” kata Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polres Garut Kompol Rudy Trihandoyo, Kamis (1/8/2013).
Di Kabupaten Garut setidaknya masih dapat ditemukan beberapa jalur alternatif lain. Jalur alternatif ini diantaranya adalah jalur Cijapati-Kadungora, untuk mengurai kemacetan dari arah Bandung, serta jalur alternatif Wado, Sumedang, Malangbong.
Khusus di jalur Cijapati, kata Rudy, kendaraan sehat yang diproduksi di atas tahun 2000 sangat direkomendasikan.
“Para pengemudi juga diminta untuk memperhatikan kecepatan kendaraannya. Alasannya karena semua jalan alternatif ini hanya memiliki lebar sekitar 4 sampai 5 meter. Selain itu kondisi jalan juga banyak terdapat tikungan tajam, dan turunan curam seperti di kawasan Cijapati dan Wado. Tak heran kawasan ini memang sering terjadi kecelakaan,” imbuhnya.
Jalur alternatif yang lumrah digunakan untuk memecah kemacetan di jalur utama, seperti Nagreg-Malangbong adalah jalur Limbangan-Leuwigoong dengan panjang 27 km, Sasak beusi-Wanaraja sepanjang 25 km dan Bandrek-Wanaraja 25 km.
Dari pantauan di lokasi, kondisi jalan bergelombang setidaknya dapat ditemui di kawasan Bandrek hingga Cibatu dengan panjang 5 km.
Sementara di jalur Limbangan-Leuwigoong, jalan bergelombang berada di kawasan Kecamatan Cibiuk. Tak hanya itu, sebagian jalan yang benjol juga dapat ditemui sejumlah titik yang diakibatkan karena kondisi geografis pesawahan.
“Jalur alternatif di wilayah Garut sangat rawan kecelakaan. Makanya, penggunaan jalur-jalur ini sebagai pemecah bila kemacetan terjadi perlu dipertimbangkan,” kata Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polres Garut Kompol Rudy Trihandoyo, Kamis (1/8/2013).
Di Kabupaten Garut setidaknya masih dapat ditemukan beberapa jalur alternatif lain. Jalur alternatif ini diantaranya adalah jalur Cijapati-Kadungora, untuk mengurai kemacetan dari arah Bandung, serta jalur alternatif Wado, Sumedang, Malangbong.
Khusus di jalur Cijapati, kata Rudy, kendaraan sehat yang diproduksi di atas tahun 2000 sangat direkomendasikan.
“Para pengemudi juga diminta untuk memperhatikan kecepatan kendaraannya. Alasannya karena semua jalan alternatif ini hanya memiliki lebar sekitar 4 sampai 5 meter. Selain itu kondisi jalan juga banyak terdapat tikungan tajam, dan turunan curam seperti di kawasan Cijapati dan Wado. Tak heran kawasan ini memang sering terjadi kecelakaan,” imbuhnya.
(stb)