Tak kuasa meneruskan
A
A
A
SEORANG sahabat menjalani profesinya sebagai seorang eksekutif di sebuah instansi swasta. Puluhan tahun sudah ia jalani hidup seperti ini. Mengejar dunia yang tiada henti.
Alhamdulillah sudah banyak yang ia raih dalam hidup. Keluarga yang bahagia, keturunan yang pintar, jabatan yang tinggi, intelektualitas, harta dan kehormatan. Ditambah lagi ia banyak memiliki teman dan bawahan. Saya kagum kepadanya dan saya yakin banyak orang pula yang mengaguminya.
Ia berkisah kepada saya bahwa ia hadir di rumah seorang karyawannya yang wafat. Pagi itu ia dan jajaran perusahaannya datang bertakziah. Lama ia berada di sana. Tidak hanya membacakan doa untuk sang mayat, namun ia berdiam di rumah duka tersebut hingga mayat selesai diurus hingga pemakaman.
Ketika itu mayat hendak dimandikan. Sahabat saya ini mencoba mendekat dan menyaksikan. Ia lakukan ini demi mengambil pelajaran bahwa kita semua pun akan mati seperti mayat yang ada di hadapan.
Baru saja beberapa gayung air diguyurkan ditubuh mayat...., maka seperti sebuah koor terdengar suara ta'awuz dibacakan orang banyak. Lalu terdengarlah lantunan ayat-ayat berikut dari mulut mereka yang dibaca secara berjamaah....Ar Rahmaan..... 'Allamal quraan.... Khalaqal insaan.... 'Allamahul bayaan...
Sahabat saya ini awalnya sempat kaget sebab ia belum pernah tahu dalam sebuah sunnah bahwa saat mayat dimandikan boleh disertai bacaan Alquran. Namun lidahnya pun mengikuti bacaan surat Ar Rahman tersebut yang mereka bacakan.
Mereka yang hadir adalah warga perkampungan kebanyakan. Pakaian mereka tidak seperti sahabat saya ini. Tingkat intelektualitas dan sosialita mereka jauh di bawah sahabat saya.
Namun hebatnya, seperti penuturan sahabat saya, mereka membacakan surat Ar Rahman hingga mayat selesai dimandikan dan mereka sungguh hafal surat tersebut hingga ke akhirnya.
Sementara sahabat saya yang bertutur ini dengan jujur ia mengakui bahwa ia tak sanggup menuntaskan surat tersebut dengan hafalan seperti orang-orang itu.
Sahabat saya ketika itu tertegun.... Ia berpikir bahwa belum lengkap hidup yang ia miliki selama ini bila sebagai seorang mukmin ia tidak banyak menguasai kalamullah, Alquran.
Alhamdulillah kini beliau sudah berazzam untuk menghafal Alquran sekuat yang ia bisa.
Semoga Allah SWT memberkahi hidupmu, sobat!
Ustaz Bobby Herwibowo
Kauny Quantum Memory
Menghafal Alquran Semudah Tersenyum
Alhamdulillah sudah banyak yang ia raih dalam hidup. Keluarga yang bahagia, keturunan yang pintar, jabatan yang tinggi, intelektualitas, harta dan kehormatan. Ditambah lagi ia banyak memiliki teman dan bawahan. Saya kagum kepadanya dan saya yakin banyak orang pula yang mengaguminya.
Ia berkisah kepada saya bahwa ia hadir di rumah seorang karyawannya yang wafat. Pagi itu ia dan jajaran perusahaannya datang bertakziah. Lama ia berada di sana. Tidak hanya membacakan doa untuk sang mayat, namun ia berdiam di rumah duka tersebut hingga mayat selesai diurus hingga pemakaman.
Ketika itu mayat hendak dimandikan. Sahabat saya ini mencoba mendekat dan menyaksikan. Ia lakukan ini demi mengambil pelajaran bahwa kita semua pun akan mati seperti mayat yang ada di hadapan.
Baru saja beberapa gayung air diguyurkan ditubuh mayat...., maka seperti sebuah koor terdengar suara ta'awuz dibacakan orang banyak. Lalu terdengarlah lantunan ayat-ayat berikut dari mulut mereka yang dibaca secara berjamaah....Ar Rahmaan..... 'Allamal quraan.... Khalaqal insaan.... 'Allamahul bayaan...
Sahabat saya ini awalnya sempat kaget sebab ia belum pernah tahu dalam sebuah sunnah bahwa saat mayat dimandikan boleh disertai bacaan Alquran. Namun lidahnya pun mengikuti bacaan surat Ar Rahman tersebut yang mereka bacakan.
Mereka yang hadir adalah warga perkampungan kebanyakan. Pakaian mereka tidak seperti sahabat saya ini. Tingkat intelektualitas dan sosialita mereka jauh di bawah sahabat saya.
Namun hebatnya, seperti penuturan sahabat saya, mereka membacakan surat Ar Rahman hingga mayat selesai dimandikan dan mereka sungguh hafal surat tersebut hingga ke akhirnya.
Sementara sahabat saya yang bertutur ini dengan jujur ia mengakui bahwa ia tak sanggup menuntaskan surat tersebut dengan hafalan seperti orang-orang itu.
Sahabat saya ketika itu tertegun.... Ia berpikir bahwa belum lengkap hidup yang ia miliki selama ini bila sebagai seorang mukmin ia tidak banyak menguasai kalamullah, Alquran.
Alhamdulillah kini beliau sudah berazzam untuk menghafal Alquran sekuat yang ia bisa.
Semoga Allah SWT memberkahi hidupmu, sobat!
Ustaz Bobby Herwibowo
Kauny Quantum Memory
Menghafal Alquran Semudah Tersenyum
(nfl)