2 ancaman bagi warga Jakarta yang mudik
A
A
A
Sindonews.com - Polda Metro Jaya dan Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta perlu mewaspadai dua gangguan Keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di ibu kota pada saat libur Lebaran.
Kedua ancaman serius bagi warga Jakarta itu adalah kebakaran di kawasan padat penduduk dan perampokan di kawasan perumahan mewah.
Dari pendataan yang dilakukan Indonesia Police Watch (IPW), sejak lima tahun terakhir kebakaran saat libur Lebaran di Jakarta terus meningkat. Lokasi kebakaran selalu terjadi di kawasan padat penduduk, di Jakarta Utara dan Timur.
Agak aneh memang, selama Ramadan dan Lebaran, frekuensi kebakaran di Jakarta selalu meningkat dibanding bulan lainnya. Ramadan 2010 terjadi 54 kebakaran, 2011 ada 141 kebakaran, dan 2012 ada 139 kebakaran.
"Di masa libur Lebaran (dua hari setelah Lebaran) 2010 terjadi 23 kasus kebakaran, 2011 ada 62 kasus, 2012 terjadi 27 kasus kebakaran. Kebakaran terbesar terjadi di Pondok Bambu Jakarta Timur melalap 150 dan di Kapuk Muara Jakarta Utara 300 rumah jadi abu," ucap Ketua Presidium IPW Neta S Pane, lewat rilisnya, Selasa (6/8/2013).
Kebakaran besar terjadi biasanya saat pemilik rumah sedang mudik ke kampung halaman. Rumah kosong yang ditinggal pemiliknya juga rawan perampokan, terutama di kawasan perumahan mewah di Jakarta Barat dan selatan.
Aksi kejahatan pencurian selama libur Lebaran tahun 2011 di Jakarta mencapai 187 kasus dan 2012 terjadi 191 kasus. Namun selama ramadan 2013 terlihat menurun menjadi 18 kasus. Di wilayah hukum Polda Metro Jaya, biasanya selama Ramadhan volume pencurian dengan kekerasan meningkat dibandingkan hari-hari biasa.
Untuk menekan angka kebakaran dan perampokan selama Lebaran, IPW mengimbau Polda Metro Jaya perlu melakukan kerjasama dgn Pemda DKI Jakarta untuk melakukan patroli secara intensif, terutama di kawasan-kawasan rawan dan wilayah strategis.
"Dengan adanya patroli rutin, potensi kebakaran dan kriminalitas bisa dengan cepat dicegah ataupun diatasi. Sebab akan sangat ironis, jika warga Jakarta sepulang mudik menemukan rumahnya sudah terbakar atau menjadi korban perampokan. Padahal sudah menjadi tugas Polda Metro Jaya dan Pemda DKI untuk melindungi warganya dengan maksimal," ungkapnya.
Kedua ancaman serius bagi warga Jakarta itu adalah kebakaran di kawasan padat penduduk dan perampokan di kawasan perumahan mewah.
Dari pendataan yang dilakukan Indonesia Police Watch (IPW), sejak lima tahun terakhir kebakaran saat libur Lebaran di Jakarta terus meningkat. Lokasi kebakaran selalu terjadi di kawasan padat penduduk, di Jakarta Utara dan Timur.
Agak aneh memang, selama Ramadan dan Lebaran, frekuensi kebakaran di Jakarta selalu meningkat dibanding bulan lainnya. Ramadan 2010 terjadi 54 kebakaran, 2011 ada 141 kebakaran, dan 2012 ada 139 kebakaran.
"Di masa libur Lebaran (dua hari setelah Lebaran) 2010 terjadi 23 kasus kebakaran, 2011 ada 62 kasus, 2012 terjadi 27 kasus kebakaran. Kebakaran terbesar terjadi di Pondok Bambu Jakarta Timur melalap 150 dan di Kapuk Muara Jakarta Utara 300 rumah jadi abu," ucap Ketua Presidium IPW Neta S Pane, lewat rilisnya, Selasa (6/8/2013).
Kebakaran besar terjadi biasanya saat pemilik rumah sedang mudik ke kampung halaman. Rumah kosong yang ditinggal pemiliknya juga rawan perampokan, terutama di kawasan perumahan mewah di Jakarta Barat dan selatan.
Aksi kejahatan pencurian selama libur Lebaran tahun 2011 di Jakarta mencapai 187 kasus dan 2012 terjadi 191 kasus. Namun selama ramadan 2013 terlihat menurun menjadi 18 kasus. Di wilayah hukum Polda Metro Jaya, biasanya selama Ramadhan volume pencurian dengan kekerasan meningkat dibandingkan hari-hari biasa.
Untuk menekan angka kebakaran dan perampokan selama Lebaran, IPW mengimbau Polda Metro Jaya perlu melakukan kerjasama dgn Pemda DKI Jakarta untuk melakukan patroli secara intensif, terutama di kawasan-kawasan rawan dan wilayah strategis.
"Dengan adanya patroli rutin, potensi kebakaran dan kriminalitas bisa dengan cepat dicegah ataupun diatasi. Sebab akan sangat ironis, jika warga Jakarta sepulang mudik menemukan rumahnya sudah terbakar atau menjadi korban perampokan. Padahal sudah menjadi tugas Polda Metro Jaya dan Pemda DKI untuk melindungi warganya dengan maksimal," ungkapnya.
(maf)