Gagal Bersalaman dengan SBY, Warga Difabel Kecewa
A
A
A
JAKARTA - Lantaran batal bersalaman dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam acara open house di Istana Negara, Jakarta, warga penyandang cacat atau difabel merasa kecewa.
"Kecewa enggak bisa salaman sama Presiden," kata Ana (40), salah satu warga difabel asal Cinere, Depok di halaman Sekretariat Kabinet, Komplek Istana Kepresiden, Jakarta, Senin (28/7/2014).
Kendati demikian, dia menuturkan pernah sekali bersalaman dengan Presiden SBY pada Lebaran sebelumnya.
Hal senada dikatakan oleh salah seorang warga difabel lainnya, Lukimin (35), asal Jati bening, Bekasi. Dia mengatakan, sebelum digiring ke Gedung Sekretariat Kabinet, dia dan warga difabel lainnya dikumpulkan di Monas.
"Agak nyesel sekarang. Saya ingin jabatan tangan sama beliau (SBY). Kecewa. Saya sebenarnya ingin bertemu dengan Pak SBY," katanya.
Sementara itu, salah seorang warga difabel lainnya, Supriyanti, mengaku semenjak pukul 07.00 WIB tadi mereka dikumpulkan di Monas. "Sejak jam 07.00 WIB pagi. Kalau sekarang enggak dapet kesempatan lagi ya enggak tahu ya," ungkapnya.
Sekadar diketahui, ratusan warga penyandang cacat atau difabel batal bersalaman dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dalam acara open house yang digelar di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
Pasalnya, mereka yang berjumlah sekira 900 orang itu digiring ke Gedung Sekretariat Kabinet, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta. Di sana, kedatangan mereka disambut Staf Khusus Presiden Bidang Publikasi dan Dokumentasi Ahmad Yani Basuki.
Dikatakan Ahmad Yani, hanya 15 warga difabel sebagai perwakilan yang diperkenankan berlebaran dengn Presiden SBY kali ini. Setelah mendapat penjelasan, mereka dibagikan amplop.
Tiap amplop berisi uang Rp300 ribu. Kemudian, yang telah menerima amplop, jarinya ditandai tinta biru untuk stempel. Tak hanya itu, setelah keluar dari gedung, mereka dibagikan nasi kotak. "Amplopnya dari Pak Presiden SBY," katanya.
"Kecewa enggak bisa salaman sama Presiden," kata Ana (40), salah satu warga difabel asal Cinere, Depok di halaman Sekretariat Kabinet, Komplek Istana Kepresiden, Jakarta, Senin (28/7/2014).
Kendati demikian, dia menuturkan pernah sekali bersalaman dengan Presiden SBY pada Lebaran sebelumnya.
Hal senada dikatakan oleh salah seorang warga difabel lainnya, Lukimin (35), asal Jati bening, Bekasi. Dia mengatakan, sebelum digiring ke Gedung Sekretariat Kabinet, dia dan warga difabel lainnya dikumpulkan di Monas.
"Agak nyesel sekarang. Saya ingin jabatan tangan sama beliau (SBY). Kecewa. Saya sebenarnya ingin bertemu dengan Pak SBY," katanya.
Sementara itu, salah seorang warga difabel lainnya, Supriyanti, mengaku semenjak pukul 07.00 WIB tadi mereka dikumpulkan di Monas. "Sejak jam 07.00 WIB pagi. Kalau sekarang enggak dapet kesempatan lagi ya enggak tahu ya," ungkapnya.
Sekadar diketahui, ratusan warga penyandang cacat atau difabel batal bersalaman dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dalam acara open house yang digelar di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
Pasalnya, mereka yang berjumlah sekira 900 orang itu digiring ke Gedung Sekretariat Kabinet, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta. Di sana, kedatangan mereka disambut Staf Khusus Presiden Bidang Publikasi dan Dokumentasi Ahmad Yani Basuki.
Dikatakan Ahmad Yani, hanya 15 warga difabel sebagai perwakilan yang diperkenankan berlebaran dengn Presiden SBY kali ini. Setelah mendapat penjelasan, mereka dibagikan amplop.
Tiap amplop berisi uang Rp300 ribu. Kemudian, yang telah menerima amplop, jarinya ditandai tinta biru untuk stempel. Tak hanya itu, setelah keluar dari gedung, mereka dibagikan nasi kotak. "Amplopnya dari Pak Presiden SBY," katanya.
(kri)