Tanah Suci Milik Siapa? Begini Analisis Tharick Chehab
Rabu, 25 Januari 2023 - 16:43 WIB
Prof HS Tharick Chehab menganalisis tentang siapa sejatinya pemilik Tanah Suci Yerusalem . Dia mengajukan 3 pertanyaan penting. (1). Kepada siapa perjanjian itu diberikan? (2). Daerah mana sebenarnya yang dijanjikan itu? (3). Apakah janji itu tak dapat dibatalkan dan tanpa syarat?
Menurutnya, hampir semua pelajar tentang Bible (Al-kitab) mengetahui bahwa pohon tin (Fig Tree) itu adalah lambang Ummat Yahudi , bukannya Bani Israel . Marilah kita periksa hal ini dalam Bible, di mana Yesus mengutuk di Kitab-kitab Matius 21:18-19 dan di Markus 11:12-14, 20-21 ketika Beliau berkata: "Janganlah jadi buah dari padamu lagi selama-lamanya."
Dalam bukunya berjudul "Al-Kitab (Bible) Sejarah Terjadinya dan Perkembangannya Serta Hal-hal yang Bersangkutan" (Mutiara Jakarta), Prof HS Tharick Chehab menjabarkan dalam Matius 21:43 Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi: "Sebab itu Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu, dan diberikan kepada suatu bangsa yang menghasilkan buahnya."
Palestina (Israel) yang kini diduduki Yahudi harus pindah tangan ke bangsa lain yang menghasilkan buah baik (bangsa Arab dari tahun 637-1967).
Menurut Tharick Chehab, orang yang tak terpelajar menyalahgunakan Matius 24:32-33. "Ambillah ibaratnya dari pada pohon ara: pada ketika cabangnya lembut dan daunnya bertunas, memang kamu ketahui, bahwa musim panas hampir. Demikian juga kamu: pada masa kamu nampak segala sesuatu itu jadi, ketahuilah olehmu, bahwa hal itu sudah dekat di muka pintu."
Tharick Chehab menjelaskan ternyata pohon ara (= tin) ini hanya berdaun tapi tidak berbuah. Dari itu, hanya menghasilkan kejahatan; dan menurut Yesus dalam Matius 7:18-20, "Setiap pohon yang tak memberi buah yang baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api. Sebab itu dari pada buahnya kamu akan mengenali dia."
"... tanah itu Aku punya ..." (Imamat 25:23) ... orang yang lemah lembut hatinya itu akan mempusakai tanah itu kelak (Mazmur 37:11, Matius 5:5).
Tharick Chehab mengajak, marilah kita meneliti dengan singkat dakwaan bahwa orang-orang Yahudilah pemilik Tanah Suci. "Bagi seorang pembaca Bible yang acuh tak acuh, mungkin kelihatannya seolah-olah ada janji Tuhan untuk memberi suatu negeri bagi suatu bangsa tertentu, beribu-ribu tahun yang silam, guna dimilikinya untuk selama-lamanya," katanya.
"Jika benar hak itu ada, hal ini harus dipelajari betul-betul. Marilah kita teliti beberapa Tulisan Suci yang diketahui orang, dan yang telah mempengaruhi secara mendalam khususnya kawan-kawan kita ahli masa depan (futurist)," lanjutnya.
Keturunan Ibrahim Melalui Ismail
Tharick Chehab menjelaskan kini umumnya diduga bahwa janji-janji tersebut dibuat untuk orang-orang Yahudi, dan semata-mata untuk orang-orang Yahudi saja. Tetapi hal itu bukan apa yang dikatakan dalam Bible. Kata-kata "kepada benihmu" tak dapat dielakkan mencakup bangsa-bangsa Arab yang juga merupakan keturunan Ibrahim melalui Ismail.
Bahwa Ismail bin Ibrahim, moyangnya bangsa-bangsa Arab, dapat memiliki negeri ini, dikuatkan dalam Kejadian 25:18. Bangsa-bangsa Arab tetap memegang haknya tinggal di semenanjung itu hingga hari ini, dan kenyataan ini saja cukup mencegah Negara Zionis untuk memperoleh pengakuan penuh sebagai suatu bangsa antara bangsa-bangsa modern.
Menurut Tharick Chehab, dibutuhkan penekanan luar biasa, melalui pemaksaan hukum yang ekstrim, untuk membalikkan tujuan kini dari program Zionis.
Ramalan Nabi tentang kejadian-kejadian yang akan datang pasti akan memenuhi apa yang Nabi Zakariya as telah nubuatkan:
" ... dan mereka itu akan memandang kepadaku, yang telah ditikamnya, dan mereka itu akan meratap akan dia, selaku peratap akan anak laki-laki yang tunggal!" (Zakharia 12:10).
Dalam Wahyu 1: 7, Yahya tetapkan waktunya: "Tengoklah, Ia datang dengan awan, dan Ia akan kelihatan kepada tiap-tiap mata, demikian juga kepada orang yang menikam Dia; maka segala bangsa di dunia ini akan memandang Dia serta meratap. Bahkan, Amin."
Kejadian mencatat bahwa Ibrahim adalah juga ayah dari banyak suku-suku Arab Utara, dari gundiknya Keturah. Tak dapat (disangkal bahwa kata-kata dalam Kejadian 21:10-13 membatalkan janji-janji tentang benih Ibrahim sebagai suatu keseluruhan: (Sarah) berkata kepada Ibrahim: Nyahkanlah sahaya perempuan ini serta dengan anaknya, karena anak sahaya perempuan ini tiada boleh menjadi waris serta dengan anakku Ishak itu. Maka kepada pemandangan Ibrahim kata ini amat jahat adanya, oleh sebab anaknya itu.
Tetapi firman Allah kepada Ibrahim: "Janganlah jahat kepada pemandanganmu barang yang telah dikatakan Sarah akan hal budak itu dan akan hal sahayamu; dengarlah olehmu akan katanya, karena dalam Ishaklah benihmu akan disebut. Maka anak sahayamu itu pun akan kujadikan suatu bangsa, karena ia pun dari pada benihmu.
Menurutnya, hampir semua pelajar tentang Bible (Al-kitab) mengetahui bahwa pohon tin (Fig Tree) itu adalah lambang Ummat Yahudi , bukannya Bani Israel . Marilah kita periksa hal ini dalam Bible, di mana Yesus mengutuk di Kitab-kitab Matius 21:18-19 dan di Markus 11:12-14, 20-21 ketika Beliau berkata: "Janganlah jadi buah dari padamu lagi selama-lamanya."
Dalam bukunya berjudul "Al-Kitab (Bible) Sejarah Terjadinya dan Perkembangannya Serta Hal-hal yang Bersangkutan" (Mutiara Jakarta), Prof HS Tharick Chehab menjabarkan dalam Matius 21:43 Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi: "Sebab itu Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu, dan diberikan kepada suatu bangsa yang menghasilkan buahnya."
Palestina (Israel) yang kini diduduki Yahudi harus pindah tangan ke bangsa lain yang menghasilkan buah baik (bangsa Arab dari tahun 637-1967).
Menurut Tharick Chehab, orang yang tak terpelajar menyalahgunakan Matius 24:32-33. "Ambillah ibaratnya dari pada pohon ara: pada ketika cabangnya lembut dan daunnya bertunas, memang kamu ketahui, bahwa musim panas hampir. Demikian juga kamu: pada masa kamu nampak segala sesuatu itu jadi, ketahuilah olehmu, bahwa hal itu sudah dekat di muka pintu."
Tharick Chehab menjelaskan ternyata pohon ara (= tin) ini hanya berdaun tapi tidak berbuah. Dari itu, hanya menghasilkan kejahatan; dan menurut Yesus dalam Matius 7:18-20, "Setiap pohon yang tak memberi buah yang baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api. Sebab itu dari pada buahnya kamu akan mengenali dia."
"... tanah itu Aku punya ..." (Imamat 25:23) ... orang yang lemah lembut hatinya itu akan mempusakai tanah itu kelak (Mazmur 37:11, Matius 5:5).
Tharick Chehab mengajak, marilah kita meneliti dengan singkat dakwaan bahwa orang-orang Yahudilah pemilik Tanah Suci. "Bagi seorang pembaca Bible yang acuh tak acuh, mungkin kelihatannya seolah-olah ada janji Tuhan untuk memberi suatu negeri bagi suatu bangsa tertentu, beribu-ribu tahun yang silam, guna dimilikinya untuk selama-lamanya," katanya.
"Jika benar hak itu ada, hal ini harus dipelajari betul-betul. Marilah kita teliti beberapa Tulisan Suci yang diketahui orang, dan yang telah mempengaruhi secara mendalam khususnya kawan-kawan kita ahli masa depan (futurist)," lanjutnya.
Baca Juga
Keturunan Ibrahim Melalui Ismail
Tharick Chehab menjelaskan kini umumnya diduga bahwa janji-janji tersebut dibuat untuk orang-orang Yahudi, dan semata-mata untuk orang-orang Yahudi saja. Tetapi hal itu bukan apa yang dikatakan dalam Bible. Kata-kata "kepada benihmu" tak dapat dielakkan mencakup bangsa-bangsa Arab yang juga merupakan keturunan Ibrahim melalui Ismail.
Bahwa Ismail bin Ibrahim, moyangnya bangsa-bangsa Arab, dapat memiliki negeri ini, dikuatkan dalam Kejadian 25:18. Bangsa-bangsa Arab tetap memegang haknya tinggal di semenanjung itu hingga hari ini, dan kenyataan ini saja cukup mencegah Negara Zionis untuk memperoleh pengakuan penuh sebagai suatu bangsa antara bangsa-bangsa modern.
Menurut Tharick Chehab, dibutuhkan penekanan luar biasa, melalui pemaksaan hukum yang ekstrim, untuk membalikkan tujuan kini dari program Zionis.
Ramalan Nabi tentang kejadian-kejadian yang akan datang pasti akan memenuhi apa yang Nabi Zakariya as telah nubuatkan:
" ... dan mereka itu akan memandang kepadaku, yang telah ditikamnya, dan mereka itu akan meratap akan dia, selaku peratap akan anak laki-laki yang tunggal!" (Zakharia 12:10).
Dalam Wahyu 1: 7, Yahya tetapkan waktunya: "Tengoklah, Ia datang dengan awan, dan Ia akan kelihatan kepada tiap-tiap mata, demikian juga kepada orang yang menikam Dia; maka segala bangsa di dunia ini akan memandang Dia serta meratap. Bahkan, Amin."
Kejadian mencatat bahwa Ibrahim adalah juga ayah dari banyak suku-suku Arab Utara, dari gundiknya Keturah. Tak dapat (disangkal bahwa kata-kata dalam Kejadian 21:10-13 membatalkan janji-janji tentang benih Ibrahim sebagai suatu keseluruhan: (Sarah) berkata kepada Ibrahim: Nyahkanlah sahaya perempuan ini serta dengan anaknya, karena anak sahaya perempuan ini tiada boleh menjadi waris serta dengan anakku Ishak itu. Maka kepada pemandangan Ibrahim kata ini amat jahat adanya, oleh sebab anaknya itu.
Tetapi firman Allah kepada Ibrahim: "Janganlah jahat kepada pemandanganmu barang yang telah dikatakan Sarah akan hal budak itu dan akan hal sahayamu; dengarlah olehmu akan katanya, karena dalam Ishaklah benihmu akan disebut. Maka anak sahayamu itu pun akan kujadikan suatu bangsa, karena ia pun dari pada benihmu.