Keistimewaan-keistimewaan Wanita dalam Islam Berdasarkan Hadis Nabi SAW

Selasa, 09 Mei 2023 - 08:43 WIB
Islam sangat menjaga harkat, martabat seorang wanita. Wanita yang mulia dalam Islam adalah para muslimah yang salihah. Foto ilustrasi/ist
Islam sangat memuliakan kaum wanita , bahkan seorang muslimah ini memiliki kedudukan yang sangat agung. Islam sangat menjaga harkat, martabat seorang wanita. Wanita yang mulia dalam Islam adalah para muslimah yang salihah.

Berikut tentang keistimewaan wanita salihah berdasarkan hadis-hadis Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam:

1. Sebaik-baiknya perhiasan dunia

Di dalam sebuah hadis disebutkan:

اَلدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ


Artinya: “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah isteri yang shalihah.” (HR Muslim dari Abdullah bin Amr).



2. Lebih baik daripada bidadari surga

Keistimewaan wanita salihah itu tidak dimiliki oleh para bidadari surga. Keistimewaan dan kelebihan ini membuat mereka lebih mulia dibandingkan para bidadari surga.

Sebagaimana keterangan hadis berikut ini:

Rasulullah SAW bersabda, ‘Perempuan berjenis manusia asal dunia lebih utama daripada para bidadari surga 70.000 kali lipat,’”

Imam Ibnu Utsaimin menjelaskan, wanita salihah di dunia – yaitu para istri – lebih baik dibandingkan bidadari di akhirat. Mereka lebih indah dan lebih dicintai suaminya. Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan bahwa kelompok pertama yang masuk surga itu seperti cahaya bulan di malam purnama.

3. Diberi pengecualian khusus dalam beribadah

Dalam masa-masa tertentu, perempuan diperbolehkan (dalam kasus ini malah diwajibkan) oleh Allah untuk tidak menunaikan salat. Haid dan Nifas merupakan pengecualian dari Allah agar perempuan (untuk sementara) tidak salat maupun puasa. Hak khusus yang tidak dimiliki lelaki sama sekali.

ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓُ ﻭَ ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ : ﻣَﺎ ﻣِﻦْ ﺍِﻣْﺮَﺍﺓٍ ﺗَﺤِﻴْﺾُ ﺇِﻻَّ ﻛَﺎﻥَ ﺣَﻴْﻀُﻬَﺎ ﻛَﻔَﺎﺭَﺓٌ ﻟِﻤَﺎ ﻣَﻀَﻰ ﻣِﻦْ ﺫُﻧُﻮْﺑِﻬَﺎ ﻭَﺇِﻥْ ﻗَﺎﻟَﺖْ ﻓِﻲْ ﺃَﻭَّﻝِ ﺍﻟْﻴَﻮْﻡِ


Telah bersabda Rasulullah SAW, “Siapa saja wanita yg mengalami haid maka sakitnya haid yang mereka alami akan menjadi Kafaroh (tebusan) bagi dosa –dosanya yang terdahulu.

4. Dapat masuk surga dari pintu manapun

Rasulullah menjelaskan bahwa perempuan salihah bisa masuk surga dari pintu manapun apabila mereka memenuhi empat kriteria berikut: Menunaikan salat 5 waktu, berpuasa di bulan Ramadan, menjauhi zina dan berbakti kepada suami.

Hal ini dijelaskan dalam hadis:

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bertutur,

إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا؛ قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ


“Jika seorang wanita menunaikan salat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: “Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau”. (HR. Ahmad dari Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu’anhu dan dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albany).

5. Surga itu di bawah telapak kaki ibu

Sebagaimana hadis nabi muhammaad yang riwayat imam Ibnu Majah dari Mu’awiyah bin Jahimah r.a:

" Dari Mu’awiyah ibn Jahimah, ia berkata, “Aku datang kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, lalu aku berkata, “Wahai Rasulullah, sungguh aku ingin berjihad bersamamu, aku mengharap dengannya ridha Allah dan rumah akhirat (surga).” Beliau pun bersabda, “Celakalah engkau, apakah ibumu masih hidup?” “Iya, wahai Rasulullah.”
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Handlalah bin Ali bahwa Mihjan bin Al Adra' telah menceritakan kepadanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke dalam masjid, lalu beliau mendapati seorang laki-laki membaca tasyahud seusai shalat yang mengucapkan: Allahumma inni as'aluka Ya Allah Al Ahad As Shamad alladzii lam yalid wa lam yuulad walam yakul lahuu kufuwan ahad antaghfira lii dzunuubi innaka antal ghafuurur rakhiim (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, Dzat yang Maha Esa, Dzat yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, tiada beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia, semoga Engkau mengampuni dosa-dosaku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.  Maka beliau bersabda: Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 835)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More