Asal Usul Kesultanan Utsmaniyah dan Wilayah Kekuasaannya

Jum'at, 12 Mei 2023 - 09:48 WIB
Sultan Muhammad Al-Fatih sang penakluk Konstantinopel. Foto/Ilustrasi: dailysabah
Osman I, seorang pemimpin suku Turki di Anatolia, mendirikan Kesultanan Utsmaniyah sekitar tahun 1299. Istilah “Ottoman” berasal dari nama Osman, yaitu “Utsman” dalam bahasa Arab .

Turki Utsmani mendirikan pemerintahan formal dan memperluas wilayah mereka di bawah kepemimpinan Osman I, Orhan, Murad I dan Bayezid I.

Pada 1453, Mehmed II sang Penakluk memimpin Turki Ottoman merebut kota kuno Konstantinopel, ibu kota Kekaisaran Bizantium. Ini mengakhiri pemerintahan 1.000 tahun Kekaisaran Bizantium.

Sultan Mehmed mengganti nama kota Istanbul dan menjadikannya ibu kota baru Kekaisaran Ottoman. Istanbul menjadi pusat perdagangan dan budaya internasional yang dominan.

Mehmed meninggal pada tahun 1481. Putra sulungnya, Bayezid II, menjadi Sultan baru.





Bangkitnya Kekaisaran Ottoman

Pada 1517, putra Bayezid, Selim I, membawa Suriah, Arab, Palestina, dan Mesir di bawah kendali Ottoman.

Kekaisaran Ottoman mencapai puncaknya antara tahun 1520 dan 1566, pada masa pemerintahan Suleiman yang Agung. Periode ini ditandai dengan kekuatan besar, stabilitas dan kekayaan.

Suleiman menciptakan sistem hukum yang seragam dan menyambut berbagai bentuk seni dan sastra. Banyak Muslim menganggap Suleiman sebagai pemimpin agama sekaligus penguasa politik.



Sepanjang pemerintahan Sultan Suleiman, kesultanan diperluas dan mencakup wilayah Eropa Timur.

Negara apa yang menjadi bagian dari Kekaisaran Ottoman?

Pada puncaknya, Kesultanan Utsmaniyah meliputi wilayah-wilayah berikut:

Turki

Yunani

Bulgaria

Mesir

Hungaria
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Al Aswad bin Yazid, dia berkata; Abdullah berkata, Saya pernah mendengar Nabi kalian shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa menjadikan segala macam keinginannya hanya satu, yaitu keinginan tempat kembali (negeri Akhirat), niscaya Allah subhanahu wa ta'ala akan mencukupkan baginya keinginan dunianya. Dan barangsiapa yang keinginannya beraneka ragam pada urusan dunia, maka Allah subhanahu wa ta'ala tidak akan memperdulikan dimanapun ia binasa.

(HR. Ibnu Majah No. 4096)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More