Mbah Harun Diiringi Lantunan Talbiyah saat Menuju Penginapan: Saya Bahagia Sudah Sampai Madinah

Jum'at, 26 Mei 2023 - 20:24 WIB
Jemaah haji tertua Indonesia, Mbah Harun bin Senar, tiba di Madinah pagi tadi sekitar pukul 01.10 WIB. Kedatangan Mbah Harun langsung disambut petugas PPIH. Foto/MCH
MADINAH - Jemaah haji tertua Indonesia, Mbah Harun bin Senar, tiba di Madinah pagi tadi sekitar pukul 01.10 WIB. Kedatangan Mbah Harun langsung disambut petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).

Setibanya di Bandara Internasional Amir Muhammad Bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah, Mbah Harun langsung dibawa menuju bus dengan menggunakan kursi roda.

Bus selanjutnya mengantarkannya ke tempat penginapan di Jawar Taiba Hotel. Duduk di kursi bus nomor 10, Mbah Harun terlihat bahagia. Hal itu terlihat dari ekspresi yang terpancar dari wajahnya. Sebelum bus bergerak menuju Jawar Taiba Hotel, Madinah, lantunan Talbiyah mulai menggema di bus. "Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syarika laka labbaik."



Tampak bibir Mbah Harun bergerak mengikuti lantunan Talbiyah yang dibacakan bersama-sama dengan jemaah haji lainnya. "Saya bahagia sudah sampai ke Madinah," ucap Mbah Harun, Jumat (26/5/2023).

Mbah Harun tercatat sebagai jemaah haji tertua Indonesia karena usianya yang mencapai 119 tahun. Pria asal Pamekasan, Madura tersebut berangkat ke Tanah Suci seorang diri karena istrinya telah meninggal dunia.

Mbah Harun mendaftar haji pada tahun 2017. Ia mendaftar haji bermodalkan hasil menjual tanah di dekat tempat tinggalnya. Daftar di tahun tersebut, Mbah Harun seharusnya baru dapat berangkat pada 2046. Namun, ia mendapatkan kuota prioritas lansia sehingga bisa menunaikan haji pada tahun 2023 ini.
(zik)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Aisyah Ummul Mukminin, bahwa ia berkata:  Sudah biasa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa beberapa hari, hingga kami mengira bahwa beliau akan berpuasa terus. Namun beliau juga biasa berbuka (tidak puasa) beberapa hari hingga kami mengira bahwa beliau akan tidak puasa terus. Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyempurnakan puasanya sebulan penuh, kecuali Ramadhan.  Dan aku juga tidak pernah melihat beliau puasa sunnah dalam sebulan yang lebih banyak daripada puasanya ketika bulan Sya'ban.

(HR. Muslim No. 1956)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More