Nasihat Imam Al-Ghazali usai Ramadan Pergi
loading...

Imam Al Ghazali memberi nasihat indah kepada umat muslim ketika Ramadan telah pergi, dan memasuki bulan baru yakni Bulan Syawal. Foto ilustrasi/ist
A
A
A
Bulan Ramadan 1446 hijiriyah sudah kita tinggalkan, sekarang umat Islam memasuki bulan Syawal bulan kembali ke fitrah.
Imam Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali atau dikenal dengan Imam Al-Ghazali (1.058-1.111) memberi nasihat indah kepada umat muslim dalam kitab populernya Ihya 'Ulumiddin.
Berikut pesannya:
Artinya: "Setelah selesai berpuasa, tanamkanlah dalam hati antara rasa takut (khauf) dan harap (raja'). Karena seseorang tidak tahu, apakah puasanya diterima, sehingga termasuk hamba yang dekat dengan Allah."
"Atau sebaliknya puasanya ditolak, sehingga termasuk orang yang mendapat murka dari-Nya. Hendaklah setiap selesai
beribadah tanamkan rasa seperti itu." (Ihya 'Ulumiddin)
Itulah nasihat singkat Imam Al-Ghazali yang sarat hikmah dan pelajaran berharga. Semoga kita termasuk hamba yang dikaruniai rahmat dan ampunan Allah.
Imam Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali atau dikenal dengan Imam Al-Ghazali (1.058-1.111) memberi nasihat indah kepada umat muslim dalam kitab populernya Ihya 'Ulumiddin.
Berikut pesannya:
أن يكون قلبه بعد الإفطار معلقاً مضطرباً
بين الخوف والرجاء إذ ليس يدري أيقبل صومه فهو من المقربين أو يرد عليه فهو من الممقوتين؟ وليكن كذلك في آخر كل عبادة يفرغ منها
بين الخوف والرجاء إذ ليس يدري أيقبل صومه فهو من المقربين أو يرد عليه فهو من الممقوتين؟ وليكن كذلك في آخر كل عبادة يفرغ منها
Artinya: "Setelah selesai berpuasa, tanamkanlah dalam hati antara rasa takut (khauf) dan harap (raja'). Karena seseorang tidak tahu, apakah puasanya diterima, sehingga termasuk hamba yang dekat dengan Allah."
"Atau sebaliknya puasanya ditolak, sehingga termasuk orang yang mendapat murka dari-Nya. Hendaklah setiap selesai
beribadah tanamkan rasa seperti itu." (Ihya 'Ulumiddin)
3 Tingkatan Puasa
Imam Al-Ghazali juga mengemukakan tingkatan orang berpuasa dalam Kitab Ihya 'Ulumuddin: "Ketahuilah, bahwa puasa ada tiga tingkatan: (1) Puasanya orang umum (kebanyakan), (2) Puasa orang khusus, dan (3) Puasa Khusus Al-Khusus.1. Puasa Orang Umum
Sekadar menahan perut (dari makan dan minum) dan kemaluan dari dorongan syahwat atau keinginan berjimak. Tingkatan ini merupakan puasanya kelas awam.2. Puasa Orang Khusus
Menahan pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki, dan semua anggota badan dari berbagai dosa. Tingkatan ini masuk golongan kelas istimewa.3. Puasa Khusus Al-Khusus (Super Khusus)
Yaitu puasanya hati dari hasrat dunia, pikiran tentang dunia, dan menahan diri dari apa pun selain Allah Ta'ala. Tingkatan ini merangkumi puasa di atas dan disempurnakan pula dengan puasa Hati dari semua keinginan lahir dan batin. Inilah tingkatan puasa paling istimewa.Itulah nasihat singkat Imam Al-Ghazali yang sarat hikmah dan pelajaran berharga. Semoga kita termasuk hamba yang dikaruniai rahmat dan ampunan Allah.
Baca Juga
(wid)