Cara Efektif Cegah Demensia, Ajak Jemaah Haji Lansia Bersosialisasi
Selasa, 06 Juni 2023 - 10:33 WIB
JAKARTA - Para pendamping jemaah haji diimbau selalu mengajak mereka yang lanjut usia ( lansia ) untuk bersosialisasi. Cara itu dinilai efektif untuk mencegah demensia atau penurunan daya ingat.
Kabid Kesehatan PPIH Arab Saudi dr. M. Imran mengatakan, berdasarkan laporan petugas pelayanan kesehatan haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ada sejumlah jemaah haji lansia yang mengalami demensia setelah tiba di Madinah.
"Jemaah haji lansia yang mengalami disorientasi seperti kasus jemaah haji minta pulang saat di pesawat, kemudian ada beberapa kasus jemaah haji yang sudah tiba di Tanah Suci masih menganggap berada di kampungnya terjadi karena demensia," ujarnya, Senin (5/6/2023).
Demensia biasanya diikuti dengan gangguan cara berpikir, seperti disorientasi tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya. Gejala-gejala yang bisa terlihat di awal biasanya seperti mudah lupa, terutama untuk kejadian-kejadian yang baru saja dialami, kemudian sulit mempelajari hal baru, konsentrasi, termasuk sulit mengingat waktu dan tempat, terutama setelah mereka berpindah dari kampungnya ke embarkasi atau ke Tanah Suci.
“Demensia ini merupakan fenomena jemaah haji Indonesia tahun ini karena tahun ini memang jumlah jemaah lansia lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya.
Pada jemaah yang mengalami demensia, kata dia, perlu diberikan stimulasi kognitif. Stimulasi dilakukan dengan mengajak pasien ngobrol dan bersosialisasi. Selanjutnya tenaga kesehatan haji melakukan pendampingan terhadap pasien untuk mencegah terjadinya demensia.
"Jemaah yang mengalami demensia langsung dirujuk ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Madinah untuk mendapatkan terapi stimulasi kognitif. Biasanya setelah terapi ini ingatan pasien akan pulih kembali," katanya.
Namun, setelah pasien pulih harus tetap diwaspadai karena demensia ini sewaktu-waktu bisa muncul terutama disebabkan kelelahan dan dehidrasi. Bagi jemaah lansia sangat disarankan untuk beristirahat yang cukup dan tidak memaksakan diri beraktivitas di luar kegiatan ibadah haji. Hal itu dapat memicu kelelahan ataupun terjadi dehidrasi akibat paparan cuaca panas di Arab Saudi.
“Jemaah lansia memang masih bisa kita cegah terjadinya demensia, artinya jangan sampai menimbulkan gejala disorientasi. Salah satu pencegahannya adalah dengan stimulasi kognitif, caranya bisa dengan mengajak jemaah haji itu bercerita. Para pendamping jemaah diimbau untuk selalu mengajak mereka bersosialisasi, berdoa, zikir bersama, kemudian hindari yang bisa menyebabkan jemaah lansia menjadi lelah,” katanya.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Liliek Marhaendro Susilo memberikan sejumlah imbauan bagi jemaah haji agar lancar dan sehat beribadah haji. Dia mengatakan kepada seluruh jemaah haji Indonesia terutama lansia dan mempunyai risiko tinggi (Risti) kesehatan untuk tidak memaksakan diri melakukan aktivitas fisik yang berlebihan. Sesuaikanlah dengan kemampuan masing-masing dalam beribadah. Kemudian bagi jamaah haji mandiri yang sehat agar turut mengawasi dan memberikan pendamping terhadap jamaah Lansia dan Risti.
"Kami juga minta jemaah haji mewaspadai cuaca panas di Arab Saudi dengan selalu menggunakan alat pelindung diri seperti payung, masker, kaca mata hitam, semprotan air, dan alas kaki, saat berada di luar hotel. Jadi semprotan air pun juga digunakan jika mereka mulai merasa kering di kulitnya supaya tidak terjadi iritasi di kulitnya," ucapnya.
Dia juga mengimbau kepada jemaah haji jangan lupa minum air minimal satu gelas atau 200 ml per jam. Jangan menunggu haus karena di sana jarang merasa haus. Bagi jemaah yang memiliki penyakit komorbid untuk minum obat teratur sesuai anjuran, dan memeriksakan diri secara rutin ke tenaga kesehatan haji.
"Jika ada keluhan badan kurang sehat segera hubungi petugas kesehatan terdekat, siapa pun petugas kesehatannya, supaya nanti bisa segera diberikan tindakan," ujarnya.
Kabid Kesehatan PPIH Arab Saudi dr. M. Imran mengatakan, berdasarkan laporan petugas pelayanan kesehatan haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ada sejumlah jemaah haji lansia yang mengalami demensia setelah tiba di Madinah.
"Jemaah haji lansia yang mengalami disorientasi seperti kasus jemaah haji minta pulang saat di pesawat, kemudian ada beberapa kasus jemaah haji yang sudah tiba di Tanah Suci masih menganggap berada di kampungnya terjadi karena demensia," ujarnya, Senin (5/6/2023).
Demensia biasanya diikuti dengan gangguan cara berpikir, seperti disorientasi tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya. Gejala-gejala yang bisa terlihat di awal biasanya seperti mudah lupa, terutama untuk kejadian-kejadian yang baru saja dialami, kemudian sulit mempelajari hal baru, konsentrasi, termasuk sulit mengingat waktu dan tempat, terutama setelah mereka berpindah dari kampungnya ke embarkasi atau ke Tanah Suci.
“Demensia ini merupakan fenomena jemaah haji Indonesia tahun ini karena tahun ini memang jumlah jemaah lansia lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya.
Pada jemaah yang mengalami demensia, kata dia, perlu diberikan stimulasi kognitif. Stimulasi dilakukan dengan mengajak pasien ngobrol dan bersosialisasi. Selanjutnya tenaga kesehatan haji melakukan pendampingan terhadap pasien untuk mencegah terjadinya demensia.
Baca Juga
"Jemaah yang mengalami demensia langsung dirujuk ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Madinah untuk mendapatkan terapi stimulasi kognitif. Biasanya setelah terapi ini ingatan pasien akan pulih kembali," katanya.
Namun, setelah pasien pulih harus tetap diwaspadai karena demensia ini sewaktu-waktu bisa muncul terutama disebabkan kelelahan dan dehidrasi. Bagi jemaah lansia sangat disarankan untuk beristirahat yang cukup dan tidak memaksakan diri beraktivitas di luar kegiatan ibadah haji. Hal itu dapat memicu kelelahan ataupun terjadi dehidrasi akibat paparan cuaca panas di Arab Saudi.
“Jemaah lansia memang masih bisa kita cegah terjadinya demensia, artinya jangan sampai menimbulkan gejala disorientasi. Salah satu pencegahannya adalah dengan stimulasi kognitif, caranya bisa dengan mengajak jemaah haji itu bercerita. Para pendamping jemaah diimbau untuk selalu mengajak mereka bersosialisasi, berdoa, zikir bersama, kemudian hindari yang bisa menyebabkan jemaah lansia menjadi lelah,” katanya.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Liliek Marhaendro Susilo memberikan sejumlah imbauan bagi jemaah haji agar lancar dan sehat beribadah haji. Dia mengatakan kepada seluruh jemaah haji Indonesia terutama lansia dan mempunyai risiko tinggi (Risti) kesehatan untuk tidak memaksakan diri melakukan aktivitas fisik yang berlebihan. Sesuaikanlah dengan kemampuan masing-masing dalam beribadah. Kemudian bagi jamaah haji mandiri yang sehat agar turut mengawasi dan memberikan pendamping terhadap jamaah Lansia dan Risti.
"Kami juga minta jemaah haji mewaspadai cuaca panas di Arab Saudi dengan selalu menggunakan alat pelindung diri seperti payung, masker, kaca mata hitam, semprotan air, dan alas kaki, saat berada di luar hotel. Jadi semprotan air pun juga digunakan jika mereka mulai merasa kering di kulitnya supaya tidak terjadi iritasi di kulitnya," ucapnya.
Dia juga mengimbau kepada jemaah haji jangan lupa minum air minimal satu gelas atau 200 ml per jam. Jangan menunggu haus karena di sana jarang merasa haus. Bagi jemaah yang memiliki penyakit komorbid untuk minum obat teratur sesuai anjuran, dan memeriksakan diri secara rutin ke tenaga kesehatan haji.
"Jika ada keluhan badan kurang sehat segera hubungi petugas kesehatan terdekat, siapa pun petugas kesehatannya, supaya nanti bisa segera diberikan tindakan," ujarnya.
(rca)
Lihat Juga :