Kiamat Kian Dekat: Satu Tahun Bagaikan Satu Bulan
Selasa, 11 Juli 2023 - 07:27 WIB
Waktu begitu cepat berlalu. Sebentar lagi sudah datang tahun baru 1445 Hijriyah. Benarkah itu pertanda kiamat sudah kian mendekat ? Sebuah hadis dari Abu Hurairah ra disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
‘Tidak akan tiba hari Kiamat hingga… zaman berdekatan.’” (HR Bukhari)
Rasulullah SAW juga bersabda:
“Tidak akan tiba hari Kiamat hingga zaman berdekatan, setahun bagaikan sebulan, sebulan bagaikan sepekan, sepekan bagaikan sehari, sehari bagaikan sejam dan sejam bagaikan terbakarnya pelepah pohon kurma.” (HR Ahmad)
Dr Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil dalam kitab "Asyraathus Saa’ah" menjelaskan bahwa ada beberapa pendapat para ulama tentang makna berdekatannya zaman, di antaranya:
Pertama, maksudnya adalah sedikitnya keberkahan di dalam waktu. Ibnu Hajar dalam Fat-hul Baari mengatakan hal ini telah didapati pada zaman kita sekarang ini. "Karena kita telah menjumpai cepatnya waktu berlalu yang tidak pernah kita temukan pada zaman sebelum kita,” ujarnya.
Kedua, maknanya adalah singkatnya waktu, cepat secara hakiki, hal itu terjadi di akhir zaman.
Peristiwa ini belum terjadi sampai sekarang, hal itu diperkuat oleh riwayat yang menjelaskan bahwa hari-hari ketika Dajjal datang terasa lama, sehingga satu hari bagaikan satu tahun, bagaikan satu bulan dan bagaikan satu pekan. Sebagaimana hari-hari itu terasa lama, maka ia pun bisa terasa singkat. Ini terjadi karena rusaknya tatanan alam, dan telah dekatnya kehancuran dunia.
Ibnu Abi Jamrah mengatakan kemungkinan yang dimaksud dengan dekatnya zaman adalah singkatnya (waktu). Oleh karenanya, maka singkatnya waktu bisa berupa sesuatu yang dapat dirasakan oleh indra atau sesuatu yang maknawi.
Adapun yang bisa dirasakan indra sama sekali belum tampak, mungkin hal itu terjadi sebagai tanda dekatnya Kiamat.
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى… يَتَقَارَبَ الزَّمَانُ.
‘Tidak akan tiba hari Kiamat hingga… zaman berdekatan.’” (HR Bukhari)
Rasulullah SAW juga bersabda:
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَقَارَبَ الزَّمَانُ فَتَكُونَ السَّنَةُ كَالشَّهْرِ، وَيَكُونَ الشَّهْرُ كَالْجُمُعَةِ، وَتَكُونَ الْجُمُعَةُ كَالْيَوْمِ، وَيَكُونَ الْيَوْمُ كَالسَّاعَةِ، وَتَكُونَ السَّاعَةُ كَاحْتِرَاقِ السَّعَفَةِ.
“Tidak akan tiba hari Kiamat hingga zaman berdekatan, setahun bagaikan sebulan, sebulan bagaikan sepekan, sepekan bagaikan sehari, sehari bagaikan sejam dan sejam bagaikan terbakarnya pelepah pohon kurma.” (HR Ahmad)
Dr Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil dalam kitab "Asyraathus Saa’ah" menjelaskan bahwa ada beberapa pendapat para ulama tentang makna berdekatannya zaman, di antaranya:
Pertama, maksudnya adalah sedikitnya keberkahan di dalam waktu. Ibnu Hajar dalam Fat-hul Baari mengatakan hal ini telah didapati pada zaman kita sekarang ini. "Karena kita telah menjumpai cepatnya waktu berlalu yang tidak pernah kita temukan pada zaman sebelum kita,” ujarnya.
Kedua, maknanya adalah singkatnya waktu, cepat secara hakiki, hal itu terjadi di akhir zaman.
Peristiwa ini belum terjadi sampai sekarang, hal itu diperkuat oleh riwayat yang menjelaskan bahwa hari-hari ketika Dajjal datang terasa lama, sehingga satu hari bagaikan satu tahun, bagaikan satu bulan dan bagaikan satu pekan. Sebagaimana hari-hari itu terasa lama, maka ia pun bisa terasa singkat. Ini terjadi karena rusaknya tatanan alam, dan telah dekatnya kehancuran dunia.
Ibnu Abi Jamrah mengatakan kemungkinan yang dimaksud dengan dekatnya zaman adalah singkatnya (waktu). Oleh karenanya, maka singkatnya waktu bisa berupa sesuatu yang dapat dirasakan oleh indra atau sesuatu yang maknawi.
Adapun yang bisa dirasakan indra sama sekali belum tampak, mungkin hal itu terjadi sebagai tanda dekatnya Kiamat.
(mhy)