10 Manfaat Sikap Berbaik Sangka, Nomor Terakhir Membuat Jiwa Tenang
Kamis, 13 Juli 2023 - 19:55 WIB
Berbaik sangka atau sikap husnuzan sangat penting karena dalam menjalani kehidupan. Mengapa? Karena setiap manusia pasti bersinggungan dengan manusia lainnya. Hampir tidak ada satu pun dari manusia yang bisa hidup sendiri. Dia tetap akan membutuhkan manusia lain dalam berbagai kesempatan. Apa sebenarnya sikap husnuzan ini? Mengapa setiap muslim harus bersikap husnuzan dan apa manfaatnya?
Pengertian perilaku husnuzan menurut bahasa berasal dari lafal bahasa Arab 'husnun' yang artinya baik dan 'adzzhonnu' yang artinya prasangka. Kata husnuzan berarti prasangka baik yang merupakan lawan dari su'udzan atau prasangka buruk. Sedangkan secara istilah, husnuzan bisa dimaknai sebagai berbaik sangka terhadap segala ketentuan dan ketetapan Allah yang diberikan kepada manusia.
Allah Ta'ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."(QS. Al-Hujurat : 12).
Beberapa dalil yang menguatkannya, seperti : “Sesungguhnya Allah berkata : Aku sesuai prasangka hambaku padaku. Jika prasangka itu baik, maka kebaikan baginya. Dan apabila prasangka itu buruk, maka keburukan baginya.” (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, dia berkata, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
“Allah Ta'ala berfirman, ‘Aku tergantung persangkaan hamba kepada-Ku. Aku bersamanya kalau dia mengingat-Ku. Kalau dia mengingat-ku pada dirinya, maka Aku mengingatnya pada diri-Ku. Kalua dia mengingat-Ku di keramaian, maka Aku akan mengingatnya di keramaian yang lebih baik dari mereka. Kalau dia mendekat sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Kalau dia mendekat kepada diri-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Kalau dia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari.” (HR. Muslim dan Bukhari)
Sebenarnya banyak sekali keutamaan dari sikap husnuzan ini. Salah satunya, sikap husnuzan akan melahirkan keyakinan bahwa segala kenikmatan dan kebaikan yang diterima manusia berasal dari Allah, sedangkan keburukan yang menimpa manusia disebabkan dosa dan kemaksiatannya.
Husnuzan atau berbaik sangka terhadap sesama manusia, merupakan sikap mental terpuji, yang harus diwujudkan melalui sikap lahir, ucapan dan perbuatan yang baik, diridhai Allah Ta'ala, dan bermanfaat. Husnuzan juga melahirkan sikap saling menghormati antar tetangga.
Dalam sebuah hadis Rasulullah bersabda, “Antara tetangga yang satu dengan yang lainnya hendaknya saling menghormati dan menghargai tetangganya.” (HR. Muslim)
Membangun hubungan baik antara manusia satu dengan manusia lainnya dan lebih khususnya muslim satu dengan muslim lainnya, adalah sesuatu yang harus diperjuangkan dengan sebaik-baiknya. Karena di dalam Alquran Allah SWT, telah menggariskan bahwahi setiap mukmin itu bersaudara, seperti dijelaskan dalam firman Allah :
"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat." (QS. Al-Hujurat Ayat 10).
1. Mendorong manusia untuk selalu makin mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala yang mempunyai kekuasaan dan kehendak yang mutlak dan mempunyai kebijaksanaan, keadilan serta kasih sayang kepada makhluk-Nya.
2. Mendorong manusia untuk berusaha dan beramal dengan sungguh-sungguh untuk mencapai kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat dan mengikuti hukum sebab akibat yang berlaku dan ketetapan Allah Ta'ala.
3. Husnuzan menanamkan sikap tawakkal dalam diri manusia karena menyadari bahwa manusia hanya bisa berusaha dan berdoa, sedangkan hasilnya diserahkan kepada Allah sebagai zat yang menciptakan dan mengatur kehidupan manusia.
4. Sikap husnuzan mendatangkan ketenangan jiwa dan ketentraman hidup karena meyakini apa pun yang terjadi adalah atas kehendak Allah Ta'ala.
5. Manfaat dari berhusnuzan yang pertama akan membuat kita sebagai umat muslim disayang oleh Allah Ta'ala karena menerapkan ajaranNya dengan benar.
6. Hubungan persahabatan dan persaudaraan antara sesama muslim akan lebih baik karena kebiasaan berbaik sangka akan menghindari keretakan hubungan.
7. Keharmonisan hubungan antara sesama muslim akan semakin nampak karena tidak ada berbagai kendala psikologis yang menghambatnya.
8. Menghindarkan rasa penyesalan karena sudah berburuk sangka terhadap sesama yang membuat seseorang menimpakan keburukan kepada oranglain tanpa adanya bukti yang dapat bertanggung jawab.
9. Dengan manfaat husnuzan maka kita juga akan terhindar dari rasa iri hati karena turut menghargai kemajuan yang didapatkan oleh orang lain, walaupun diri kita belum mengalaminya.
10. Membuat jiwa semakin tenang karena terhindar dari keresahan dan hati yang gelap karena dipenuhi dengan prasangka buruk terhadap orang lain.
Wallahu A'lam
Pengertian perilaku husnuzan menurut bahasa berasal dari lafal bahasa Arab 'husnun' yang artinya baik dan 'adzzhonnu' yang artinya prasangka. Kata husnuzan berarti prasangka baik yang merupakan lawan dari su'udzan atau prasangka buruk. Sedangkan secara istilah, husnuzan bisa dimaknai sebagai berbaik sangka terhadap segala ketentuan dan ketetapan Allah yang diberikan kepada manusia.
Allah Ta'ala berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."(QS. Al-Hujurat : 12).
Beberapa dalil yang menguatkannya, seperti : “Sesungguhnya Allah berkata : Aku sesuai prasangka hambaku padaku. Jika prasangka itu baik, maka kebaikan baginya. Dan apabila prasangka itu buruk, maka keburukan baginya.” (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, dia berkata, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
“Allah Ta'ala berfirman, ‘Aku tergantung persangkaan hamba kepada-Ku. Aku bersamanya kalau dia mengingat-Ku. Kalau dia mengingat-ku pada dirinya, maka Aku mengingatnya pada diri-Ku. Kalua dia mengingat-Ku di keramaian, maka Aku akan mengingatnya di keramaian yang lebih baik dari mereka. Kalau dia mendekat sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Kalau dia mendekat kepada diri-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Kalau dia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari.” (HR. Muslim dan Bukhari)
Sebenarnya banyak sekali keutamaan dari sikap husnuzan ini. Salah satunya, sikap husnuzan akan melahirkan keyakinan bahwa segala kenikmatan dan kebaikan yang diterima manusia berasal dari Allah, sedangkan keburukan yang menimpa manusia disebabkan dosa dan kemaksiatannya.
Husnuzan atau berbaik sangka terhadap sesama manusia, merupakan sikap mental terpuji, yang harus diwujudkan melalui sikap lahir, ucapan dan perbuatan yang baik, diridhai Allah Ta'ala, dan bermanfaat. Husnuzan juga melahirkan sikap saling menghormati antar tetangga.
Dalam sebuah hadis Rasulullah bersabda, “Antara tetangga yang satu dengan yang lainnya hendaknya saling menghormati dan menghargai tetangganya.” (HR. Muslim)
Membangun hubungan baik antara manusia satu dengan manusia lainnya dan lebih khususnya muslim satu dengan muslim lainnya, adalah sesuatu yang harus diperjuangkan dengan sebaik-baiknya. Karena di dalam Alquran Allah SWT, telah menggariskan bahwahi setiap mukmin itu bersaudara, seperti dijelaskan dalam firman Allah :
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat." (QS. Al-Hujurat Ayat 10).
Manfaat dan Hikmah Sikap Husnuzan
Dikutip dari berbagai sumber, sikap husnuzan dengan sesama manusia ini memiliki beberapa manfaat dan hikmah, di antaranya:1. Mendorong manusia untuk selalu makin mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala yang mempunyai kekuasaan dan kehendak yang mutlak dan mempunyai kebijaksanaan, keadilan serta kasih sayang kepada makhluk-Nya.
2. Mendorong manusia untuk berusaha dan beramal dengan sungguh-sungguh untuk mencapai kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat dan mengikuti hukum sebab akibat yang berlaku dan ketetapan Allah Ta'ala.
3. Husnuzan menanamkan sikap tawakkal dalam diri manusia karena menyadari bahwa manusia hanya bisa berusaha dan berdoa, sedangkan hasilnya diserahkan kepada Allah sebagai zat yang menciptakan dan mengatur kehidupan manusia.
4. Sikap husnuzan mendatangkan ketenangan jiwa dan ketentraman hidup karena meyakini apa pun yang terjadi adalah atas kehendak Allah Ta'ala.
5. Manfaat dari berhusnuzan yang pertama akan membuat kita sebagai umat muslim disayang oleh Allah Ta'ala karena menerapkan ajaranNya dengan benar.
6. Hubungan persahabatan dan persaudaraan antara sesama muslim akan lebih baik karena kebiasaan berbaik sangka akan menghindari keretakan hubungan.
7. Keharmonisan hubungan antara sesama muslim akan semakin nampak karena tidak ada berbagai kendala psikologis yang menghambatnya.
8. Menghindarkan rasa penyesalan karena sudah berburuk sangka terhadap sesama yang membuat seseorang menimpakan keburukan kepada oranglain tanpa adanya bukti yang dapat bertanggung jawab.
9. Dengan manfaat husnuzan maka kita juga akan terhindar dari rasa iri hati karena turut menghargai kemajuan yang didapatkan oleh orang lain, walaupun diri kita belum mengalaminya.
10. Membuat jiwa semakin tenang karena terhindar dari keresahan dan hati yang gelap karena dipenuhi dengan prasangka buruk terhadap orang lain.
Wallahu A'lam
(wid)