Khutbah Jumat: Ada Apa dengan Hari Asyura?

Jum'at, 28 Juli 2023 - 08:05 WIB
Khutbah Jumat tentang Hari Asyura ini menarik untuk disimak mengingat banyaknya keistimewaan hari tersebut. Foto/ist
Khutbah Jumat kali ini mengangkat tema tentang Hari Asyura yang bertepatan hari ini Jumat, 28 Juli 2023. Salah satu kemuliaan bulan Muharam adalah keberadaan Hari Asyura yang di dalamnya terdapat banyak peristiwa agung.

Rasulullah ﷺ memerintahkan umatnya berpuasa pada hari itu mengingat keutamaannya yang sangat luar biasa. Berikut petikan Khutbah Jumat tentang Hari Asyura dilansir dari laman NU Bontang. Semoga bermanfaat untuk menambah khazanah ilmu dan keimanan kita.

Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْإِيْمَانِ وَالْإِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي الْقُرْآنِ العَظِيْمِ: إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبابِ


Maasyiral Muslimin rahimakumullah!



Saat ini kita tengah berada dalam bulan Muharam. Satu di antara empat bulan yang memiliki status khusus. Al-Qur'an menyebutnya dengan arba'atun hurum. Yakni bulan yang berstatus suci atau mulia. Sebagaimana dalam firman Allah Surat at-Taubah ayat 36:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ


Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram."

Nama Muharam sendiri mengafirmasi arti dari penamaan bulan tersebut yakni bulan haram atau bulan yang dimuliakan. Tujuannya adalah untuk mengukuhkan status keharamamnya (kemuliaannya). Terjadinya pengukuhan ini menurut pendapat as-Sakhawi, beliau mengatakan bahwa orang-orang Arab di masa lalu berpandangan labil terhadap keharaman bulan ini. Terkadang dalam satu tahun mereka menghalalkannya, sedangkan di tahun yang lain mereka mengharamkannya (memuliakannya). Maka dengan nama yang memiliki arti sama dengan statusnya memberikan ikatan kuat pada status bulan Muharram.

Maasyiral Muslimin rahimakumullah!

Bulan Muharram dalam tradisi Jawa kerap disebut sebagai bulan Syuro, yang tak lain penamaannya adalah mengambil dari hari ke sepuluh bulan Muharam yaitu Asyuro. Lantas ada apa dengan hari Asyuro ? Asyuro yang dikenal sebagai hari dengan beberapa bentuk amalan tertentu didalamnya memiliki banyak jejak sejarah.

Di antaranya adalah momentum dimana Allah subhanahu wa ta'ala menyelamatkan Nabiyullah Ibrahim 'alaihissalam dari kobaran api, Allah mengeluarkan Nabiyullah Yusuf dari penjara, Allah mengeluarkan Nabiyullah Yunus dari perut ikan dan Allah mendaratkan Nabiyullah Nuh dari perahu dengan selamat. Itulah beberapa peristiwa spesial yang pernah terjadi pada hari Asyuro. Maka tak heran jika dalam hari Asyuro banyak amaliyah-amaliyah yang dianjurkan dikerjakan didalamnya.

Dalam teks Hadits Nabi, setidaknya ada dua amaliyah yang dianjurkan untuk dikerjakan saat Asyuro. Pertama adalah anjuran untuk melakukan puasa. Ketika beberapa waktu Nabi ﷺ tinggal di Madinah, beliau mendapati orang-orang Yahudi melaksanakan puasa Asyuro. Mereka ditanya perihal apa yang dilakukan. Orang-orang Yahudi menjawab, "Hari ini Allah memenangkan Musa dan Bani Israil atas Fir'aun dan kami berpuasa sebagai bentuk penghormatan," maka kemudian Baginda Nabi bersabda, "Kami lebih berhak terhadap Musa dari pada kalian. Kemduan Nabi memerintahkan umatnya berpuasa Asyuro.

Perintah ini bukanlah bentuk mengikuti apa yang telah dilakukan kaum Yahudi, tapi ini adalah sebuah sikap bahwa Nabi Muhammad ﷺ adalah utamanya manusia yang lebih berhak terhadap sesama Nabi. Seperti kepada Nabi Musa dan Nabi-nabi yang lainnya dari pada orang-orang Yahudi. Untuk menghindari asumsi bahwa nabi mengekor kepada orang Yahudi beliau memerintahkan berpuasa tidak hanya tanggal Asyuro saja, sebagaimana keterangan dalam Hadis berikut:

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ صُوْمُوْا يَوْمَ عَاشُرَاءَ وَ خَالِفُوْا فِيْهِ الْيَهُوْدَ صُوْمُوْا قَبْلَهُ يَوْمًا اَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا (رواه احمد)

Artinya: "Rasulullah ﷺ bersabda: Puasalah kalian di hari Asyuro dan berbedalah dengan orang Yahudi, puasalah kalian satu hari sebelumnya atau satu hari setelahnya." (HR Ahmad)

Maasyiral Muslimin rahimakumullah!

Adapun keutamaan puasa Asyuro, sebagaimana disampaikan oleh Baginda Nabi dalam hadisnya. Mengamalkan puasa Asyuro dapat menghapus kesalahan dalam satu tahun.

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ اَلسَّنَةَ اَلْمَاضِيَةَ
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الۡاَرۡضِ‌ؕ وَاِنۡ تُبۡدُوۡا مَا فِىۡۤ اَنۡفُسِكُمۡ اَوۡ تُخۡفُوۡهُ يُحَاسِبۡكُمۡ بِهِ اللّٰهُ‌ؕ فَيَـغۡفِرُ لِمَنۡ يَّشَآءُ وَيُعَذِّبُ مَنۡ يَّشَآءُ‌ ؕ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيۡرٌ
Milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu nyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu sembunyikan, niscaya Allah memperhitungkannya (tentang perbuatan itu) bagimu. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

(QS. Al-Baqarah Ayat 284)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More