8 Ulama Besar Arab Saudi Keturunan Indonesia
Jum'at, 28 Juli 2023 - 23:54 WIB
Ulama besar Arab Saudi keturunan Indonesia cukup banyak dan pernah aktig sebagai pengajar di Masjidil Haram Makkah maupun guru besar di Universitas Islam Madinah. Kiprah mereka sebagai ulama di Arab Saudi tentu membawa harum nama Indonesia.
Siapa saja mereka? Mari simak ulasan berikut ini. Perlu diketahui, Arab Saudi meskipun menganut madzhab Hambali (Imam Ahmad bin Hanbal), namun pemerintah masih memberi kelonggaran bagi umat Islam untuk belajar ilmu fikih perbandingan mazhab.
Sehingga banyak ulama Indonesia mengajarkan fiqih mazhab Syafi'i di Masjidil Haram Makkah. Bahkan ada yang dipercaya menjadi Imam besar di Masjid suci tersebut. Seperti Syaikh Nawawi bin Umar Al-Bantani (wafat 1314 H atau 1897 M)
Berikut deretan Ulama Besar Arab Saudi Keturunan Indonesia:
1. Syaikh Muhammad Yasin Al-Fadani (Wafat 1990 M)
Syaikh Yasin Al-Fadani bernama lengkap Muhammad Yasin bin Muhammad Isa Al-Fadani (1915-1990), salah satu ulama Arab Saudi kelahiran Makkah. Beliau adalah Mufti (pemberi fatwa) Mazhab Syafi'i di Makkah. Dikenal sebagai ahli sanad Hadis, ilmu falak yang dijuluki Musnid Dunia (Musnid Ad-Dunya). Meski lahir dan besar di Makkah, Syaikh Yasin Al-Fadani sangat mencintai tanah leluhurnya, Padang Sumatera Barat.
Syaikh Yasin pernah menjabat sebagai wakil direktur Madrasah Darul Ulum Mekkah. Di samping itu mengajar di berbagai tempat termasuk di Masjidil Haram. Guru Syaikh Yasin Al-Fadani mencapai lebih dari 700 orang. Beliau juga pernah menghadiri Muktamar NU pada Tahun 1979 dan melakukan kunjungan ke beberapa pondok pesantren di Pulau Jawa.
2. Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi (Wafat 1916 M)
Ulama Arab Saudi yang berasal dari Indonesia berikutnya adalah Syaikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi. Nama lengkap beliau Ahmad Khatib bin Abdul Lathif bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdul Aziz al-Khathib. Beliau lahir Tahun 1276 H (1860 Masehi) di Koto Tuo, Balai Gurah, IV Angkek, Agam, Sumatera Barat.
Kealiman Syaikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi dibuktikan dengan diangkatnya beliau sebagai imam sekaligus pengajar di Masjidil Haram Makkah. Jabatan ini hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang memiliki keilmuan yang tinggi. Syaikh Ahmad Khatib dikenal sebagai ulama yang menguasai ilmu fiqih, sejarah, aljabar, ilmu falak, ilmu hitung, dan ilmu ukur (geometri). Beliau wafat di Makkah Arab Saudi pada 1334 H (1916 M).
3. Syaikh Junaid Al-Betawi (Wafat 1840 M)
Syaikh Junaid Al-Betawi sangat terkenal di Arab Saudi sejak menjadi imam besar di Masjidil Haram pada Abad 18 akhir hingga awal Abad 19. Beliau juga pengajar Mazhab Syafi'i di Tanah Haram. Ulama kelahiran Pekojan (Jakarta) ini merupakan sosok ulama berpengaruh di Makkah.
Karena luasnya pengetahuan Syaikh Junaid, warga Makkah menggelarinya Syaikhul Masyayikh (guru dari segala guru para ulama Mazhab Syafi'i). Kepopuleran Syaikh Junaid Al-Betawi tidak hanya membuat harum nama Indonesia, nama Betawi pun ikut masyhur di Tanah Suci. Alwi Shahab, budayawan Betawi, menulis 1840 M sebagai tahun wafat Syaikh Junaid di usianya yang ke-100 tahun di Tanah Suci.
4. Syaikh Mahfudz at-Tarmasi (Wafat 1920 M)
Syaikh Mahfudz at-Tarmasi adalah seorang ulama Arab Saudi yang menjadi pengajar atau guru di Masjidil Haram Makkah, Arab Saudi. Beliau termasuk ulama Indonesia yang diizinkan mengajar di Masjidil Haram karena keluasan ilmu dan kealimannya.
Syaikh Mahfudz lahir pada 1258 H (1842 M) di Desa Tremas, Kecamatan Arjosari, Kabupaten, Pacitan, Jawa Timur. Belia bernama lengkap Muhammad Mahfudz bin Abdullah bin Abdul Manan bin Dipomenggolo at Tarmasi al-Jawi atau kerap disapa dengan Syaikh Mahfudz at-Tarmasi. Beliau adalah ulama 'alim 'allamah, pengarang kitab terpopuler di kalangan pesantren di Indonesia yaitu I'anathut Thalibin syarah kitab Fathul Mu'in yang selesai ditulis bulan Syawal 1300 H.
5. Syaikh Nawawi Al-Bantani (Wafat 1897 M)
Sosok ulama berikutnya adalah Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar Al-Bantani. Beberapa julukan kehormatan dari Saudi Arabia, Mesir dan Suriah kepada beliau di antaranya Sayyidu 'Ulama al-Hijaz (pemuka ulama Hijaz), Al-Mufti (pemberi fatwa), dan Al-Faqih (pakar ilmu fikih).
Syaikh Nawawi A-Bantani pernah menjadi imam besar di Masjidil Haram Makkah. Darah ulama diturunkan dari ayahnya yaitu Umar Syaikh Arabi. Ulama kelahiran Tahun 1230 H (1815 M) di Kampung Tanara, Kabupaten Serang Banten ini sangat produktif menulis kitab. Beliau memperdalam ilmu agama di Makkah selama kurang lebih 30 tahun. Ada sekitar 115 kitab ditulisnya meliputi ilmu fikih, tauhid, tafsir, tasawuf dan hadis. Syaikh Nawawi Al-Bantani wafat di Makkah pada 1897 M.
6. Syaikh Abdul Hamid Khatib (Wafat 1961 M)
Syaikh Abdul Hamid Khatib (1898-1961 M) adalah putra Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, seorang imam Masjidil Haram asal Sumatera Barat. Syaikh Abdul Hamid Khatib pernah menjadi duta besar pertama Kerajaan Arab Saudi untuk Pakistan. Beliau juga dikenal sebagai penulis tafsir Al-Qquran dan penyair.
Sebelum menjadi diplomat, Syaikh Abdul Hamid Khatib aktif sebagai pengajar di Masjidil Haram. Setelah mengundurkan diri dari duta besar Arab Saudi, beliau menghabiskan sisa usianya di salah desa di Damaskus Suriah hingga wafat di Tahun 1961.
7. Syaikh Anis Thahir Al-Andunisy (Lahir 1378 H)
Syaikh Anis Thahir Al-Andunisy adalah seorang guru besar Ilmu Hadis di Universitas Islam Madinah dan pengajar tetap di Halaqah Masjid Nabawi. Syaikh bergelar profesor itu dilahirkan di Makkah pada 1378 H. Beliau merupakan anak seorang perantau asal Indonesia. Ayahnya kelahiran Krui Jawa Lampung, sementara ibu, cucu dari seorang perantau berdarah Semarang, Jawa Tengah.
Karena alasan pekerjaan, sang ayah pindah ke Jeddah. Di Jeddah, Syaikh Anis Thahir menghabiskan masa kecilnya untuk menimba ilmu di majelis para ulama. Pada akhir Tahun 1433 H, Syaikh Anis ditetapkan sebagai guru besar di bidang ilmu Hadits. Beliau termasuk dosen yang produktif menghasilkan berbagai karya baik dalam bentuk buku atau risalah berupa makalah ilmiah.
8. Syaikh Abdullah bin Muhammad Hasan Dumfu (57 Tahun)
Sosok ulama yang satu ini dikenal low profile. Keengganan beliau untuk terkenal dan populer membuat banyak orang tidak bisa mengambil banyak faedah dari ilmu dan majelis ilmu beliau, kecuali mahasiswa Universitas Thaibah, Madinah. Syaikh Abdullah bin Muhammad lahir Tahun 1378 H di Kota Thaif, sebelah tenggara Kota Mekah.
Orangtua beliau berasal dari Kabupaten Dompu (Dumfu) di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Beliau merupakan alumni Doktor dari Universitas Muhammad bin Su'ud Al-Islamiyah, Riyadh. Pernah juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan Dekan Pasca Sarjana di Universitas Thaibah Madinah.
Itulah sederet ulama Arab Saudi keturunan Indonesia yang perlu kita ketahui. Kiprah mereka menebarkan ilmu layak diteladani hingga mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Semoga Allah merahamati dan kelak mengumpulkan mereka dengan kaum shalihin.
Siapa saja mereka? Mari simak ulasan berikut ini. Perlu diketahui, Arab Saudi meskipun menganut madzhab Hambali (Imam Ahmad bin Hanbal), namun pemerintah masih memberi kelonggaran bagi umat Islam untuk belajar ilmu fikih perbandingan mazhab.
Sehingga banyak ulama Indonesia mengajarkan fiqih mazhab Syafi'i di Masjidil Haram Makkah. Bahkan ada yang dipercaya menjadi Imam besar di Masjid suci tersebut. Seperti Syaikh Nawawi bin Umar Al-Bantani (wafat 1314 H atau 1897 M)
Berikut deretan Ulama Besar Arab Saudi Keturunan Indonesia:
1. Syaikh Muhammad Yasin Al-Fadani (Wafat 1990 M)
Syaikh Yasin Al-Fadani bernama lengkap Muhammad Yasin bin Muhammad Isa Al-Fadani (1915-1990), salah satu ulama Arab Saudi kelahiran Makkah. Beliau adalah Mufti (pemberi fatwa) Mazhab Syafi'i di Makkah. Dikenal sebagai ahli sanad Hadis, ilmu falak yang dijuluki Musnid Dunia (Musnid Ad-Dunya). Meski lahir dan besar di Makkah, Syaikh Yasin Al-Fadani sangat mencintai tanah leluhurnya, Padang Sumatera Barat.
Syaikh Yasin pernah menjabat sebagai wakil direktur Madrasah Darul Ulum Mekkah. Di samping itu mengajar di berbagai tempat termasuk di Masjidil Haram. Guru Syaikh Yasin Al-Fadani mencapai lebih dari 700 orang. Beliau juga pernah menghadiri Muktamar NU pada Tahun 1979 dan melakukan kunjungan ke beberapa pondok pesantren di Pulau Jawa.
2. Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi (Wafat 1916 M)
Ulama Arab Saudi yang berasal dari Indonesia berikutnya adalah Syaikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi. Nama lengkap beliau Ahmad Khatib bin Abdul Lathif bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdul Aziz al-Khathib. Beliau lahir Tahun 1276 H (1860 Masehi) di Koto Tuo, Balai Gurah, IV Angkek, Agam, Sumatera Barat.
Kealiman Syaikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi dibuktikan dengan diangkatnya beliau sebagai imam sekaligus pengajar di Masjidil Haram Makkah. Jabatan ini hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang memiliki keilmuan yang tinggi. Syaikh Ahmad Khatib dikenal sebagai ulama yang menguasai ilmu fiqih, sejarah, aljabar, ilmu falak, ilmu hitung, dan ilmu ukur (geometri). Beliau wafat di Makkah Arab Saudi pada 1334 H (1916 M).
3. Syaikh Junaid Al-Betawi (Wafat 1840 M)
Syaikh Junaid Al-Betawi sangat terkenal di Arab Saudi sejak menjadi imam besar di Masjidil Haram pada Abad 18 akhir hingga awal Abad 19. Beliau juga pengajar Mazhab Syafi'i di Tanah Haram. Ulama kelahiran Pekojan (Jakarta) ini merupakan sosok ulama berpengaruh di Makkah.
Karena luasnya pengetahuan Syaikh Junaid, warga Makkah menggelarinya Syaikhul Masyayikh (guru dari segala guru para ulama Mazhab Syafi'i). Kepopuleran Syaikh Junaid Al-Betawi tidak hanya membuat harum nama Indonesia, nama Betawi pun ikut masyhur di Tanah Suci. Alwi Shahab, budayawan Betawi, menulis 1840 M sebagai tahun wafat Syaikh Junaid di usianya yang ke-100 tahun di Tanah Suci.
4. Syaikh Mahfudz at-Tarmasi (Wafat 1920 M)
Syaikh Mahfudz at-Tarmasi adalah seorang ulama Arab Saudi yang menjadi pengajar atau guru di Masjidil Haram Makkah, Arab Saudi. Beliau termasuk ulama Indonesia yang diizinkan mengajar di Masjidil Haram karena keluasan ilmu dan kealimannya.
Syaikh Mahfudz lahir pada 1258 H (1842 M) di Desa Tremas, Kecamatan Arjosari, Kabupaten, Pacitan, Jawa Timur. Belia bernama lengkap Muhammad Mahfudz bin Abdullah bin Abdul Manan bin Dipomenggolo at Tarmasi al-Jawi atau kerap disapa dengan Syaikh Mahfudz at-Tarmasi. Beliau adalah ulama 'alim 'allamah, pengarang kitab terpopuler di kalangan pesantren di Indonesia yaitu I'anathut Thalibin syarah kitab Fathul Mu'in yang selesai ditulis bulan Syawal 1300 H.
5. Syaikh Nawawi Al-Bantani (Wafat 1897 M)
Sosok ulama berikutnya adalah Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar Al-Bantani. Beberapa julukan kehormatan dari Saudi Arabia, Mesir dan Suriah kepada beliau di antaranya Sayyidu 'Ulama al-Hijaz (pemuka ulama Hijaz), Al-Mufti (pemberi fatwa), dan Al-Faqih (pakar ilmu fikih).
Syaikh Nawawi A-Bantani pernah menjadi imam besar di Masjidil Haram Makkah. Darah ulama diturunkan dari ayahnya yaitu Umar Syaikh Arabi. Ulama kelahiran Tahun 1230 H (1815 M) di Kampung Tanara, Kabupaten Serang Banten ini sangat produktif menulis kitab. Beliau memperdalam ilmu agama di Makkah selama kurang lebih 30 tahun. Ada sekitar 115 kitab ditulisnya meliputi ilmu fikih, tauhid, tafsir, tasawuf dan hadis. Syaikh Nawawi Al-Bantani wafat di Makkah pada 1897 M.
6. Syaikh Abdul Hamid Khatib (Wafat 1961 M)
Syaikh Abdul Hamid Khatib (1898-1961 M) adalah putra Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, seorang imam Masjidil Haram asal Sumatera Barat. Syaikh Abdul Hamid Khatib pernah menjadi duta besar pertama Kerajaan Arab Saudi untuk Pakistan. Beliau juga dikenal sebagai penulis tafsir Al-Qquran dan penyair.
Sebelum menjadi diplomat, Syaikh Abdul Hamid Khatib aktif sebagai pengajar di Masjidil Haram. Setelah mengundurkan diri dari duta besar Arab Saudi, beliau menghabiskan sisa usianya di salah desa di Damaskus Suriah hingga wafat di Tahun 1961.
7. Syaikh Anis Thahir Al-Andunisy (Lahir 1378 H)
Syaikh Anis Thahir Al-Andunisy adalah seorang guru besar Ilmu Hadis di Universitas Islam Madinah dan pengajar tetap di Halaqah Masjid Nabawi. Syaikh bergelar profesor itu dilahirkan di Makkah pada 1378 H. Beliau merupakan anak seorang perantau asal Indonesia. Ayahnya kelahiran Krui Jawa Lampung, sementara ibu, cucu dari seorang perantau berdarah Semarang, Jawa Tengah.
Karena alasan pekerjaan, sang ayah pindah ke Jeddah. Di Jeddah, Syaikh Anis Thahir menghabiskan masa kecilnya untuk menimba ilmu di majelis para ulama. Pada akhir Tahun 1433 H, Syaikh Anis ditetapkan sebagai guru besar di bidang ilmu Hadits. Beliau termasuk dosen yang produktif menghasilkan berbagai karya baik dalam bentuk buku atau risalah berupa makalah ilmiah.
8. Syaikh Abdullah bin Muhammad Hasan Dumfu (57 Tahun)
Sosok ulama yang satu ini dikenal low profile. Keengganan beliau untuk terkenal dan populer membuat banyak orang tidak bisa mengambil banyak faedah dari ilmu dan majelis ilmu beliau, kecuali mahasiswa Universitas Thaibah, Madinah. Syaikh Abdullah bin Muhammad lahir Tahun 1378 H di Kota Thaif, sebelah tenggara Kota Mekah.
Orangtua beliau berasal dari Kabupaten Dompu (Dumfu) di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Beliau merupakan alumni Doktor dari Universitas Muhammad bin Su'ud Al-Islamiyah, Riyadh. Pernah juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan Dekan Pasca Sarjana di Universitas Thaibah Madinah.
Itulah sederet ulama Arab Saudi keturunan Indonesia yang perlu kita ketahui. Kiprah mereka menebarkan ilmu layak diteladani hingga mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Semoga Allah merahamati dan kelak mengumpulkan mereka dengan kaum shalihin.
(rhs)