Fadhilah Surat Yasin Ayat 9 dan Latar Belakang Turunnya
Senin, 14 Agustus 2023 - 17:01 WIB
Fadhilah Surat Yasin ayat 9 mengungkap gambaran orang musyrik yang selalu berada dalam penjara kebodohan, seolah-olah hati mereka dipisahkan oleh dinding, sehingga mereka tidak bisa berpikir dan merenungkan dalil-dalil kebenaran ajaran yang dibawa rasul.
Allah SWT berfirman:
Waja'alnaa mimm baiyni aydiihim saddan wamin khalfihim saddann fa aghsyainaahum fahum laa yubshiruuun
Artinya: Dan Kami jadikan di hadapan mereka sekat (dinding) dan di belakang mereka juga sekat, dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat. ( QS Yasin ayat 9).
Dalam tafsir Kementerian Agama disebutkan bahwa orang-orang yang tidak beriman itu memandang baik perbuatan jahat yang mereka kerjakan. Hal demikian menyebabkan mereka menjadi sombong, sehingga mereka enggan mengikuti ajaran rasul. Pikirannya tertutup dari kebenaran, dari apa yang dapat mendatangkan manfaat.
Oleh karena itu, tidak ada yang bisa mereka pahami kecuali apa yang telah diwariskan dari nenek moyang mereka.
Ringkasnya, mereka selalu berada dalam penjara kebodohan, seolah-olah hati mereka dipisahkan oleh dinding, sehingga mereka tidak bisa berpikir dan merenungkan dalil-dalil kebenaran ajaran yang dibawa rasul.
Ada pula yang mengartikan dinding yang menghalangi itu dengan hijab; hingga berarti Allah menjadikan hijab yang menghalangi orang-orang musyrik untuk menyakiti Rasul. Sedang mata yang tertutup diartikan, mereka tidak bisa mengindra dengan baik sesuatu yang dilihatnya, dan tidak satu pun petunjuk yang dapat meluruskan pikiran mereka.
Dalam buku 'Asbabun Nuzul: Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-Ayat Al-Qur'an' yang diterbitkan Diponegoro Bandung disebutkan Surat Yasin ayat 9 turun pada saat Abu Jahal berencana mencelakai Nabi Muhammad SAW.
Abu Jahal merupakan orang kafir yang selalu mencari cara mencelakai Rasulullah SAW, terutama setelah Beliau mendakwahkan Islam. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Ikrimah, dikemukakan bahwa Abu Jahal berkata, "Sekiranya aku bertemu dengan Muhammad, pasti aku akan berbuat (mencelakainya)."
Ketika Nabi Muhammad berada di sekitar Abu Jahal, orang-orang menunjukkan bahwa Muhammad berada di sisinya. Akan tetapi Abu Jahal tetap bertanya-tanya: "Mana dia?" Karena tidak dapat melihatnya.
Ayat ini turun sebagai penjelasan bahwa pandangan Abu Jahal saat itu ditutup oleh Allah sehingga tidak dapat melihat Nabi Muhammad SAW. Itulah sebab-sebab turunnya (asbabun nuzul) surat Yasin ayat 8 dan 9.
Surat Yasin ayat 9 memiliki makna mendalam tentang terhalangnya kebenaran bagi orang-orang yang hatinya digelapkan dan diliputi kebencian serta kesombongan.
Surat Yasin merupakan surat ke-38 dalam Al-Qur'an. Surat berjumlah 83 ayat itu masuk dalam surat Makiyah atau yang diturunkan di Makkah. Arti surat itu hanya Allah yang tahu, namun sebagian ulama tafsir menakwil arti surat Yasin itu dengan nama Nabi Muhammad SAW yakni Yaa Insaanu merujuk kepada Baginda Nabi SAW.
Allah SWT berfirman:
وَجَعَلْنَا مِنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَدًّا وَّمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَاَغْشَيْنٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ
Waja'alnaa mimm baiyni aydiihim saddan wamin khalfihim saddann fa aghsyainaahum fahum laa yubshiruuun
Artinya: Dan Kami jadikan di hadapan mereka sekat (dinding) dan di belakang mereka juga sekat, dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat. ( QS Yasin ayat 9).
Dalam tafsir Kementerian Agama disebutkan bahwa orang-orang yang tidak beriman itu memandang baik perbuatan jahat yang mereka kerjakan. Hal demikian menyebabkan mereka menjadi sombong, sehingga mereka enggan mengikuti ajaran rasul. Pikirannya tertutup dari kebenaran, dari apa yang dapat mendatangkan manfaat.
Oleh karena itu, tidak ada yang bisa mereka pahami kecuali apa yang telah diwariskan dari nenek moyang mereka.
Ringkasnya, mereka selalu berada dalam penjara kebodohan, seolah-olah hati mereka dipisahkan oleh dinding, sehingga mereka tidak bisa berpikir dan merenungkan dalil-dalil kebenaran ajaran yang dibawa rasul.
Ada pula yang mengartikan dinding yang menghalangi itu dengan hijab; hingga berarti Allah menjadikan hijab yang menghalangi orang-orang musyrik untuk menyakiti Rasul. Sedang mata yang tertutup diartikan, mereka tidak bisa mengindra dengan baik sesuatu yang dilihatnya, dan tidak satu pun petunjuk yang dapat meluruskan pikiran mereka.
Dalam buku 'Asbabun Nuzul: Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-Ayat Al-Qur'an' yang diterbitkan Diponegoro Bandung disebutkan Surat Yasin ayat 9 turun pada saat Abu Jahal berencana mencelakai Nabi Muhammad SAW.
Abu Jahal merupakan orang kafir yang selalu mencari cara mencelakai Rasulullah SAW, terutama setelah Beliau mendakwahkan Islam. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Ikrimah, dikemukakan bahwa Abu Jahal berkata, "Sekiranya aku bertemu dengan Muhammad, pasti aku akan berbuat (mencelakainya)."
Ketika Nabi Muhammad berada di sekitar Abu Jahal, orang-orang menunjukkan bahwa Muhammad berada di sisinya. Akan tetapi Abu Jahal tetap bertanya-tanya: "Mana dia?" Karena tidak dapat melihatnya.
Ayat ini turun sebagai penjelasan bahwa pandangan Abu Jahal saat itu ditutup oleh Allah sehingga tidak dapat melihat Nabi Muhammad SAW. Itulah sebab-sebab turunnya (asbabun nuzul) surat Yasin ayat 8 dan 9.
Surat Yasin ayat 9 memiliki makna mendalam tentang terhalangnya kebenaran bagi orang-orang yang hatinya digelapkan dan diliputi kebencian serta kesombongan.
Surat Yasin merupakan surat ke-38 dalam Al-Qur'an. Surat berjumlah 83 ayat itu masuk dalam surat Makiyah atau yang diturunkan di Makkah. Arti surat itu hanya Allah yang tahu, namun sebagian ulama tafsir menakwil arti surat Yasin itu dengan nama Nabi Muhammad SAW yakni Yaa Insaanu merujuk kepada Baginda Nabi SAW.
(mhy)