Ramadhan Momentum Tepat Mengikis Sifat Merasa Paling
Kamis, 30 April 2020 - 03:35 WIB
Salah satu fadhillah Ramadhan adalah yarmidhudz dzunuub (membakar dosa-dosa). Kesalahan dan dosa yang sering dipertontonkan manusia adalah sifat "merasa paling". Inilah sifat yang harus kita tobati di bulan mulia ini.
Ustaz Farid Nu'man Hasan, dai Lulusan Sastra Arab Universitas Indonesia mengemukakan beberapa dosa dan kesalahan sifat "merasa paling" yang sering ditemui di masa sekarang.
1. Merasa Paling Suci.
Kesalahan "merasa paling suci", padahal yang diperintah adalah mensucikan diri (wallahu yuhibbul muththahhiriin).
2. Merasa Paling Tahu.
Kesalahan "merasa paling tahu", sebab yang diperintahkan adalah belajar (fa'lam annahu laa ilaaha illallah).
3. Merasa Paling Benar.
Kesalahan "merasa paling benar", padahal manusia diperintah mengikuti kebenaran dan hidup bersama orang-orang benar. (wa kuunuu ma'ash shaadiqiin).
4. Merasa Paling Sunnah.
Kesalahan "merasa paling sunnah", sebab yang diperintahkan adalah meneladani Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pada semua sisi kehidupan, bukan hanya peribadatan saja (laqad kaana lakum fi rasuulillahi uswatun hasanah).
5. Merasa Hebat dan Kuat.
Kesalahan "merasa hebat dan kuat", sebab kekuatan itu hanya milik Allah, Rasul, dan orang-orang beriman (wa lillahil 'izzah wa lirasuulihi wa lil mu’miniin).
6. Merasa Paling Salaf.
Kesalahan "merasa paling salaf", sebab yang diperintahkan adalah ittiba'us salaf, bukan mengaku-ngaku salaf. ('alaikum bisunnatiy wa sunnati khulafaa ar rasyidiin min ba’diy).
Hendaknya seorang muslim menjauhi sifat tersebut. Allah Ta'ala berfirman:
فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ
"Maka, janganlah kalian merasa suci atas diri kalian, Dialah yang mengetahui siapa orang yang bertaqwa". (QS. An Najm: ayat 32)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
اذا قال الرجل هلك الناس فهو أهلكهم
"Jika ada seseorang yang berkata 'manusia telah rusak' maka dialah yang lebih rusak dari mereka. (HR. Muslim No. 2623).
Imam Ibnu Abdil Bar rahimahullah berkata makna hadis ini menurut para ulama adalah perkataan seseorang yang merendahkan dan mencela manusia serta kagum terhadap diri sendiri. Jika perkataan pada hadis ini dimaksudkan sebagai keprihatinan, kesedihan, dan rasa khawatir atas mereka lantaran keburukan yang mereka lihat dari perilaku manusia, maka itu bukan termasuk makna hadis ini.
Perbedaan kedua hal ini adalah untuk jenis pertama, dia menunjukkan begitu cinta dan 'ujub/kagum atas dirinya, serta dengki kepada orang yang di atasnya, dan merendahkan manusia yang di bawahnya. Jenis kedua, dia tidak suka jika dirinya ikut melakoni keburukan yang disukai orang lain. (At Tamhid, 21/242).
Wallahu A'lam Bish Showab
Ustaz Farid Nu'man Hasan, dai Lulusan Sastra Arab Universitas Indonesia mengemukakan beberapa dosa dan kesalahan sifat "merasa paling" yang sering ditemui di masa sekarang.
1. Merasa Paling Suci.
Kesalahan "merasa paling suci", padahal yang diperintah adalah mensucikan diri (wallahu yuhibbul muththahhiriin).
2. Merasa Paling Tahu.
Kesalahan "merasa paling tahu", sebab yang diperintahkan adalah belajar (fa'lam annahu laa ilaaha illallah).
3. Merasa Paling Benar.
Kesalahan "merasa paling benar", padahal manusia diperintah mengikuti kebenaran dan hidup bersama orang-orang benar. (wa kuunuu ma'ash shaadiqiin).
4. Merasa Paling Sunnah.
Kesalahan "merasa paling sunnah", sebab yang diperintahkan adalah meneladani Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pada semua sisi kehidupan, bukan hanya peribadatan saja (laqad kaana lakum fi rasuulillahi uswatun hasanah).
5. Merasa Hebat dan Kuat.
Kesalahan "merasa hebat dan kuat", sebab kekuatan itu hanya milik Allah, Rasul, dan orang-orang beriman (wa lillahil 'izzah wa lirasuulihi wa lil mu’miniin).
6. Merasa Paling Salaf.
Kesalahan "merasa paling salaf", sebab yang diperintahkan adalah ittiba'us salaf, bukan mengaku-ngaku salaf. ('alaikum bisunnatiy wa sunnati khulafaa ar rasyidiin min ba’diy).
Hendaknya seorang muslim menjauhi sifat tersebut. Allah Ta'ala berfirman:
فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ
"Maka, janganlah kalian merasa suci atas diri kalian, Dialah yang mengetahui siapa orang yang bertaqwa". (QS. An Najm: ayat 32)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
اذا قال الرجل هلك الناس فهو أهلكهم
"Jika ada seseorang yang berkata 'manusia telah rusak' maka dialah yang lebih rusak dari mereka. (HR. Muslim No. 2623).
Imam Ibnu Abdil Bar rahimahullah berkata makna hadis ini menurut para ulama adalah perkataan seseorang yang merendahkan dan mencela manusia serta kagum terhadap diri sendiri. Jika perkataan pada hadis ini dimaksudkan sebagai keprihatinan, kesedihan, dan rasa khawatir atas mereka lantaran keburukan yang mereka lihat dari perilaku manusia, maka itu bukan termasuk makna hadis ini.
Perbedaan kedua hal ini adalah untuk jenis pertama, dia menunjukkan begitu cinta dan 'ujub/kagum atas dirinya, serta dengki kepada orang yang di atasnya, dan merendahkan manusia yang di bawahnya. Jenis kedua, dia tidak suka jika dirinya ikut melakoni keburukan yang disukai orang lain. (At Tamhid, 21/242).
Wallahu A'lam Bish Showab
(rhs)