Dianggap Budaya Arab, China Gencar Kampanye Sinisasi Masjid-Masjid
Rabu, 20 September 2023 - 17:45 WIB
Partai Komunis China atau PKC kian gencar melakukan kampanye Sinisasi masjid-masjid Muslim Hui di seluruh Tiongkok. Masjid-masjid kuno dan terkenal telah dirusak untuk menghilangkan elemen arsitektur “Arab” dan menggantinya dengan elemen “Tionghoa”. Dengan kata lain, PKC ingin agar masjid tidak terlihat seperti masjid.
Sinisasi adalah proses akulturasi atau asimilasi masyarakat atau kelompok non-Tionghoa ke dalam kebudayaan Tiongkok. Laman Bitter Winter 18 September lalu melaporkan rencana tersebut disusun dengan hati-hati. Masjid-masjid yang terkenal secara internasional pada awalnya tidak terkena proyek ini. China tampaknya berhitung risikonya jika dunia Islam marah.
Karena alasan ini, Masjid Shadian yang megah di Yunnan termasuk yang terakhir disinisasi. Ketika Masjid Shadian dirusak, Masjid Xiguan di Gansu tetap menjadi tempat ibadah Muslim penting terakhir di Tiongkok Barat Laut yang belum disinisasi.
Masjid Xiguan terletak di kota Lanzhou, ibu kota dan kota terbesar di provinsi Gansu, dan awalnya dibangun antara akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17 di bawah Dinasti Ming. Ini mengalami renovasi besar-besaran dua kali pada zaman Qing. Bangunan ini dihancurkan seluruhnya selama Revolusi Kebudayaan, dan dibangun kembali di lokasi yang sama pada tahun 1990, dengan persetujuan dan pendanaan dari Biro Urusan Agama Dewan Negara Tiongkok.
Proyek rekonstruksi juga mendapat dana dari World Islamic Union. Masjid ini menjadi kebanggaan umat Islam Gansu dan tujuan wisata populer.
Pada tahun 2020, PKC telah merencanakan untuk “mensinisasikan” Masjid Xiguan. Namun, proyek tersebut dihentikan setelah adanya protes dari umat Islam setempat dan dilaporkan adanya intervensi dari Front Persatuan, yang khawatir bahwa perusakan masjid terkenal tersebut akan merusak propaganda internasionalnya di negara-negara Muslim dan sekitarnya.
"Fakta bahwa pekerjaan pembongkaran telah dimulai pada bulan Agustus 2023 merupakan tanda penting bahwa dalam beberapa tahun terakhir para pemimpin tertinggi Partai Komunis Tiongkok telah memutuskan bahwa penindasan terhadap agama harus terus dilakukan tanpa ampun, tidak peduli seberapa buruk citra Tiongkok di dunia internasional," ujar Bitter Winter.
Akademisi di Gansu melaporkan kepada Voice of America bahwa mereka telah dipanggil oleh otoritas universitas dan diberitahu bahwa mengkritik dan bahkan menyebutkan vandalisasi Masjid Xiguan secara online dan offline dilarang. Mereka yang melanggar larangan tersebut akan berisiko kehilangan pekerjaan atau lebih buruk lagi. Larangan yang sama juga berlaku bagi masyarakat umum.
Sinisasi adalah proses akulturasi atau asimilasi masyarakat atau kelompok non-Tionghoa ke dalam kebudayaan Tiongkok. Laman Bitter Winter 18 September lalu melaporkan rencana tersebut disusun dengan hati-hati. Masjid-masjid yang terkenal secara internasional pada awalnya tidak terkena proyek ini. China tampaknya berhitung risikonya jika dunia Islam marah.
Karena alasan ini, Masjid Shadian yang megah di Yunnan termasuk yang terakhir disinisasi. Ketika Masjid Shadian dirusak, Masjid Xiguan di Gansu tetap menjadi tempat ibadah Muslim penting terakhir di Tiongkok Barat Laut yang belum disinisasi.
Masjid Xiguan terletak di kota Lanzhou, ibu kota dan kota terbesar di provinsi Gansu, dan awalnya dibangun antara akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17 di bawah Dinasti Ming. Ini mengalami renovasi besar-besaran dua kali pada zaman Qing. Bangunan ini dihancurkan seluruhnya selama Revolusi Kebudayaan, dan dibangun kembali di lokasi yang sama pada tahun 1990, dengan persetujuan dan pendanaan dari Biro Urusan Agama Dewan Negara Tiongkok.
Proyek rekonstruksi juga mendapat dana dari World Islamic Union. Masjid ini menjadi kebanggaan umat Islam Gansu dan tujuan wisata populer.
Pada tahun 2020, PKC telah merencanakan untuk “mensinisasikan” Masjid Xiguan. Namun, proyek tersebut dihentikan setelah adanya protes dari umat Islam setempat dan dilaporkan adanya intervensi dari Front Persatuan, yang khawatir bahwa perusakan masjid terkenal tersebut akan merusak propaganda internasionalnya di negara-negara Muslim dan sekitarnya.
"Fakta bahwa pekerjaan pembongkaran telah dimulai pada bulan Agustus 2023 merupakan tanda penting bahwa dalam beberapa tahun terakhir para pemimpin tertinggi Partai Komunis Tiongkok telah memutuskan bahwa penindasan terhadap agama harus terus dilakukan tanpa ampun, tidak peduli seberapa buruk citra Tiongkok di dunia internasional," ujar Bitter Winter.
Akademisi di Gansu melaporkan kepada Voice of America bahwa mereka telah dipanggil oleh otoritas universitas dan diberitahu bahwa mengkritik dan bahkan menyebutkan vandalisasi Masjid Xiguan secara online dan offline dilarang. Mereka yang melanggar larangan tersebut akan berisiko kehilangan pekerjaan atau lebih buruk lagi. Larangan yang sama juga berlaku bagi masyarakat umum.
(mhy)