7 Perkara yang Merusak Ukhuwah Islamiyah, Nomor 1 Sering Tak Disadari

Minggu, 05 November 2023 - 23:42 WIB
Hendaknya kaum muslimin menjauhi tujuh perkara agar Ukhuwah Islamiyah tetap terjaga dalam naungan rahmat Allah. Foto/dok Suara Islam
Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) adalah ikatan persaudaraan paling kuat dan paling abadi. Ukhuwah ini tidak mengenal rupa dan kasta, tidak memandang warna kulit atau profesi.

Berikut 7 perkara perusak Ukhuwah Islamiyah yang wajib dihindari umat Islam. Dari tujuh perkara ini, nomor satu sering tidak disadari kaum muslim sehingga kerap menjadi pemicu pertengkaran bahkan perpecahan di kalangan umat Islam sendiri.

Hendaknya kaum muslimin menjauhi tujuh perkara ini agar ikatan persaudaraan tetap terjaga dan diridhoi Allah Ta'ala. Dalam satu kajian Ustaz Rikza Maulan mengungkapkan tujuh perkara perusak persaudaraan Islam yang harus dihindari setiap muslim.

Tujuh perkara ini diterangkan Baginda Nabi ﷺ dalam Hadis berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيث،ِ وَلَا تَحَسَّسُوا وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَنَافَسُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا (رواه مسلم)

Artinya: Dari Abu Hurairah berkata, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah mencari-cari isu (aib); janganlah mencari-cari kesalahan; janganlah saling bersaing; janganlah saling mendengki; janganlah saling memarahi; dan janganlah saling membelakangi (memusuhi). Akan tetapi, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara." (HR Muslim 4646)

1. Prasangka Buruk (Az-Zhan)

Zhan adalah prasangka buruk, yaitu berprasangka negatif atas sesuatu yang terdapat pada saudaranya. Dan prasangka buruk adalah sumber dari segala bentuk keretakan ukhuwah Islamiyah, maka harus dihindari sejauhnya. Jikapun ada sesuatu yang tidak disukai dari saudaranya, maka hendaknya tabayyun atau diajak diskusi, hingga tidak menjadi dosa. Dalam Al-Qur'an, Allah juga memberi peringatan agar orang beriman menjauhi prasangka. "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain." (QS Al-Hujurat: 12)

2. Mencari-cari Aib Atau Isu (Tahassus)

Yaitu saling mencari-cari aib atau isu yang sedang menimpa saudaranya sesama muslim, yang sebenarnya bukan menjadi urusannya.

3. Mencari-cari Kesalahan (Tajassus)

Sikap Tajassus ini termasuk sifat negatif yang dwajib dihindari di mana seseorang suka mencari-cari kesalahan yang dilakukan oleh orang lain sesama muslim.

4. Saling Bersaing dalam Urusan Dunia (Tanafus)

Yaitu saling bersaing, saling mengejar, seperti bersaing dalam kekayaan, kendaraan, jabatan, dan urusan dunia lainnya. Apabila saudaranya sesama muslim mendapatkan rezeki lebih baik dari dirinya, dia tidak senang. Mestinya seorang muslim harus senang jika saudaranya bahagia.

5. Saling Menghasud (Tahasud)

Yaitu saling hasad (saling mendengki). dalam arti lain, ia suka terhadap keburukan dan musibah yang menimpa saudaranya, dan berduka atas kebaikan yang didapatkan muslim lainnya.

6. Saling Marah (Tabaghud)

Yaitu saling marah, saling emosi, berbalas komentar yang kasar dan kotor, baik perkataan yang langsung maupun via medsos.

7. Saling Membelakangi (Tadabur)

Yaitu saling membelakangi, saling membuang muka, saling tidak bertegur sapa, saling menghindar satu sama lainnya.
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Anas radhiyallahu 'anhu, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terbiasa membaca doa: YA MUQALLIBAL QULUUB TSABBIT QALBII 'ALAA DIINIKA (Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku berada di atas agamamu). Kemudian aku pun bertanya, Wahai Rasulullah, kami beriman kepadamu dan kepada apa yang anda bawa. Lalu apakah anda masih khawatir kepada kami? Beliau menjawab: Ya, karena sesungguhnya hati manusia berada di antara dua genggaman tangan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang Dia bolak-balikkan menurut yang dikehendaki-Nya.

(HR. Tirmidzi No. 2066)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More