Konspirasi Pemilik Modal Yahudi dan Stalin Membanjiri Pasar Modal
Kamis, 14 Desember 2023 - 07:40 WIB
Peristiwa demi peristiwa yang melibatkan Joseph Stalin dan konspirasi Yahudi internasional pasca Perang Dunia I merupakan rancangan untuk membuka jalan timbulnya perang ekonomi global, dengan menjadikan dunia sebagai arena pertarungan pada masa sebelum Perang Dunia II .
William G. Carr menyebutkan perang ekonomi itu memberikan bukti nyata, yang menunjukkan adanya hubungan konspirasi antara Stalin dengan kekuatan terselubung. Tujuan yang hendak dicapai oleh kekuatan terselubung sejak Perang Dunia I usai adalah:
1) Mempersiapkan pecahnya Perang Dunia II.
2) Menguasai sumber kekayaan bangsa-bangsa gentiles (non-Yahudi), yang merupakan tujuan mereka sejak dulu.
"Jelaslah kiranya, bahwa untuk menopang tujuan pertama, Konspirasi dituntut untuk mencapai dua faktor utama," tulis William G. Carr dalam bukunya berjudul "Yahudi Menggenggam Dunia" (Pustaka Kautsar, 1993).
Pertama adalah faktor psikologis dengan membawa dunia dan Eropa kepada perang, dan meniupkan rasa permusuhan dan kebencian antar-bangsa. Faktor kedua adalah menciptakan perimbangan antara blok militer yang saling berhadapan dalam perang.
Ini merupakan jalan pokok menuju pecahnya perang, karena negara sekutu yang keluar sebagai pemenang dalam Perang Dunia I, yaitu Amerika , Prancis dan Inggris jauh lebih kuat dibanding dengan Jerman yang kalah perang, dan menderita luka parah luar-dalam. Maka sebagai pijakan logis untuk mewujudkan perimbangan kekuatan yang ada, lebih dulu harus mempersenjatai dan membangun Jerman kembali beserta negara yang akan dijadikan sekutu oleh para pemilik modal Yahudi internasional.
Pada saat yang sama, negara sekutu yang lebih kuat lebih dulu harus dilemahkan pada tingkat yang diperlukan.
Di samping itu, para pemilik modal Yahudi internasional mencurahkan dananya dalam bidang industri persenjataan, agar bisa mengalihkan potensi ekonomi negara yang bersangkutan kepada produksi senjata, sampai pada masa yang diperlukan.
Tidak mengherankan kalau setelah Perang Dunia I, negara Barat yang tergabung dalam sekutu bersama Stalin menutup mulut atas kebangkitan militer Jerman dan pembangunan kembali negara itu, sehingga melahirkan Hitler dan Nazismenya. Sebagai kekuatan besar dan makin kuat, Jerman mampu menaklukkan dan menduduki Swedia dan Austria, serta beberapa negara Eropa lainnya.
Sementara itu, Konspirasi terus mencurahkan perhatiannya untuk mengeruk keuntungan dari bangsa-bangsa yang bertikai, sebagai pelaksana dari perang ekonomi global yang dirancang oleh Konspirasi.
Perang ekonomi global ini dimulai dari tahap percobaan antara tahun 1922 sampai 1925 dengan taktik tradisional. Para pemilik modal Yahudi internasional membanjiri pasar modal negara-negara yang menang perang dan negara-negara netral dengan saham, kredit dan investasi secara besar-besaran, sehingga menimbulkan kenaikan harga barang dan meningkatkan produksi serta kegiatan bisnis.
Setelah itu, dana, saham dan investasi yang ada dalam bursa internasional tiba-tiba ditarik kembali, sehingga menimbulkan krisis ekonomi drastis dan dahsyat pada tahun 1925.
Nilai mata uang merosot seketika. Selanjutnya saham yang telah ditarik itu dilempar kembali ke pasar modal dalam bentuk pinjaman dan transaksi, dan nilai mata uang kembali normal.
Para pemilik modal Yahudi internasional meraih keuntungan besar. Mereka merasa yakin akan keberhasilan percobaan perang ekonomi tersebut.
William G. Carr mengatakan dengan berpijak pada percobaan itu, mereka mengambil langkah penting dalam perang ekonomi besar tahun 1930, yang mengakibatkan krisis ekonomi yang melanda hampir seluruh dunia, yang dikenal dalam sejarah dengan sebutan Krisis Ekonomi Dunia.
Perang ekonomi ini bisa terlaksana berkat bantuan Stalin, sesuai dengan kesepakatan rahasia. Maka jelaslah bukti yang menunjukkan adanya persekongkolan antara Stalin dengan para pemilik modal Yahudi internasional.
William G. Carr menyebutkan perang ekonomi itu memberikan bukti nyata, yang menunjukkan adanya hubungan konspirasi antara Stalin dengan kekuatan terselubung. Tujuan yang hendak dicapai oleh kekuatan terselubung sejak Perang Dunia I usai adalah:
1) Mempersiapkan pecahnya Perang Dunia II.
2) Menguasai sumber kekayaan bangsa-bangsa gentiles (non-Yahudi), yang merupakan tujuan mereka sejak dulu.
"Jelaslah kiranya, bahwa untuk menopang tujuan pertama, Konspirasi dituntut untuk mencapai dua faktor utama," tulis William G. Carr dalam bukunya berjudul "Yahudi Menggenggam Dunia" (Pustaka Kautsar, 1993).
Pertama adalah faktor psikologis dengan membawa dunia dan Eropa kepada perang, dan meniupkan rasa permusuhan dan kebencian antar-bangsa. Faktor kedua adalah menciptakan perimbangan antara blok militer yang saling berhadapan dalam perang.
Ini merupakan jalan pokok menuju pecahnya perang, karena negara sekutu yang keluar sebagai pemenang dalam Perang Dunia I, yaitu Amerika , Prancis dan Inggris jauh lebih kuat dibanding dengan Jerman yang kalah perang, dan menderita luka parah luar-dalam. Maka sebagai pijakan logis untuk mewujudkan perimbangan kekuatan yang ada, lebih dulu harus mempersenjatai dan membangun Jerman kembali beserta negara yang akan dijadikan sekutu oleh para pemilik modal Yahudi internasional.
Pada saat yang sama, negara sekutu yang lebih kuat lebih dulu harus dilemahkan pada tingkat yang diperlukan.
Di samping itu, para pemilik modal Yahudi internasional mencurahkan dananya dalam bidang industri persenjataan, agar bisa mengalihkan potensi ekonomi negara yang bersangkutan kepada produksi senjata, sampai pada masa yang diperlukan.
Tidak mengherankan kalau setelah Perang Dunia I, negara Barat yang tergabung dalam sekutu bersama Stalin menutup mulut atas kebangkitan militer Jerman dan pembangunan kembali negara itu, sehingga melahirkan Hitler dan Nazismenya. Sebagai kekuatan besar dan makin kuat, Jerman mampu menaklukkan dan menduduki Swedia dan Austria, serta beberapa negara Eropa lainnya.
Sementara itu, Konspirasi terus mencurahkan perhatiannya untuk mengeruk keuntungan dari bangsa-bangsa yang bertikai, sebagai pelaksana dari perang ekonomi global yang dirancang oleh Konspirasi.
Perang ekonomi global ini dimulai dari tahap percobaan antara tahun 1922 sampai 1925 dengan taktik tradisional. Para pemilik modal Yahudi internasional membanjiri pasar modal negara-negara yang menang perang dan negara-negara netral dengan saham, kredit dan investasi secara besar-besaran, sehingga menimbulkan kenaikan harga barang dan meningkatkan produksi serta kegiatan bisnis.
Setelah itu, dana, saham dan investasi yang ada dalam bursa internasional tiba-tiba ditarik kembali, sehingga menimbulkan krisis ekonomi drastis dan dahsyat pada tahun 1925.
Nilai mata uang merosot seketika. Selanjutnya saham yang telah ditarik itu dilempar kembali ke pasar modal dalam bentuk pinjaman dan transaksi, dan nilai mata uang kembali normal.
Para pemilik modal Yahudi internasional meraih keuntungan besar. Mereka merasa yakin akan keberhasilan percobaan perang ekonomi tersebut.
William G. Carr mengatakan dengan berpijak pada percobaan itu, mereka mengambil langkah penting dalam perang ekonomi besar tahun 1930, yang mengakibatkan krisis ekonomi yang melanda hampir seluruh dunia, yang dikenal dalam sejarah dengan sebutan Krisis Ekonomi Dunia.
Perang ekonomi ini bisa terlaksana berkat bantuan Stalin, sesuai dengan kesepakatan rahasia. Maka jelaslah bukti yang menunjukkan adanya persekongkolan antara Stalin dengan para pemilik modal Yahudi internasional.
(mhy)