Keutamaan Beramal Saleh di 10 Hari Pertama Dzulhijjah, Semua Pahalanya Dilipatgandakan

Senin, 10 Juni 2024 - 06:30 WIB
Semua amal saleh pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, tanpa terkecuali, akan dilipat gandakan pahalanya oleh Allah ‘azza wa jalla. Foto ilustrasi/ist
Karena keistimewaannya, maka 10 hari pertama bulan Dzulhijjah memberikan keutamaan terhadap amal saleh yang dilakukan setiap muslim.Terdapat beberapa hadis shahih yang menerangkan keutamaan amal saleh pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.

Di antaranya adalah:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا مِنْ أَيَّامٍ العَمَلُ الصَّالِحُ فِيهِنَّ أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ العَشْرِ، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ الله، وَلَا الجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وَلَا الجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ، إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ


Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tidak ada hari-hari yang amal saleh pada waktu tersebut lebih dicintai Allah melebihi hari-hari sepuluh (bulan Zulhijjah ini).”

Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, tidak juga amalan jihad di jalan Allah?”

Beliau menjawab, “Tidak juga jihad di jalan Allah, kecuali seseorang yang keluar berperang di jalan Allah dengan nyawa dan hartanya, lalu ia tidak kembali dengan membawa sesuatu pun (ia gugur di jalan Allah).” (HR. Al-Bukhari; HR. Abu Daud; HR. Tirmidzi; HR. Ibnu Majah; HR. Ahmad)

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو، قَالَ: كُنْتُ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: فَذُكِرَتِ الْأَعْمَالُ، فَقَالَ: مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ فِيهِنَّ أَفْضَلُ مِنْ هَذِهِ الْعَشْرِ. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ؟ قَالَ: فَأَكْبَرَهُ فَقَالَ: وَلَا الْجِهَادُ، إِلَّا أَنْ يَخْرُجَ رَجُلٌ بِنَفْسِهِ، وَمَالِهِ فِي سَبِيلِ اللهِ، ثُمَّ تَكُونَ مُهْجَةُ نَفْسِهِ فِيهِ


Dari Abdullah bin Amru bin Ash radhiyallahu ‘anhu berkata, “Saya tengah berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu disebutkan beberapa amal shalih, maka beliau bersabda,

‘Tidak ada hari-hari yang amal saleh pada waktu tersebut lebih mulia daripada hari-hari sepuluh (bulan Dzulhijjah ini).’

Para sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, tidak juga amalan jihad di jalan Allah?’

Beliau menjawab, ‘Tidak juga jihad di jalan Allah, kecuali seseorang yang keluar berperang di jalan Allah dengan nyawa dan hartanya, kemudian ia gugur di jalan Allah.’” (HR. Ahmad; HR. Ath-Thahawi; HR. Abu Nu’aim al-Asbhani. Dinyatakan shahih oleh muhaqqiq Hilyatul Awliya’ dan dinyatakan hasan oleh al-Albani)

Imam At-Tirmidzi menyatakan terdapat hadis dengan lafal yang serupa dari jalur Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dan Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu.

Kedua hadis di atas dan hadis-hadis penguatnya menunjukkan beberapa pelajaran penting bagi umat Islam:

1. Amal saleh apapun lebih dicintai oleh Allah jika dikerjakan pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, melebihi cinta Allah apabila amal shalih tersebut dikerjakan di hari-hari yang lain.

2. Karena amal saleh yang dikerjakan pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah lebih dicintai oleh Allah, maka hal itu bermakna ama tersebut lebih mulia dan lebih utama di sisi Allah.

3. Orang yang beramal saleh pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah lebih utama daripada orang yang berjihad dengan nyawa dan hartanya di hari-hari yang lain lalu ia bisa kembali kepada keluarganya dengan selamat.

4. Semua amal saleh pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, tanpa terkecuali, akan dilipat gandakan pahalanya oleh Allah ‘azza wa jalla.



Wallahu A'lam
(wid)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Handlalah bin Ali bahwa Mihjan bin Al Adra' telah menceritakan kepadanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke dalam masjid, lalu beliau mendapati seorang laki-laki membaca tasyahud seusai shalat yang mengucapkan: Allahumma inni as'aluka Ya Allah Al Ahad As Shamad alladzii lam yalid wa lam yuulad walam yakul lahuu kufuwan ahad antaghfira lii dzunuubi innaka antal ghafuurur rakhiim (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, Dzat yang Maha Esa, Dzat yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, tiada beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia, semoga Engkau mengampuni dosa-dosaku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.  Maka beliau bersabda: Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 835)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More