Kisah Mbah Satam Naik Haji di Usia 100 Tahun: Nangis-nangis saat Wukuf
Sabtu, 22 Juni 2024 - 07:46 WIB
JAKARTA - Namanya Mbah Satam. Dari pengakuannya, Mbah Satam berusia 100 tahun. Wajah Mbah Satam tampak ceria di sela menunggu jadwal keberangkatan pulang ke Indonesia.
Kendati berusia 100 tahun, pendengaran dan intonasi bicaranya sangat jelas. Saat diwawancarai Tim Media Center di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, Mbah Satam lugas menjawab semua pertanyaan.
"(Usia) 100 tahun pas,"jawab Mbah Satam saat ditanya berapa usianya.
Mbah Satam adalah jemaah haji dari kelompok terbang SUB 1 dari Sukorejo, Bojonegoro. Mbah Satam dengan jelas menceritakan pengalaman spiritualnya berhaji tahun ini.
"Kulo remen sanget saget haji. Milai Arafah, Muzdalifah sampai Mina lancar. Sampai nangis-nangis pas Wukuf. (Saya gembira sekali bisa naik haji. Mulai dari Arafah, Mizdalifah, Mina. Saya sampai nangis-nangis saat wukuf)," tuturnya.
Mbah Satam menceritakan bagaimana bisa berhaji. Dia bercerita jika dirinya buruh tani.
"Kulo buruh tani sabin. Kulo tumbas sabin seperempat hektare. Saget nabung Rp2 miliar (Saya buruh tani sawah. Saya beli sawah seperempat hektare. Bisa menghasilkan Rp2 miliar," terang Mbah Satam.
Mbah Satam menunggu 5 tahun untuk bisa berangkat haji tahun ini. Bapak 4 anak ini sangat senang bisa haji tahun ini.
"Saya bersyukur mendapat panggilan haji dari Allah. Saya menunggu 5 tahun dengan porsi jemaah lanjut usia (lansia)," kata dia.
Kendati berusia 100 tahun, pendengaran dan intonasi bicaranya sangat jelas. Saat diwawancarai Tim Media Center di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, Mbah Satam lugas menjawab semua pertanyaan.
"(Usia) 100 tahun pas,"jawab Mbah Satam saat ditanya berapa usianya.
Mbah Satam adalah jemaah haji dari kelompok terbang SUB 1 dari Sukorejo, Bojonegoro. Mbah Satam dengan jelas menceritakan pengalaman spiritualnya berhaji tahun ini.
"Kulo remen sanget saget haji. Milai Arafah, Muzdalifah sampai Mina lancar. Sampai nangis-nangis pas Wukuf. (Saya gembira sekali bisa naik haji. Mulai dari Arafah, Mizdalifah, Mina. Saya sampai nangis-nangis saat wukuf)," tuturnya.
Mbah Satam menceritakan bagaimana bisa berhaji. Dia bercerita jika dirinya buruh tani.
"Kulo buruh tani sabin. Kulo tumbas sabin seperempat hektare. Saget nabung Rp2 miliar (Saya buruh tani sawah. Saya beli sawah seperempat hektare. Bisa menghasilkan Rp2 miliar," terang Mbah Satam.
Mbah Satam menunggu 5 tahun untuk bisa berangkat haji tahun ini. Bapak 4 anak ini sangat senang bisa haji tahun ini.
"Saya bersyukur mendapat panggilan haji dari Allah. Saya menunggu 5 tahun dengan porsi jemaah lanjut usia (lansia)," kata dia.
(kri)