1.300 Jemaah Haji Wafat Terkena Heat Stroke saat Puncak Haji, Begini Gejalanya
Senin, 01 Juli 2024 - 23:38 WIB
Suhu di Makkah yang mencapai 51 derajat celcius saat puncak haji mengakibatkan lebih dari 1.300 jemaah haji wafat terkena heat stroke. Seperti dilansir ABC, Menteri Kesehatan Arab Saudi Fahad bin Abdurrahman Al-Jalajel mengatakan, 83 persen dari jemaah yang meninggal adalah jemaah haji yang tidak menggunakan visa resmi.
Mereka berjalan jauh ketika suhu tinggi hingga mencapai 51 derajat celcius, untuk menjalankan ritual puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, sekitar Makkah Al Mukarramah. Mereka mengalami heat stroke yang tidak disadari.
Penanggung Jawab Visitasi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan Pos Kesehatan Mina Dr Kelly Kuswidi Yanto, SP JP mengatakan, total ada 25 jemaah haji Indonesia yang dirawat di rumah sakit karena heat stroke, 4 di antaranya meninggal dunia. ''Masih dirawat 2 pasien, yang sudah dirujuk ke RS Arab Saudi daerah kerja Makkah. Sisanya pulang rawat jalan,'' ujar Kelly, yang dihubungi, Senin (1/7/2024) di Makkah.
Jemaah haji yang wafat, kata Kelly, awalnya mengalami heat stroke. Kemudian, dalam perjalanannya tidak membaik dan dalam kondisi gagal napas sehingga perlu dipasang ventilator mekanik. Tetapi, kondisinya tidak membaik sehingga akhirnya meninggal dunia.
Menurut Kelly, heat stroke adalah kondisi ketika tubuh mengalami peningkatan suhu secara drastis hingga mencapai 40 derajat celcius atau lebih. Kelly mengingatkan, jemaah haji patut waspada jika mengalami gejala-gejala seperti pusing, sakit kepala, kulit kemerahan dan mongering, tidak berkeringat walau suhu tubuh sedang tinggi, mual, muntah, kelemahan otot dan kram, jantung berdebar kencang, linglung, gelisah, dan pingsan.
Untuk mencegah heat stroke, kata Kelly, sebaiknya dimulai dari mengenali diri sendiri. Apabila merasa ada yang tidak nyaman pada diri kita, dianjurkan beristirahat atau berobat segera k epos kesehatan terdekat. Selain itu, dianjurkan untuk minum air sesering mungkin, tidak menunggu haus, idealnya 200 cc setiap jam.
Kelly juga menganjurkan untuk menghindari paparan matahari secara langsung dengan menggunakan topi atau payung dan krim pelindung kulit serta mengatur waktu beraktivitas di luar rumah. ''Prinsip penatalaksanaan heat stroke adalah pendinginan segera, dan penanganan kegagalan organ yang terjadi. Heat stroke dapat menyebabkan disfungsi multiorgan apabila tidak segera ditatalaksana,'' jelasnya.
Untuk itu, untuk menangani penderita heat stroke, tata laksana awal yang bisa dilakukan adalah:
1. Memindahkan korban ke tempat dingin atau ruangan ber-AC
2. Mengompres korban dengan kain basah dan dingin (ice pack), menggunakan kipas angin
3. Menyiram badan korban dengan menggunakan air dingin
4. Memonitor suhu badan dan lanjutkan tindakan awal di atas sampai suhu badan korban turun di bawah 38 derajat celcius
5. Membawa korban ke pos kesehatan untuk pertolongan lebih lanjut
Mereka berjalan jauh ketika suhu tinggi hingga mencapai 51 derajat celcius, untuk menjalankan ritual puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, sekitar Makkah Al Mukarramah. Mereka mengalami heat stroke yang tidak disadari.
Penanggung Jawab Visitasi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan Pos Kesehatan Mina Dr Kelly Kuswidi Yanto, SP JP mengatakan, total ada 25 jemaah haji Indonesia yang dirawat di rumah sakit karena heat stroke, 4 di antaranya meninggal dunia. ''Masih dirawat 2 pasien, yang sudah dirujuk ke RS Arab Saudi daerah kerja Makkah. Sisanya pulang rawat jalan,'' ujar Kelly, yang dihubungi, Senin (1/7/2024) di Makkah.
Jemaah haji yang wafat, kata Kelly, awalnya mengalami heat stroke. Kemudian, dalam perjalanannya tidak membaik dan dalam kondisi gagal napas sehingga perlu dipasang ventilator mekanik. Tetapi, kondisinya tidak membaik sehingga akhirnya meninggal dunia.
Menurut Kelly, heat stroke adalah kondisi ketika tubuh mengalami peningkatan suhu secara drastis hingga mencapai 40 derajat celcius atau lebih. Kelly mengingatkan, jemaah haji patut waspada jika mengalami gejala-gejala seperti pusing, sakit kepala, kulit kemerahan dan mongering, tidak berkeringat walau suhu tubuh sedang tinggi, mual, muntah, kelemahan otot dan kram, jantung berdebar kencang, linglung, gelisah, dan pingsan.
Untuk mencegah heat stroke, kata Kelly, sebaiknya dimulai dari mengenali diri sendiri. Apabila merasa ada yang tidak nyaman pada diri kita, dianjurkan beristirahat atau berobat segera k epos kesehatan terdekat. Selain itu, dianjurkan untuk minum air sesering mungkin, tidak menunggu haus, idealnya 200 cc setiap jam.
Kelly juga menganjurkan untuk menghindari paparan matahari secara langsung dengan menggunakan topi atau payung dan krim pelindung kulit serta mengatur waktu beraktivitas di luar rumah. ''Prinsip penatalaksanaan heat stroke adalah pendinginan segera, dan penanganan kegagalan organ yang terjadi. Heat stroke dapat menyebabkan disfungsi multiorgan apabila tidak segera ditatalaksana,'' jelasnya.
Untuk itu, untuk menangani penderita heat stroke, tata laksana awal yang bisa dilakukan adalah:
1. Memindahkan korban ke tempat dingin atau ruangan ber-AC
2. Mengompres korban dengan kain basah dan dingin (ice pack), menggunakan kipas angin
3. Menyiram badan korban dengan menggunakan air dingin
4. Memonitor suhu badan dan lanjutkan tindakan awal di atas sampai suhu badan korban turun di bawah 38 derajat celcius
5. Membawa korban ke pos kesehatan untuk pertolongan lebih lanjut
(aww)