Kisah-kisah dalam Al-Qur'an : 7 Peristiwa Agung Para Nabi di Bulan Muharram
Selasa, 16 Juli 2024 - 14:08 WIB
Dalam Al-Qur'an banyak terdapat ayat-ayat yang menjelaskan tentang kisah-kisah para nabi Allah SWT, salah satunya kisah yang terjadi di bulan Muharram ini. Kisah apa saja?
Seperti diketahui, Muharram juga merupakan bulan pembuka dalam kalender Hijriah. Bulan ini juga termasuk dalam kategori al-asyhur al-hurum (bulan-bulan yang dimuliakan oleh Allah). Dikatakan al-asyhurul hurum sebab terdapat larangan berperang di dalamnya serta kemuliaan berupa pelipat-gandaan pahala atas amal ibadah.
Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa. ( QS At-Taubah [9] : 36)
Kitab Nuzhatul Majalis wa Muntakhobun Nafais karya Abdurrahman bin Abdissalam as-Shafuri menyebut banyak peristiwa agung para nabi yang dikisahkan Al-Qur'an berkaitan dengan bulan Muharram ini. Berikut peristiwa agung para Nabiyullah Ini:
telah diperbuatnya. Hingga pada suatu hari bertepatan dengan bulan Muharram, Allah SWT menerima taubatnya.
“Maka, Adam mendapatkan beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu dia kembali pada-Nya. Sungguh Allah maha menerima taubat lagi Maha Penyayang.” ( QS Al-Baqarah : 37)
Imam Jalaluddin as-Suyuthi dalam tafsirnya menyatakan sepakat bahwa yang dimaksud adalah kalimat doa dalam surat al-A’raf ayat 23 yang berbunyi :
rabbanaa dzalamnaa anfusanaa wa in lam taghfir lanaa lanakuunanna minal khasiriin
(“wahai Tuhan, kami telah menzalimi diri kami sendiri dan jika Engkau tidak mengampuni kami, maka sungguh kami termasuk orang-orang yang merugi”).
di tengah-tengah banjir bandang selama enam bulan lamanya, Allah menyelamatkan Nabi Nuh dan kaumnya yang berjumlah 80 orang dan berlabuh di sebuah gunung yang oleh Al-Qur'an disebut Gunung Judiy.
Terlepas dari perbedaan pendapat tentang lokasi gunung tersebut, Allah memenuhi janji-Nya untuk menyelamatkan orang-orang beriman dan tidak mendustakan-Nya. Ini bertepatan dengan bulan Muharram tepatnya di hari ‘asyura,
sehingga mereka semua berpuasa sebagai bentuk syukur atas keselamatan yang diberikan.
Allah berfirman, “Hai api, jadilah dingin dan jadilah keselamatan bagi Ibrahim.” ( QS Al-Anbiya’ : 69)
Seperti diketahui, Muharram juga merupakan bulan pembuka dalam kalender Hijriah. Bulan ini juga termasuk dalam kategori al-asyhur al-hurum (bulan-bulan yang dimuliakan oleh Allah). Dikatakan al-asyhurul hurum sebab terdapat larangan berperang di dalamnya serta kemuliaan berupa pelipat-gandaan pahala atas amal ibadah.
Allah SWT berfirman:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
"Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa. ( QS At-Taubah [9] : 36)
Kitab Nuzhatul Majalis wa Muntakhobun Nafais karya Abdurrahman bin Abdissalam as-Shafuri menyebut banyak peristiwa agung para nabi yang dikisahkan Al-Qur'an berkaitan dengan bulan Muharram ini. Berikut peristiwa agung para Nabiyullah Ini:
1.Diturunkannya Adam dan Hawa ke bumi
Bermula dari memakan biji-bijian surga yang terlarang, ia dan Hawa kemudian diturunkan ke bumi secara terpisah. Dalam kondisi tersebut, Nabi Adam tak henti-hentinya memohon ampun atas apa yangtelah diperbuatnya. Hingga pada suatu hari bertepatan dengan bulan Muharram, Allah SWT menerima taubatnya.
“Maka, Adam mendapatkan beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu dia kembali pada-Nya. Sungguh Allah maha menerima taubat lagi Maha Penyayang.” ( QS Al-Baqarah : 37)
Imam Jalaluddin as-Suyuthi dalam tafsirnya menyatakan sepakat bahwa yang dimaksud adalah kalimat doa dalam surat al-A’raf ayat 23 yang berbunyi :
rabbanaa dzalamnaa anfusanaa wa in lam taghfir lanaa lanakuunanna minal khasiriin
(“wahai Tuhan, kami telah menzalimi diri kami sendiri dan jika Engkau tidak mengampuni kami, maka sungguh kami termasuk orang-orang yang merugi”).
2. Berlabuhnya bahtera Nuh
Allah SWT berfirman dalam surat Hud [11] : 44 dengan terjemahan ayat seperti berikut “Dan dikatakan: “Hai bumi, telanlah airmu, dan hai langit, (hujan) berhentilah” dan airpun disurutkan, perintah itu diselesaikan dan bahtera tersebut berlabuh di atas bukit Judiy dan dikatakan, “Binasalah orang-orang yang zalim.” Setelah terombang-ambingdi tengah-tengah banjir bandang selama enam bulan lamanya, Allah menyelamatkan Nabi Nuh dan kaumnya yang berjumlah 80 orang dan berlabuh di sebuah gunung yang oleh Al-Qur'an disebut Gunung Judiy.
Terlepas dari perbedaan pendapat tentang lokasi gunung tersebut, Allah memenuhi janji-Nya untuk menyelamatkan orang-orang beriman dan tidak mendustakan-Nya. Ini bertepatan dengan bulan Muharram tepatnya di hari ‘asyura,
sehingga mereka semua berpuasa sebagai bentuk syukur atas keselamatan yang diberikan.
3. Ibrahim terselamatkan dari siksa Namrudz
Menurut as-Shawi, Nabi yang bergelar al-Khalil dan dikenal sebagai Bapak monoteisme ini mendapat siksaan berupa dilempar ke dalam kobaran api saat saat usianya menginjak 16 tahun. Kecerdasannya dalam mendebat sang raja dalam masalah ketuhanan, membuatnya harus mengalami peristiwa kejam ini. Namun, raja yang sesungguhnya yakni Allah SWT tidak membiarkan hal itu terjadi.Allah berfirman, “Hai api, jadilah dingin dan jadilah keselamatan bagi Ibrahim.” ( QS Al-Anbiya’ : 69)