Waspada, 6 Tanda Kerusakan Hati dan Penyebabnya Ini
Selasa, 23 Juli 2024 - 13:49 WIB
Imam an-Nawawi Al-Bantani dalam kitabnya Nashaihul Ibad menerangkan enam penyebab kerusakan hati manusia, salah satunya tidak ridha dengan ketetapan Allah SWT. Foto ilustrasi/freepik
Adanya perbuatan dosa, alah satunya karena terjadinya kerusakan pada hati manusia . Kerusakan hati ini, dalam syariat bisa terjadi karena berbagai faktor. Faktor apa saja dan apa penyebabnya?
Imam an-Nawawi Al-Bantani dalam kitabnya "Nashaihul 'Ibad" menerangkan enam penyebab kerusakan hati manusia . Beliau menukil perkataan Imam Hasan Bashri. Kerusakan hati manusia itu disebabkan oleh enam faktor yaitu:
1. Sengaja berbuat dosa dengan harapan dosanya nanti diampuni.
2. Memiliki ilmu, tetapi tidak diamalkannya.
3. Apabila beramal tidak ikhlas.
4. Memakan rezeki Allah, tetapi tidak pernah bersyukur.
5. Tidak ridha dengan pemberian Allah.
6. Sering menguburkan orang mati, namun tidak mau mengambil pelajaran dari kematian tersebut.
Mengenai masalah keikhlasan, Imam Ahmad bin Hambal berdoa sebagai berikut:
"Wahai Dzat yang memberikan petunjuk kepada orang-orang yang bingung, tunjukkanlah aku ke jalan orang-orang yang benar dan jadikanlah aku termasuk hamba-Mu yang ikhlas dalam beramal."
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu'anhuma berkata bahwa Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya hati ini dapat berkarat sebagaimana berkaratnya besi bila terkena air." Beliau ditanya "Wahai Rasulullah, bagaimana cara membersihkannya? Rasulullah bersabda: "Memperbanyak mengingat maut dan membaca Al-Qur'an." (HR Al-Baihaqi)
Wallahu A'lam
Imam an-Nawawi Al-Bantani dalam kitabnya "Nashaihul 'Ibad" menerangkan enam penyebab kerusakan hati manusia . Beliau menukil perkataan Imam Hasan Bashri. Kerusakan hati manusia itu disebabkan oleh enam faktor yaitu:
1. Sengaja berbuat dosa dengan harapan dosanya nanti diampuni.
2. Memiliki ilmu, tetapi tidak diamalkannya.
3. Apabila beramal tidak ikhlas.
4. Memakan rezeki Allah, tetapi tidak pernah bersyukur.
5. Tidak ridha dengan pemberian Allah.
6. Sering menguburkan orang mati, namun tidak mau mengambil pelajaran dari kematian tersebut.
Mengenai masalah keikhlasan, Imam Ahmad bin Hambal berdoa sebagai berikut:
ﻳَﺎ ﺩَﻟِﻴْﻞَ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺭَﻯ ﺩُﻟَّﻨِﻲْ ﻋَﻠَﻰ ﻃَﺮِﻳْﻖِ ﺍﻟﺼَّﺎﺩِﻗِﻴْﻦَ ﻭَﺍﺟْﻌَﻠْﻨِﻲْ ﻣِﻦْ ﻋِﺒَﺎﺩِﻙَ ﺍﻟْﻤُﺨْﻠَﺼِﻴْﻦ
"Wahai Dzat yang memberikan petunjuk kepada orang-orang yang bingung, tunjukkanlah aku ke jalan orang-orang yang benar dan jadikanlah aku termasuk hamba-Mu yang ikhlas dalam beramal."
عَنِ ابن عُمَرَ رَضَيِ اللٌهُ عَنهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللٌهِ صَلَيِ عَلَيهِ وَسَلٌمَ اِنٌ هذِهِ القُلُوبَ تَصدَأ الحَدِيدُ اِذَا أصَابَهُ المَاءُ، قِيلَ يَارَسُولَ اللٌهِ وَمَا جِلآوُهَا ؟ قَالَ كَثُرَةُ ذِكرِ الَموتِ وَتلآوَةُ القُرانِ. (رواه البيهقي في شعب الإيمان)
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu'anhuma berkata bahwa Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya hati ini dapat berkarat sebagaimana berkaratnya besi bila terkena air." Beliau ditanya "Wahai Rasulullah, bagaimana cara membersihkannya? Rasulullah bersabda: "Memperbanyak mengingat maut dan membaca Al-Qur'an." (HR Al-Baihaqi)
Wallahu A'lam
(wid)