Pasukan Salib Kuasai Yerusalem: Kisah Berdirinya Kerajaan Surga
Selasa, 30 Juli 2024 - 19:59 WIB
Pada Perang Salib I kekuatan Islam sangat rapuh karena terjadinya perpecahan. Pada saat Turki Seljuk bertempur melawan pasukan Salib juga mesti menghadapi pasukan Kekhalifahan Fatimiyah. Turki Seljuk terdesak dan kalah di Antiokhia. Selanjutnya, oleh pasukan salib, Antiokhia pun diubah menjadi kerajaan Kristen .
Jonathan Phillips dalam bukunya berjudul "The Crusades 1095-1204" (New York: Routledge, 2014) memaparkan setelah menaklukkan Antiokhia, pasukan Salib menuju Yerusalem . Dan pada 7 Juni 1099, pasukan Salib tiba di Yerusalem.
Kala itu, Palestina termasuk Yerusalem, di bawah Kekhalifahan Fatimiyah, bukan Turki Seljuk. Yerusalem direbut oleh Kekhalifahan Fatimiyah pada tahun 1098, yakni pada masa pemerintahan Abu al-Qashim al-Musta’li Billah.
Keadaan politik Islam yang kacau membuat Yerusalem akhirnya jatuh ke tangan pasukan Salib pada tahun 1099. Pertempuran di Yerusalem hanya berjalan sebulan lebih seminggu, atau 7 Juni hingga 15 Juli 1099.
Menurut Phillips, singkatnya pertempuran di Yerusalem dibandingkan Pertempuran Antiokhia menandakan kekuatan Islam pada waktu itu rapuh.
Pada tanggal 12 Agustus, Godfrey melancarkan serangan ke Askalon yang masih dikuasai oleh Kekhalifahan Fatimiyah.
Dengan dikalahkannya Turki Seljuk dan Kekhalifahan Fatimiyah, menjadikan pasukan Salib sebagai penguasa di daerah tersebut. Byzantium tidak berhak atas daerah tersebut karena perjanjian hanya meliputi daerah Anatolia.
Akhirnya pada akhir tahun 1099, didirikanlah Kerajaan Yerusalem atau terkenal dengan Kerajaan Surga oleh Godfrey dari Bouillon, tetapi ia menolak untuk dijadikan raja. Gelar raja akhirnya diberikan kepada Baldwin.
Baldwin I merupakan kakak dari Godfrey. Sebelum menjadi raja di Yerusalem pada tahun 1099, Baldwin I menjadi pemimpin di Edessa.
Baldwin akhirnya bergelar Baldwin I dari Yerusalem dan pemerintahannya di Edessa diberikan kepada Baldwin II yang masih punya hubungan darah dengan Baldwin I.
Raymond pada mulanya menjadi calon kuat raja di Yerusalem, namun Godfrey menyarankan Raymond untuk tidak menerima jabatan tersebut. Untuk menghibur Raymond dan agar tidak menjadi musuh, Raymond dijadikan pemimpin di Tripoli.
Menurut Phillips, setelah mendirikan Kerajaan Yerusalem, pasukan Salib juga mendirikan pemerintahan Kristen di Tripoli pada tahun 1102 dan mengangkat Raymond IV sebagai pemimpinnya.
Semua pemimpin Perang Salib I, terutama empat pemimpin utama, menjadi penguasa di Yerusalem kecuali Hugh Vermandois. Raymond IV menjadi raja di Tripoli, Bohemond menjadi raja di Antiokhia, Godfrey memberikan haknya kepada Baldwin yang merupakan kakaknya sendiri.
Godfrey tidak mau menjadi raja Yerusalem, tetapi menjadi pembela Gereja Suci Sepulchre.
Baldwin, Raymond, dan Bohemond di daerahnya yang hanya menjadi bangsawan lokal akhirnya menjadi raja. Sebagai pahlawan Eropa dan Kristen, nama-nama mereka lebih terkenal daripada raja-raja di Eropa, termasuk raja mereka sendiri di Prancis.
Jonathan Phillips dalam bukunya berjudul "The Crusades 1095-1204" (New York: Routledge, 2014) memaparkan setelah menaklukkan Antiokhia, pasukan Salib menuju Yerusalem . Dan pada 7 Juni 1099, pasukan Salib tiba di Yerusalem.
Kala itu, Palestina termasuk Yerusalem, di bawah Kekhalifahan Fatimiyah, bukan Turki Seljuk. Yerusalem direbut oleh Kekhalifahan Fatimiyah pada tahun 1098, yakni pada masa pemerintahan Abu al-Qashim al-Musta’li Billah.
Baca Juga
Keadaan politik Islam yang kacau membuat Yerusalem akhirnya jatuh ke tangan pasukan Salib pada tahun 1099. Pertempuran di Yerusalem hanya berjalan sebulan lebih seminggu, atau 7 Juni hingga 15 Juli 1099.
Menurut Phillips, singkatnya pertempuran di Yerusalem dibandingkan Pertempuran Antiokhia menandakan kekuatan Islam pada waktu itu rapuh.
Pada tanggal 12 Agustus, Godfrey melancarkan serangan ke Askalon yang masih dikuasai oleh Kekhalifahan Fatimiyah.
Dengan dikalahkannya Turki Seljuk dan Kekhalifahan Fatimiyah, menjadikan pasukan Salib sebagai penguasa di daerah tersebut. Byzantium tidak berhak atas daerah tersebut karena perjanjian hanya meliputi daerah Anatolia.
Akhirnya pada akhir tahun 1099, didirikanlah Kerajaan Yerusalem atau terkenal dengan Kerajaan Surga oleh Godfrey dari Bouillon, tetapi ia menolak untuk dijadikan raja. Gelar raja akhirnya diberikan kepada Baldwin.
Baldwin I merupakan kakak dari Godfrey. Sebelum menjadi raja di Yerusalem pada tahun 1099, Baldwin I menjadi pemimpin di Edessa.
Baldwin akhirnya bergelar Baldwin I dari Yerusalem dan pemerintahannya di Edessa diberikan kepada Baldwin II yang masih punya hubungan darah dengan Baldwin I.
Raymond pada mulanya menjadi calon kuat raja di Yerusalem, namun Godfrey menyarankan Raymond untuk tidak menerima jabatan tersebut. Untuk menghibur Raymond dan agar tidak menjadi musuh, Raymond dijadikan pemimpin di Tripoli.
Menurut Phillips, setelah mendirikan Kerajaan Yerusalem, pasukan Salib juga mendirikan pemerintahan Kristen di Tripoli pada tahun 1102 dan mengangkat Raymond IV sebagai pemimpinnya.
Semua pemimpin Perang Salib I, terutama empat pemimpin utama, menjadi penguasa di Yerusalem kecuali Hugh Vermandois. Raymond IV menjadi raja di Tripoli, Bohemond menjadi raja di Antiokhia, Godfrey memberikan haknya kepada Baldwin yang merupakan kakaknya sendiri.
Godfrey tidak mau menjadi raja Yerusalem, tetapi menjadi pembela Gereja Suci Sepulchre.
Baldwin, Raymond, dan Bohemond di daerahnya yang hanya menjadi bangsawan lokal akhirnya menjadi raja. Sebagai pahlawan Eropa dan Kristen, nama-nama mereka lebih terkenal daripada raja-raja di Eropa, termasuk raja mereka sendiri di Prancis.
(mhy)