Akhir Zaman Banyak Penceramah dan Ahli Baca Qur'an, Tapi Sedikit Fuqaha
Senin, 24 Agustus 2020 - 20:28 WIB
Dai lulusan Sastra Arab Universitas Indonesia Ustaz Farid Nu'man Hasan mengatakan di akhir zaman banyak penceramah dan ahli baca Al-Qur'an , tetapi sedikit Fuqaha (ahli Fiqih). Hal ini sebagaimana disampaikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabda beliau:
إِنَّكُمْ قَدْ أَصْبَحْتُمْ فِي زَمَانٍ كَثِيرٍ فُقَهَاؤُهُ، قَلِيلٍ خُطَبَاؤُهُ، كَثِيرٍ مُعْطُوهُ قَلِيلٍ سُؤَّالُهُ الْعَمَلُ فِيهِ خَيْرٌ مِنَ الْعِلْمِ، وَسَيَأتِي [مِنْ بَعْدِكُمْ] زَمَانٌ قَلِيلٌ فُقَهَاؤُهُ، كَثِيرٌ خُطَبَاؤُهُ , كَثِيرٌ سُؤَّالُهُ، قَلِيلٌ مُعْطُوهُ، الْعِلْمُ فِيهِ خَيْرٌ مِنَ الْعَمَلِ
"Sungguh, saat ini kalian hidup di mana banyak fuqaha (ahli fiqih), sedikit khuthaba (penceramah, tukang pidato, orator), banyak yang memberi, dan sedikit peminta-minta. Setelah kalian, akan datang zaman sedikit ahli fiqihnya, banyak penceramahnya, orang yang memberi sedikit, sedangkan yang meminta-minta banyak. Saat itu manusia lebih mementingkan ilmu dibanding amal." (HR. Ath-Thabarani dalam Mu'jam Al-Kabir, No. 3111). ( )
Hadis di atas dinyatakan dhaif oleh Imam Zainuddin al-'Iraqi. (Takhrijul Ihya', Hal 14). Namun, ada yang shahih sebagai ucapan Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu:
إنك في زمان كثير فقهاؤه قليل قراؤه تُحْفَظُ فِيهِ حُدُودُ الْقُرْآنِ وَتُضَيَّعُ حُرُوفُهُ قَلِيلٌ مَنْ يَسْأَلُ كَثِيرٌ مَنْ يُعْطِي يُطِيلُونَ فِيهِ الصَّلَاةَ وَيُقَصِّرُونَ الْخُطْبَةَ يُبَدُّونَ أَعْمَالَهُمْ قَبْلَ أَهْوَائِهِمْ وَسَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ قَلِيلٌ فُقَهَاؤُهُ كَثِيرٌ قُرَّاؤُهُ يُحْفَظُ فِيهِ حُرُوفُ الْقُرْآنِ وَتُضَيَّعُ حُدُودُهُ كَثِيرٌ مَنْ يَسْأَلُ قَلِيلٌ مَنْ يُعْطِي يُطِيلُونَ فِيهِ الْخُطْبَةَ وَيُقَصِّرُونَ الصَّلَاةَ يُبَدُّونَ فِيهِ أَهْوَاءَهُمْ قَبْلَ أَعْمَالِهِمْ
Kalian (para sahabat nabi) hidup di zaman banyak fuqaha, sedikit qurra (ahli baca Al-Qur'an ), di zaman ini terjaga hukum-hukum Al-Qur'an , hilang huruf-hurufnya (bacaan tidak terlalu bagus), peminta-minta lebih sedikit dibanding yang memberi, shalatnya panjang dan khutbahnya pendek, mereka mengutamakan amal-amalnya dibanding hawa nafsunya. Akan datang zaman kepada manusia, fuqahanya sedikit, banyak ahli baca Al-Qur'an , mereka hanya menjaga huruf-hurufnya tapi luput dari menjaga hukum-hukum syariat yang ada pada Al-Qur'an , peminta-minta lebih banyak dibanding pemberi, khutbah mereka panjang tapi salat mereka pendek, mereka lebih menampakkan hawa nafsunya dibanding amalnya. (HR. Malik, Dishahihkan oleh Al Hafizh Ibnu Hajar, Fathul Bari, 5/510).
Imam Ibnu Abdil Bar berkata: "Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud dengan banyak jalur yang bersambung, bagus, dan mutawatir." (Al Istidzkar, 2/363). Riwayat ini merupakan pujian dan keutamaan atas zaman dimana ahli fiqih, orang yang paham agama, lebih banyak dibanding penceramah dan penghapal Al-Qur'an .
Imam Ibnu Abdil Bar rahimahullah mengatakan, dalam hadis ini terdapat pemahaman adanya pujian untuk zaman banyak fuqahanya, saat itu sedikitnya qurra, dan zaman tersebut telah dipuji lewat lisan Rasulullah SAW . Sekaligus sebagai celaan atas kondisi yang berubah yaitu banyak ahli baca Al-Qur'an , tapi sedikit amalnya. (Baca Juga: Dahsyatnya Akhir Zaman, Ini Pesan Ustaz Zulkifli Ali)
Ini menjadi dalil bahwa banyaknya ahli baca Al-Qur'an sebagai perubahan zaman dan itu tercela. Telah diriwayatkan dari Hadis Nabi SAW : "Paling banyak golongan munafik dari umatku adalah para qurra-nya." Ini pun menjadi dalil, bacaan tidak bagus tidak apa-apa, asalkan dia menjaga syariat di dalamnya.
Imam Ibnu Abdil Bar juga berkata: Ini menjadi dalil bahwa hilangnya huruf-huruf saat melafalkannya adalah tidak apa-apa, karena zaman disaat hilangnya huruf-huruf dilafalkan itu telah dipuji, yang tercela adalah menjaga huruf-hurufnya tapi tidak menjaga hukum syariat dalam Al-Qur'an . (Al Istidzkar, 2/363)
Apa yang disebutkan dalam riwayat di atas sepertinya saat ini telah terjadi. Menjamurnya perhatian manusia terhadap hapalan Al-Qur'an , dan bagusnya bacaan. Adapun bagaimana menggali memahami hukum, syariat, hikmah, dan menjalankannya, kurang mendapat perhatian. Serta banyaknya para penceramah, bahkan dadakan, tapi sedikit ahli fiqih. Intinya adalah hilangnya keseimbangan, itulah yang dicela. Adapun membaca Al-Qur'an , menghapalnya, adalah hal mulia. ( )
Wallahu Ta'ala A'lam
إِنَّكُمْ قَدْ أَصْبَحْتُمْ فِي زَمَانٍ كَثِيرٍ فُقَهَاؤُهُ، قَلِيلٍ خُطَبَاؤُهُ، كَثِيرٍ مُعْطُوهُ قَلِيلٍ سُؤَّالُهُ الْعَمَلُ فِيهِ خَيْرٌ مِنَ الْعِلْمِ، وَسَيَأتِي [مِنْ بَعْدِكُمْ] زَمَانٌ قَلِيلٌ فُقَهَاؤُهُ، كَثِيرٌ خُطَبَاؤُهُ , كَثِيرٌ سُؤَّالُهُ، قَلِيلٌ مُعْطُوهُ، الْعِلْمُ فِيهِ خَيْرٌ مِنَ الْعَمَلِ
"Sungguh, saat ini kalian hidup di mana banyak fuqaha (ahli fiqih), sedikit khuthaba (penceramah, tukang pidato, orator), banyak yang memberi, dan sedikit peminta-minta. Setelah kalian, akan datang zaman sedikit ahli fiqihnya, banyak penceramahnya, orang yang memberi sedikit, sedangkan yang meminta-minta banyak. Saat itu manusia lebih mementingkan ilmu dibanding amal." (HR. Ath-Thabarani dalam Mu'jam Al-Kabir, No. 3111). ( )
Hadis di atas dinyatakan dhaif oleh Imam Zainuddin al-'Iraqi. (Takhrijul Ihya', Hal 14). Namun, ada yang shahih sebagai ucapan Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu:
إنك في زمان كثير فقهاؤه قليل قراؤه تُحْفَظُ فِيهِ حُدُودُ الْقُرْآنِ وَتُضَيَّعُ حُرُوفُهُ قَلِيلٌ مَنْ يَسْأَلُ كَثِيرٌ مَنْ يُعْطِي يُطِيلُونَ فِيهِ الصَّلَاةَ وَيُقَصِّرُونَ الْخُطْبَةَ يُبَدُّونَ أَعْمَالَهُمْ قَبْلَ أَهْوَائِهِمْ وَسَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ قَلِيلٌ فُقَهَاؤُهُ كَثِيرٌ قُرَّاؤُهُ يُحْفَظُ فِيهِ حُرُوفُ الْقُرْآنِ وَتُضَيَّعُ حُدُودُهُ كَثِيرٌ مَنْ يَسْأَلُ قَلِيلٌ مَنْ يُعْطِي يُطِيلُونَ فِيهِ الْخُطْبَةَ وَيُقَصِّرُونَ الصَّلَاةَ يُبَدُّونَ فِيهِ أَهْوَاءَهُمْ قَبْلَ أَعْمَالِهِمْ
Kalian (para sahabat nabi) hidup di zaman banyak fuqaha, sedikit qurra (ahli baca Al-Qur'an ), di zaman ini terjaga hukum-hukum Al-Qur'an , hilang huruf-hurufnya (bacaan tidak terlalu bagus), peminta-minta lebih sedikit dibanding yang memberi, shalatnya panjang dan khutbahnya pendek, mereka mengutamakan amal-amalnya dibanding hawa nafsunya. Akan datang zaman kepada manusia, fuqahanya sedikit, banyak ahli baca Al-Qur'an , mereka hanya menjaga huruf-hurufnya tapi luput dari menjaga hukum-hukum syariat yang ada pada Al-Qur'an , peminta-minta lebih banyak dibanding pemberi, khutbah mereka panjang tapi salat mereka pendek, mereka lebih menampakkan hawa nafsunya dibanding amalnya. (HR. Malik, Dishahihkan oleh Al Hafizh Ibnu Hajar, Fathul Bari, 5/510).
Imam Ibnu Abdil Bar berkata: "Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud dengan banyak jalur yang bersambung, bagus, dan mutawatir." (Al Istidzkar, 2/363). Riwayat ini merupakan pujian dan keutamaan atas zaman dimana ahli fiqih, orang yang paham agama, lebih banyak dibanding penceramah dan penghapal Al-Qur'an .
Imam Ibnu Abdil Bar rahimahullah mengatakan, dalam hadis ini terdapat pemahaman adanya pujian untuk zaman banyak fuqahanya, saat itu sedikitnya qurra, dan zaman tersebut telah dipuji lewat lisan Rasulullah SAW . Sekaligus sebagai celaan atas kondisi yang berubah yaitu banyak ahli baca Al-Qur'an , tapi sedikit amalnya. (Baca Juga: Dahsyatnya Akhir Zaman, Ini Pesan Ustaz Zulkifli Ali)
Ini menjadi dalil bahwa banyaknya ahli baca Al-Qur'an sebagai perubahan zaman dan itu tercela. Telah diriwayatkan dari Hadis Nabi SAW : "Paling banyak golongan munafik dari umatku adalah para qurra-nya." Ini pun menjadi dalil, bacaan tidak bagus tidak apa-apa, asalkan dia menjaga syariat di dalamnya.
Imam Ibnu Abdil Bar juga berkata: Ini menjadi dalil bahwa hilangnya huruf-huruf saat melafalkannya adalah tidak apa-apa, karena zaman disaat hilangnya huruf-huruf dilafalkan itu telah dipuji, yang tercela adalah menjaga huruf-hurufnya tapi tidak menjaga hukum syariat dalam Al-Qur'an . (Al Istidzkar, 2/363)
Apa yang disebutkan dalam riwayat di atas sepertinya saat ini telah terjadi. Menjamurnya perhatian manusia terhadap hapalan Al-Qur'an , dan bagusnya bacaan. Adapun bagaimana menggali memahami hukum, syariat, hikmah, dan menjalankannya, kurang mendapat perhatian. Serta banyaknya para penceramah, bahkan dadakan, tapi sedikit ahli fiqih. Intinya adalah hilangnya keseimbangan, itulah yang dicela. Adapun membaca Al-Qur'an , menghapalnya, adalah hal mulia. ( )
Wallahu Ta'ala A'lam
(rhs)