Baca Basmalah Sebelum Makan, Begini Efeknya pada Setan
Rabu, 14 Agustus 2024 - 09:01 WIB
Ketika membaca basmalah atau bismillah sebelum makan, salah satu keutamaannya akan membuat setan muntah-muntah. Kenapa demikian? Ada kisahnya tentang hal tersebut.
Diceritakan, suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang duduk menyaksikan seorang laki-laki tengah makan. Tiba-tiba Rasulullah tertawa. Tentu sebagian sahabat heran mengapa beliau tertawa.
Rasulullah kemudian menjelaskan bahwa beliau baru saja melihat syetan muntah-muntah akibat sebuah bacaan singkat.
Bacaan apakah itu? Bacaan itu tidak lain ternyata adalah basmalah . Karena ketika seseorang makan dan tidak membaca basmalah, setan ikut makan bersamanya. Setan turut menikmati makanan itu dengan lahapnya. Namun, ketika di tengah-tengah makan orang tersebut ingat bahwa dirinya belum membaca basmalah, lalu ia membacanya saat itu setan pun memuntahkan seluruh makanan yang tadi ia makan.
Abu Daud meriwayatkan sabda Rasulullah tersebut dalam Sunan-nya:
Dari Umayyah bin Makhsiy -yakni salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam- ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam duduk, ada seorang laki-laki yang makan dan ia tidak membaca basmalah hingga makanannya hampir habis tinggal satu suapan. Lalu ketika ia memasukkan suapan itu ke mulutnya ia (ingat dan) membaca “Bismillahi awwalahu wa aakhirahu”. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lantas tertawa. Kemudian beliau bersabda: “Syetan masih terus makan bersamanya, tapi ketika ia membaca Basmalah, syetan langsung memuntahkan apa yang ada di perutnya.” (HR. Abu Daud)
Demikianlah dahsyatnya bacaan Basmalah. Kita dianjurkan untuk membaca basmalah dalam memulai segala perbuatan yang baik. Termasuk makan. Dengan membaca basmalah, sesungguhnya kita tengah mencanangkan niat
beramal shalih. Dengan niat beramal shalih ikhlas karena Allah, perbuatan-perbuatan yang asalnya berhukum mubah menjadi berpahala bagi kita.
Wallahu A'lam
Diceritakan, suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang duduk menyaksikan seorang laki-laki tengah makan. Tiba-tiba Rasulullah tertawa. Tentu sebagian sahabat heran mengapa beliau tertawa.
Rasulullah kemudian menjelaskan bahwa beliau baru saja melihat syetan muntah-muntah akibat sebuah bacaan singkat.
Bacaan apakah itu? Bacaan itu tidak lain ternyata adalah basmalah . Karena ketika seseorang makan dan tidak membaca basmalah, setan ikut makan bersamanya. Setan turut menikmati makanan itu dengan lahapnya. Namun, ketika di tengah-tengah makan orang tersebut ingat bahwa dirinya belum membaca basmalah, lalu ia membacanya saat itu setan pun memuntahkan seluruh makanan yang tadi ia makan.
Abu Daud meriwayatkan sabda Rasulullah tersebut dalam Sunan-nya:
عَنْ أُمَيَّةَ بْنِ مَخْشِىٍّ وَكَانَ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم جَالِسًا وَرَجُلٌ يَأْكُلُ فَلَمْ يُسَمِّ حَتَّى لَمْ يَبْقَ مِنْ طَعَامِهِ إِلاَّ لُقْمَةٌ فَلَمَّا رَفَعَهَا إِلَى فِيهِ قَالَ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ فَضَحِكَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم ثُمَّ قَالَ مَا زَالَ الشَّيْطَانُ يَأْكُلُ مَعَهُ فَلَمَّا ذَكَرَ اسْمَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ اسْتَقَاءَ مَا فِى بَطْنِهِ
Dari Umayyah bin Makhsiy -yakni salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam- ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam duduk, ada seorang laki-laki yang makan dan ia tidak membaca basmalah hingga makanannya hampir habis tinggal satu suapan. Lalu ketika ia memasukkan suapan itu ke mulutnya ia (ingat dan) membaca “Bismillahi awwalahu wa aakhirahu”. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lantas tertawa. Kemudian beliau bersabda: “Syetan masih terus makan bersamanya, tapi ketika ia membaca Basmalah, syetan langsung memuntahkan apa yang ada di perutnya.” (HR. Abu Daud)
Demikianlah dahsyatnya bacaan Basmalah. Kita dianjurkan untuk membaca basmalah dalam memulai segala perbuatan yang baik. Termasuk makan. Dengan membaca basmalah, sesungguhnya kita tengah mencanangkan niat
beramal shalih. Dengan niat beramal shalih ikhlas karena Allah, perbuatan-perbuatan yang asalnya berhukum mubah menjadi berpahala bagi kita.
Wallahu A'lam
(wid)