Strategi Rasulullah SAW dalam Perang Uhud

Senin, 30 September 2024 - 20:46 WIB
Strategi Rasulullah SAW dalam Perang Uhud membuat kemenangan Muslimin pada pagi hari. Ilustrasi: Ist
Kisah strategi Rasulullah SAW dalam Perang Uhud bisa disimak dalam buku "Sejarah Hidup Muhammad" karya Muhammad Husain Haekal yang diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Ali Audah.

Dikisahkan, pagi-pagi sekali; kaum Muslimin berangkat menuju Uhud. Lalu mereka memotong jalan sedemikian rupa sehingga pihak musuh itu berada di belakang pasukan Muslim.

Selanjutnya Nabi Muhammad SAW mengatur barisan para sahabat . Limapuluh orang barisan pemanah ditempatkan di lereng-lereng gunung, dan kepada mereka diperintahkan:

"Lindungi kami dari belakang, sebab kita khawatir mereka akan mendatangi kami dari belakang. Dan bertahanlah kamu di tempat itu, jangan ditinggalkan. Kalau kamu melihat kami dapat menghancurkan mereka sehingga kami memasuki pertahanan mereka, kamu jangan meninggalkan tempat kamu. Dan jika kamu lihat kami yang diserang jangan pula kami dibantu, juga jangan kami dipertahankan. Tetapi tugasmu ialah menghujani kuda mereka dengan panah, sebab dengan serangan panah kuda itu takkan dapat maju."



Selain pasukan pemanah, yang lain tidak diperbolehkan menyerang siapa pun, sebelum ia memberi perintah menyerang.

Adapun pihak Quraisy juga sudah menyusun barisan. Barisan kanan dipimpin oleh Khalid bin Walid sedang sayap kiri dipimpin oleh Ikrimah bin Abi Jahal . Bendera diserahkan kepada Abd'l 'Uzza Talha b. Abi Talha.

Wanita-wanita Quraisy sambil memukul tambur dan genderang berjalan di tengah-tengah barisan itu. Kadang mereka di depan barisan, kadang di belakangnya. Mereka dipimpin oleh Hindun binti Utba, isteri Abu Sufyan, seraya berteriak-teriak:

"Hayo, Banu Abd'd-Dar... Hayo pengawal barisan belakang Hantamlah dengan segala yang tajam. Kamu maju kami peluk Dan kami hamparkan kasur yang empuk atau kamu mundur kita berpisah. Berpisah tanpa cinta."

Nabi Muhammad SAW berpidato memberi semangat dalam pertempuran itu. Ia menjanjikan pasukannya akan mendapat kemenangan apabila mereka tabah.

Sebilah pedang dipegangnya sambil ia berkata: "Siapa yang akan memegang pedang ini guna disesuaikan dengan tugasnya?"



Beberapa orang tampil. Tapi pedang itu tidak pula diberikan kepada mereka. Kemudian Abu Dujana Simak bin Kharasya dari Banu Sa'ida tampil seraya berkata: "Apa tugasnya, Rasulullah?"

"Tugasnya ialah menghantamkan pedang kepada musuh sampai ia bengkok," jawabnya.

Abu Dujana seorang laki-laki yang sangat berani. Ia mengenakan pita (kain) merah. Apabila pita merah itu sudah diikatkan orang pun mengetahui, bahwa ia sudah siap bertempur dan waktu itu pun ia sudah mengeluarkan pita mautnya itu.

Pedang diambilnya, pita dikeluarkan lalu diikatkannya di kepala. Kemudian ia berlagak di tengah-tengah dua barisan itu seperti biasanya apabila ia sudah siap menghadapi pertempuran.

"Cara berjalan begini sangat dibenci Allah, kecuali dalam bidang ini," kata Nabi Muhammad setelah dilihatnya orang itu berlagak.

Orang pertama yang mencetuskan perang di antara dua pihak itu adalah Abu 'Amir 'Abdul 'Amr bin Shaifi al-Ausi (dari Aus).

Orang ini sengaja pindah dari Madinah ke Makkah hendak membakar semangat Quraisy supaya memerangi Nabi Muhammad. Ia belum pernah ikut dalam perang Badar.

Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Qatadah dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Tidak ada sikap lalai ketika tidur, akan tetapi kelalaian itu hanya ada ketika terjaga, yaitu mengakhirkan shalat hingga datang waktu shalat yang lain.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 373)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More