5 Isi Kandungan Surat Ali-Imran Ayat 1-10 yang Sarat Makna

Jum'at, 29 November 2024 - 10:51 WIB
Kandungan Surat Ali-Imran Ayat 1-10 menyimpan pesan-pesan penting yang dapat menjadi pedoman hidup bagi setiap muslim. Foto ilustrasi/ist
Kandungan Surat Ali-Imran Ayat 1-10 menyimpan pesan-pesan penting yang dapat menjadi pedoman hidup bagi setiap muslim.

Ayat-ayat ini menegaskan kebesaran Allah SWT, keimanan kepada Al-Qur'an, dan pentingnya menghindari kekufuran.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lima kandungan utama dari surat Ali-Imran ayat 1-10 yang penuh dengan hikmah dan pelajaran berharga. Penjelasan ini disusun agar mudah dipahami dan dapat menginspirasi pembaca untuk memperdalam keimanan dan amal ibadah.

5 Kandungan Surat Ali -Imran Ayat 1-10

1. Tiada Tuhan Selain Allah SWT, Maha Hidup dan Maha Mengurus makhluknya

Kandungan surat Ali-Imran ayat 1 dan 2 menjelaskan bagaimana Allah SWT adalah satu satunya tuhan dan maha hidup lagi maha mengurus makhluknya.

Ali-Imran (3:1)

الٓمٓ


Artinya :

“Alif lām Mīm.”

Ali-Imran (3:2)

ٱللَّهُ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ


Artinya :

“Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya).”

Tafsiran Ibnu Katsir menjelaskan tentang kedua ayat tersebut bahwa terdapat 3 ayat yang menerangkan bahwa asma Allah yang teragung, yaitu surat Ali-Imran ayat 1-2 dan surat Al-Baqarah ayat 225 yang berbunyi, “Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya).”

“Alif Lam Mim” sendiri dalam ayat pertama adalah sebuah awalan yang tidak diketahui oleh manusia dan hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Oleh karena itu, para ulama takut untuk menafsirkan ayat tersebut.

2. Al-Qur’an Diturunkan Kepada Rasulullah SAW yang Mengandung Kebenaran

Pada ayat ke 3 dari surat Ali-Imran, ayat tersebut mengandung penjelasan bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW yang mengandung kebenaran.

Ali-Imran (3:3)

نَزَّلَ عَلَيْكَ ٱلْكِتَـٰبَ بِٱلْحَقِّ مُصَدِّقًۭا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنزَلَ ٱلتَّوْرَىٰةَ وَٱلْإِنجِيلَ


Artinya :

“Dia menurunkan Kitab (Alquran) kepadamu (Muhammad) yang mengandung kebenaran, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, dan Dia menurunkan Taurat dan Injil,”

Tafsiran Ibnu Katsir memperjelas tentang hal tersebut, maksud dari “Dia menurunkan Kitab (Alquran) kepadamu (Muhammad) yang mengandung kebenaran,” yaitu bagaimana Al-Qur'an diturunkan kepada Muhammad dengan penuh kebenaran.

Al-Qur'an ini tidak mengandung keraguan atau kebimbangan apa pun, karena ia benar-benar berasal dari Allah. Penurunan wahyu ini terjadi dengan ilmu Allah, dan para malaikat menjadi saksi atasnya. Cukuplah Allah sebagai saksi atas kebenaran ini.

Selanjutnya, “membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, dan Dia menurunkan Taurat dan Injil,” bukan berarti kitab tersebut salah dan tidak benar. Melainkan bahwa Taurat dan Injil memiliki beberapa isi yang kurang jelas dan belum lengkap.

Hal ini dikarenakan Al-Qur’an dapat dikatakan sebagai revisi dari kitab Taurat dan Injil yang dijelaskan pada ayat selanjutnya yang berbunyi, “sebelumnya, sebagai petunjuk bagi manusia,” (Ali-Imran Ayat 4).

Firman tersebut menjelaskan bahwa Taurat dan Injil adalah kitab yang memiliki fungsi yang sama dengan Al-Qur’an yaitu sebagai petunjuk bagi manusia tetapi tidak lengkap dan efektif.

3. Allah SWT Menurunkan Al-Furqan dan Bahaya Mengingkari Ayat Al-Qur’an

Berhubung dengan ayat 4, kandungan surat Ali-Imran Ayat 4 menjelaskan bahwa Allah SWT menurunkan Al-Furqan serta mengapa bahayanya mengingkari ayat Al-Qur’an.

Ali-Imran (3:4)

مِن قَبْلُ هُدًۭى لِّلنَّاسِ وَأَنزَلَ ٱلْفُرْقَانَ ۗ إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ بِـَٔايَـٰتِ ٱللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌۭ شَدِيدٌۭ ۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌۭ ذُو ٱنتِقَامٍ


Artinya :

“sebelumnya, sebagai petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al-Furqan. Sungguh, orang-orang yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh azab yang berat. Allah Mahaperkasa lagi mempunyai balasan (siksa).”

Dalam tafsiran Ibnu Katsir, bagian “dia menurunkan Al-Furqan.” menjelaskan bahwa Allah SWT memilah antara petunjuk dan kesesatan, kebenaran dan kebatilan, jalan yang bengkok dan jalan yang lurus, dilakukan melalui apa yang Allah SWT sampaikan berupa argumen-argumen kuat, penjelasan-penjelasan gamblang, dalil-dalil yang terang, serta bukti-bukti yang meyakinkan.

Ibnu Jarir mengatakan bahwa Al-Furqan dalam ayat ini merupakan bentuk masdar yang merujuk pada Al-Qur'an. Beliau mengatakan hal tersebut dikarenakan firman dari ayat sebelumnya “Dia menurunkan Al-Kitab..” (Ali-Imran ayat 3) dimana kitab tersebut yaitu Al-Qur'an.

Selain itu, ayat tersebut berbunyi “ Sungguh, orang-orang yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh azab yang berat.” menjelaskan kepada orang orang yang ingkar dan ragu pada isi Al-Qur’an hingga berani menentangnya. Mereka akan azab yang berat kelak di hari kiamat nanti. Hal ini dikarenakan Allah SWT maha perkasa untuk membalas.

4. Pengetahuan Allah Terhadap Segala Sesuatu dan Kehendaknya Dalam Menciptakan Makhluk

Pada ayat ke 5-6 dalam kandungan surat Ali-Imran, ayat tersebut berisi tentang Allah maha mengetahui segala sesuatu dan kehendaknya dalam menciptakan makhluknya.

Ali-Imran (3:5)

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَخْفَىٰ عَلَيْهِ شَىْءٌۭ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِى ٱلسَّمَآءِ


Artinya :

“Bagi Allah tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi di bumi dan di langit.”

Ali-Imran (3:6)

هُوَ ٱلَّذِى يُصَوِّرُكُمْ فِى ٱلْأَرْحَامِ كَيْفَ يَشَآءُ ۚ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ


Artinya :

“Dialah yang membentuk kamu dalam rahim menurut yang Dia kehendaki. Tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.”

Mengambil dari tafsiran Ibnu Katsir, firman Allah dalam ayat ke 5 memberitahukan bahwa dia mengetahui segala yang gaib di langit dan di bumi, tidak ada satupun yang tersembunyi dari pengetahuan-Nya.

Lanjut ke ayat 6, ayat tersebut menjelaskan bahwa Dia menciptakan kalian dalam rahim sesuai dengan kehendak-Nya, apakah sebagai laki-laki atau perempuan, apakah tampan atau kurang rupa, dan apakah dalam keadaan bahagia atau celaka.

Maka dari itu, Allah SWT yang maha perkasa dan maha bijaksana mengetahui apa yang dilakukan oleh ciptaannya serta semua ciptaan makhluk Allah sesuai dengan kehendaknya.

5. Orang Kafir Sebagai Bahan Bakar Neraka dan Harta yang Tidak Berguna

Terakhir, kandungan surah Ali-Imran ayat 10 menjelaskan bagaimana orang kafir ditakdirkan oleh Allah SWT sebagai bahan bakar neraka dan harta mereka yang tidak akan membantu mereka.

Ali-Imran (3:6)

إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَن تُغْنِىَ عَنْهُمْ أَمْوَٰلُهُمْ وَلَآ أَوْلَـٰدُهُم مِّنَ ٱللَّهِ شَيْـًۭٔا ۖ وَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمْ وَقُودُ ٱلنَّارِ


Artinya :

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir, bagi mereka tidak akan berguna sedikit pun harta benda dan anak-anak mereka terhadap (azab) Allah. Dan mereka itu (menjadi) bahan bakar api neraka.”

Tafsiran Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Allah SWT memberitakan tentang orang-orang kafir, bahwa mereka akan menjadi bahan bakar bagi api neraka saat mereka telah pergi ke akhirat. Segala yang diberikan kepada mereka di dunia, seperti harta benda dan anak-anak, tidak akan memberikan manfaat di sisi Allah, dan tidak dapat menyelamatkan mereka dari azab-Nya yang sangat pedih.

Surat Ali-Imran ayat 1-10 mengandung pelajaran yang sangat dalam tentang kebesaran Allah, petunjuk hidup, dan bahaya kekufuran.

Setiap ayat memaparkan kebenaran yang harus diyakini dan dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan. Dengan memahami kandungan surah ini, diharapkan kita dapat memperdalam keimanan, meningkatkan amal ibadah, dan senantiasa berada di jalan yang lurus. Semoga pemahaman yang diperoleh dari ayat-ayat ini membawa kita lebih dekat kepada Allah SWT dan menjauhkan kita dari azab-Nya yang pedih.MG/ Raffirabbani Panatamahdi Adizaputra

Baca juga: Isi Kandungan Surat Ali Imran Ayat 159, Anjuran Bersikap Lemah Lembut dan Bermusyawarah
(wid)
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari 'Urwah bahwa Aisyah telah mengabarkan kepadanya bahwa dalam shalatnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering berdoa: ALLAHUMMA INNI 'AUUDZUBIKA MIN 'ADZAABIL QABRI WA A'UUDZUBIKA MIN FITNATIL MASIIHID DAJJAL WA A'UUDZUBIKA MIN FITNATIL MAHYA WAL MAMAATI, ALLAHUMMA INNI A'UUDZUBIKA MINAL MA'TSMI WAL MAGHRAMI (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, aku berlindung dari fitnah Dajjal, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian, ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan dosa dan lilitan hutang). Maka seseorang bertanya kepada beliau, Alangkah seringnya anda memohon perlindungan diri dari lilitan hutang. Beliau bersabda: Sesungguhnya apabila seseorang sudah sering berhutang, maka dia akan berbicara dan berbohong, dan apabila berjanji, maka dia akan mengingkari.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 746)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More