Kisah Khalifah Sulaiman Menangis saat Mendengar Nasihat Salamah bin Dinar

Senin, 23 Desember 2024 - 10:52 WIB
Dialog Khalifah Sulaiman dengan Salamah bin Dinar penuh ajaran yang mulia. Ilustrasi: AI
Sulaiman bin Abdul-Malik (674 - 717) adalah khalifah yang berkuasa dari Februari 715 sampai mangkatnya pada September 717. Dia menjadi khalifah sepeninggal kakak kandungnya, Al-Walid. Sulaiman berasal dari Bani Umayyah cabang Marwani.

Pada masa kekuasaannya, Sulaiman melucuti jabatan lawan-lawan politiknya, terkhusus mereka yang dulu bersekutu dengan Al-Hajjaj bin Yusuf, panglima Umayyah yang terkenal akan kekerasannya.

Dia juga menghidupkan kembali upaya penaklukan Konstantinopel. Peran Sulaiman dalam sejarah terbayang-bayangi oleh reputasi penerusnya, Umar bin Abdul Aziz , yang kerap mendapat sorotan oleh sejarawan Muslim.

Dr Abdurrahman Ra’at Basya dalam bukunya berjudul "Mereka adalah Para Tabi’in" menceritakan pada tahun 97 H, Khalifah Sulaiman bersiap-siap mengadakan perjalanan menuju ad-Diyar al-Muqaddasah --tempat-tempat suci; Mekkah dan Madinah -- memenuhi panggilan Abul Anbiya Nabi Ibrahim AS. Unta-untanya melaju dengan cepat dari Damaskus ibukota Bani Umayyah menuju Madinah Munawwarah.



Kerinduan untuk salat di Raudlah yang suci juga kerinduan untuk mengajukan salam kepada Rasulullah SAW telah memenuhi jiwanya.

Para Qurra (ahli qira`at), Muhaddits (ahli hadits ), Fuqaha (ahli fiqih), ulama , Umara (para pemimpin) dan para panglima memenuhi rombongan khalifah.

Tatkala beliau sampai di Madinah Munawwarah dan tinggal di sana, orang-orang terhormat menghampirinya untuk mengucapkan salam dan menyambutnya.

Namun Salamah ibn Dinar, Qadli Madinah dan ‘alimnya yang ilmunya dijadikan hujjah serta imamnya yang Tsiqah (terpercaya) tidak termasuk dalam hitungan orang-orang yang mengunjungi khalifah untuk mengucapkan selamat datang dan salam.

Setelah Khalifah Sulaiman ibn Abdul Malik selesai menyambut orang-orang yang mengucapkan selamat datang, ia berkata kepada anggota majelisnya, “Sesungguhnya jiwa ini bisa berkarat sebagaimana berkaratnya logam apabila ia tidak menemukan orang yang bisa mengingatkannya (menasihatinya) dari waktu ke waktu serta menyepuh karatnya.”

“Benar, wahai Amirul Mukminin” jawab mereka.

Beliau berkata “Adakah seseorang di Madinah yang telah berjumpa dengan sekelompok sahabat Rasulullah SAW yang bisa menasihati kita?.”

Mereka menjawab, “Ya, wahai Amirul Mukminin… Dialah Abu Hazim al-A’raj.”



“Siapakah Abu Hazim al-A’raj?” tanya khalifah.

Mereka menjawab, “Ia adalah Salamah ibn Dinar, ‘alimnya Madinah dan imamnya, salah seorang tabi’in yang telah berjumpa dengan beberapa sahabat yang mulia.”

“Undanglah dia untuk menemuiku dan bersikap lembutlah dalam mengundangnya,” kata khalifah.

Mereka lantas pergi menemuinya dan mengundangnya.

Ketika ia (Salamah) menemui khalifah….beliau mengucapkan selamat datang dan mempersilahkannya duduk dekat beliau. Ia berkata kepadanya seraya menegur, “Mengapa kamu berpaling acuh dariku wahai Abu Hazim?”

“Berpaling seperti apa yang engkau dapati dariku wahai Amirul Mukminin?” jawabnya.
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
رَبَّنَا لَا تُزِغۡ قُلُوۡبَنَا بَعۡدَ اِذۡ هَدَيۡتَنَا وَهَبۡ لَنَا مِنۡ لَّدُنۡكَ رَحۡمَةً ‌ ۚ اِنَّكَ اَنۡتَ الۡوَهَّابُ
Mereka berdoa, Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.

(QS. Ali 'Imran Ayat 8)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More