11 Keutamaan Salat Tarawih di Bulan Ramadan, Simak Ya!
Jum'at, 28 Februari 2025 - 08:16 WIB
Salat Tarawih adalah salat sunnah yang dikerjakan pada malam hari di bulan suci Ramadan. Salat ini tergolong dalam ibadah qiyamul lail (salat malam) dan biasanya dilaksanakan dengan jeda istirahat di antara rakaatnya. Foto ilustrasi/ist
Ada banyak keutamaan Salat Tarawih di Bulan Ramadan yang penting diketahui umat Islam. Apalagi salat sunnah ini dianjurkan dilaksanakan selama bulan Ramadan. Apa saja keutamaannya tersebut?
Tarawih berasal dari kata “tarwīh” yang berarti istirahat atau tempat istirahat. Menurut para ulama kata “tarawih” berasal dari kata murāwahah yang berarti mengulang-ulang.
Salat Tarawih adalah salat sunnah yang dikerjakan pada malam hari di bulan suci Ramadan. Salat ini tergolong dalam ibadah qiyamul lail (salat malam) dan biasanya dilaksanakan dengan jeda istirahat di antara rakaatnya.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam menganjurkan umatnya untuk mengerjakannya sebagai bentuk ibadah tambahan yang mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Salat tarawih pertama di bulan Ramadan akan dilaksanakan bertepatan dengan malam tanggal 1 Ramadan yang ditandai dengan adanya hilal. Sementara waktu pelaksanannya setelah salat isya.
Salat Tarawih memiliki landasan sebagaimana yang dijelaskan dalam HR. Ahmad sebagai berikut :
Artinya :
“Sesungguhnya Ramadan adalah bulan dimana Allah mewajibkan puasanya, dan sesungguhnya aku menyunnahkan qiyamnya untuk orang-orang Islam. Maka barang siapa berpuasa Ramadan dan qiyam Ramadan karena iman dan mencari pahala, maka ia (pasti) keluar dari dosa-dosanya sebagaimana pada hari ia dilahirkan oleh ibunya.” (HR Ahmad )
Dalam hadis tersebut sudah jelas bahwasanya Allah SWT, menyunnahkan salat qiyam ( sholat tarawih ) bagi seluruh umat muslim disamping diwajibkannya shaum di siang hari nya, dan barang siapa yang mengerjakannya dengan sepenuh hati karena keyakinannya untuk mencari pahala maka Allah SWT. akan mengampuni seluruh dosanya sebagaimana ia dilahirkan ke dunia.
"Barangsiapa melakukan ibadah puasa Ramadan karena iman dan mencari pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR Imam Bukhari dan Muslim).
"Seorang yang menyambung silaturahmi bukanlah seorang yang membalas kebaikan seseorang dengan kebaikan semisal. Akan tetapi seorang yang menyambung silaturahmi adalah orang yang berusaha kembali menyambung silaturahmi setelah sebelumnya diputuskan oleh pihak lain." (HR. Bukhari)
"Barang siapa qiyamul lail bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya (pahala) qiyam satu malam (penuh)." (HR Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Ibn Majah, Nasa'i)
Tarawih berasal dari kata “tarwīh” yang berarti istirahat atau tempat istirahat. Menurut para ulama kata “tarawih” berasal dari kata murāwahah yang berarti mengulang-ulang.
Salat Tarawih adalah salat sunnah yang dikerjakan pada malam hari di bulan suci Ramadan. Salat ini tergolong dalam ibadah qiyamul lail (salat malam) dan biasanya dilaksanakan dengan jeda istirahat di antara rakaatnya.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam menganjurkan umatnya untuk mengerjakannya sebagai bentuk ibadah tambahan yang mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Salat tarawih pertama di bulan Ramadan akan dilaksanakan bertepatan dengan malam tanggal 1 Ramadan yang ditandai dengan adanya hilal. Sementara waktu pelaksanannya setelah salat isya.
Salat Tarawih memiliki landasan sebagaimana yang dijelaskan dalam HR. Ahmad sebagai berikut :
إِنَّ رَمَضَانَ شَهْرٌ فَرَضَ اللَّهُ صِيَامَهُ، وَإِنِّي سَنَنْتُ لِلْمُسْلِمِينَ قِيَامَهُ، فَمَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا خَرَجَ مِنْ ذُنُوبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
Artinya :
“Sesungguhnya Ramadan adalah bulan dimana Allah mewajibkan puasanya, dan sesungguhnya aku menyunnahkan qiyamnya untuk orang-orang Islam. Maka barang siapa berpuasa Ramadan dan qiyam Ramadan karena iman dan mencari pahala, maka ia (pasti) keluar dari dosa-dosanya sebagaimana pada hari ia dilahirkan oleh ibunya.” (HR Ahmad )
Dalam hadis tersebut sudah jelas bahwasanya Allah SWT, menyunnahkan salat qiyam ( sholat tarawih ) bagi seluruh umat muslim disamping diwajibkannya shaum di siang hari nya, dan barang siapa yang mengerjakannya dengan sepenuh hati karena keyakinannya untuk mencari pahala maka Allah SWT. akan mengampuni seluruh dosanya sebagaimana ia dilahirkan ke dunia.
Keutamaan Salat Tarawih
Meski ibadah sunnah, salat tarawih memiliki banyak keutamaan yang dapat mendatangkan keberkahan. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa keutamaan dari salat tarawih:1. Diampuninya Dosa yang Telah Lalu
Keutamaan pertama dari melaksanakan Salat Tarawih adalah diampuninya dosa-dosa yang terdahulu. Seperti dalam hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim, ibadah yang dilakukan saat bulan Ramadhan dapat jadi ajang pengampunan dosa-dosa terdahulu. Hal ini juga dikarenakan saat bulan Ramadhan semua pintu pengampunan dibuka.مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Barangsiapa melakukan ibadah puasa Ramadan karena iman dan mencari pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR Imam Bukhari dan Muslim).
2. Dilapangkan Rezeki
Salat Tarawih di Bulan Ramadan dapat melapangkan rezeki bagi para pelaksananya. Salat Tarawih biasanya dilaksanakan secara berjamaah di masjid atau musala. Saat salat berjamaah akan bertemu dengan sesama umat muslim dan terjalinnya silaturahmi. Silaturahmi yang terjaga dengan baik akan melapangkan rezeki."Seorang yang menyambung silaturahmi bukanlah seorang yang membalas kebaikan seseorang dengan kebaikan semisal. Akan tetapi seorang yang menyambung silaturahmi adalah orang yang berusaha kembali menyambung silaturahmi setelah sebelumnya diputuskan oleh pihak lain." (HR. Bukhari)
3. Dapat Pahala Berlipat Ganda
Saat menjalankan ibadah puasa dan Salat Tarawih akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Salat Tarawih juga dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah di masjid atau musala dan pahala yang didapat dapat meningkat hingga 27 derajat.مَنْ قَامَ مَعَ اْلإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَة
"Barang siapa qiyamul lail bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya (pahala) qiyam satu malam (penuh)." (HR Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Ibn Majah, Nasa'i)
Lihat Juga :