Agar Berkah, Yuk Simak Etika Berbuka Puasa sesuai Sunnah Ini!
Senin, 17 Maret 2025 - 17:20 WIB
Agar berbuka puasa kita lebih berkah, kita dapat berbuka puasa sesuai sunnah Nabi Muhammad SAW yang mengawalinya dengan ucapan bismillah. Foto ilustrasi/SINDOnews
Agar berbuka puasa kita lebih berkah, kita dapat berbuka puasa dengan melihat tuntunan sunnah Rasulullah SAW . Seperti apa cara berbuka Baginda Nabi SAW ini?
Di masyarakat, waktu berbuka puasa tentunya menjadi waktu yang ditunggu-tunggu dan membahagiakan di bulan Ramadan ini. Banyak cara dilakukan untuk menanti datangnya waktu berbuka termasuk membaca Al Qur'an, memasak makanan buka puasa, ngabuburit dan lain sebagainya.
Waktu berbuka puasa Ramadan adalah ketika siang telah berlalu dan matahari telah terbenam dan malam mulai datang. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT :
“..........Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam.” (QS. Al-Baqarah :187)
Waktu berbuka puasa juga dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan dari Umar bin Khaththab yang diriwayakan oleh Bukhari dan Muslim, bahwa Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Apabila malam telah datang dan siang beranjak pergi serta matahari telah terbenam maka orang yang berpuasa telah waktunya berbuka.”
Nah, agar berbuka puasa kita lebih berkah, kita dapat berbuka puasa sesuai sunnah Nabi Muhammad SAW. Ustadz Dr. Raehanul Bahraen hafidzhahullah, memberikan tata cara berbuka puasa sesuai sunnah ini sebagai berikut:
“Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah ia mengucapkan: “Bismillaahi awwalahu wa aakhirahu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)”.
Lalu berbuka (membatalkan puasa) ketika mendengar adzan, bisa dengan ruthab (kurma basah) atau tamr (kurma kering) atau seteguk air. Sebagaimana contoh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berbuka, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu:
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka dengan kurma basah (ruthab), jika tidak ada ruthab maka berbuka dengan kurma kering (tamr), jika tidak ada tamr maka minum dengan satu tegukan air”. [HR. Ahmad, Abu Dawud, sanadnya shahih]
“Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam apabila telah berbuka puasa, beliau berdoa:
ﺫَﻫَﺐَ ﺍﻟﻈّـَﻤَﺄُ ﻭَﺍﺑْﺘَﻠّـَﺖِ ﺍﻟْﻌُﺮُﻭﻕُ، ﻭَﺛَﺒَﺖَ ﺍﻟْﺄَﺟْﺮُ ﺇِﻥْ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ
“Dzahabazh zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaallah.” “Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki.” [HR. Abu Dawud, lihat Shahih al-Jami’ 4/209]
Ada dua alasan doa berbuka dengan cara ini berdasarkan hadis:
Di masyarakat, waktu berbuka puasa tentunya menjadi waktu yang ditunggu-tunggu dan membahagiakan di bulan Ramadan ini. Banyak cara dilakukan untuk menanti datangnya waktu berbuka termasuk membaca Al Qur'an, memasak makanan buka puasa, ngabuburit dan lain sebagainya.
Waktu berbuka puasa Ramadan adalah ketika siang telah berlalu dan matahari telah terbenam dan malam mulai datang. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT :
“..........Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam.” (QS. Al-Baqarah :187)
Waktu berbuka puasa juga dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan dari Umar bin Khaththab yang diriwayakan oleh Bukhari dan Muslim, bahwa Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Apabila malam telah datang dan siang beranjak pergi serta matahari telah terbenam maka orang yang berpuasa telah waktunya berbuka.”
Nah, agar berbuka puasa kita lebih berkah, kita dapat berbuka puasa sesuai sunnah Nabi Muhammad SAW. Ustadz Dr. Raehanul Bahraen hafidzhahullah, memberikan tata cara berbuka puasa sesuai sunnah ini sebagai berikut:
1. Ucapkan “Bismillah”.
Ini adalah perintah umum sebelum makan mengucapkan “Bismillah”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:ﺇِﺫَﺍ ﺃَﻛَﻞَ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﻓَﻠْﻴَﺬْﻛُﺮِ ﺍﺳْﻢَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻓَﺈِﻥْ ﻧَﺴِﻰَ ﺃَﻥْ ﻳَﺬْﻛُﺮَ ﺍﺳْﻢَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻓِﻰ ﺃَﻭّﻟِﻪِ ﻓَﻠْﻴَﻘُﻞْ ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻭّﻟَﻪُ ﻭَﺁﺧِﺮَﻩُ
“Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah ia mengucapkan: “Bismillaahi awwalahu wa aakhirahu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)”.
Lalu berbuka (membatalkan puasa) ketika mendengar adzan, bisa dengan ruthab (kurma basah) atau tamr (kurma kering) atau seteguk air. Sebagaimana contoh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berbuka, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu:
ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮ ﻝُ ﺍﻟﻠِّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪً ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳُﻔْﻄِﺮُ ﻋَﻠَﻰ ﺭُﻃَﺒَﺎﺕٍ ﻗَﺒْﻞَ ﺃََﻥْ ﻳُﺼَﻠِّﻲَ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻦْ ﺭُﻃَﺒَﺎ ﺕٌ ﻓَﻌَﻠَﻰ ﺗَﻤَﺮَﺍﺕٍ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢ ﺗَﻜُﻦْ ﺣَﺴَﺎ ﺣَﺴَﻮﺍﺕٍ ﻣِﻦْ ﻣَﺎﺀٍ
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka dengan kurma basah (ruthab), jika tidak ada ruthab maka berbuka dengan kurma kering (tamr), jika tidak ada tamr maka minum dengan satu tegukan air”. [HR. Ahmad, Abu Dawud, sanadnya shahih]
2. Kemudian baru membaca doa berbuka puasa
Ini berdasarkan hadis:ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠّﻢَ، ﺇِﺫَﺍ ﺃَﻓْﻄَﺮَ ﻗَﺎﻝَ ﺫَﻫَﺐَ ﺍﻟﻈّـَﻤَﺄُ ﻭَﺍﺑْﺘَﻠّـَﺖِ ﺍﻟْﻌُﺮُﻭﻕُ، ﻭَﺛَﺒَﺖَ ﺍﻟْﺄَﺟْﺮُ ﺇِﻥْ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ
“Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam apabila telah berbuka puasa, beliau berdoa:
ﺫَﻫَﺐَ ﺍﻟﻈّـَﻤَﺄُ ﻭَﺍﺑْﺘَﻠّـَﺖِ ﺍﻟْﻌُﺮُﻭﻕُ، ﻭَﺛَﺒَﺖَ ﺍﻟْﺄَﺟْﺮُ ﺇِﻥْ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ
“Dzahabazh zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaallah.” “Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki.” [HR. Abu Dawud, lihat Shahih al-Jami’ 4/209]
Ada dua alasan doa berbuka dengan cara ini berdasarkan hadis:
Lihat Juga :