Ummu Fadhl, Ibu Pemberani yang Melahirkan Anak-anak Saleh dan Pandai

Jum'at, 11 September 2020 - 12:53 WIB
Ummu Fadhl adalah sosok seorang ibu yang berhasil mendidik anak-anaknya menjadi orang-orang saleh, dan keberaniannya melawan musuh Allah, datang dari lubuk hati karena iman dan takwa kepada -Nya. Foto ilustrasi/ist
Sosok muslimah teladan ini, merupakan salah seorang dari empat perempuan yang keimanannya dipersaksikan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Muslimah yang sangat beruntung itu bernama Lubabah binti al-Haris bin Huzn bin Bajir bin Hilaliyah. Ia juga dikenal dengan nama Lubabah al-Kubra serta akrab dipanggil Ummu Fadhl.

Ummu Fadhl adalah istri dari Abbas, paman Rasulullah. Ia dikaruniai enam orang anak yang mulia dan pandai dan belum ada seorang perempuan pun yang melahirkan laki-laki semisal mereka. Mereka adalah Fadhl, Abdullah al-Faqih, Ubaidullah al-Faqih, Ma'bad, Qatsam dan Abdurrahman.

Tentang Ummu Fadhl ini Abdullah bin Yazid berkata, "iada seorangpun yang melahirkan orang-­orang yang terkemuka seperti yang aku lihat sebagaimana enam putra Ummu Fadhl. Putra dari dua orang tua yang mulia. Pamannya Nabiyul Musthafa yang mulia. Penutup para Rasul dan sebaik-baik rasul"

(Baca juga : Inilah Batasan dan Adab Komunikasi dengan Lawan Jenis )

Dikutip dari buku Kitab "Nisaa’ Haular Rasuul", karya Mahmud Mahdi al-Istanbuli dan Musthafa Abu an-Nashr asy-Syalabi, dikisahkan Ummu Fadhl radhiyallahu'anha masuk Islam sebelum hijrah . Ia adalah perempuan pertama yang masuk Islam setelah Khadijah (Ummul Mukminin radhiyallahu'anha) sebagaimana yang dituturkan oleh putranya Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhu, “Aku dan Ibuku adalah termasuk orang-orang yang tertindas dari wanita dan anak-anak.”

Ummu Fadhl termasuk perempuan yang berkedudukan tinggi dan mulia di kalangan para perempuan muslimah. Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam terkadang mengunjungi beliau dan terkadang tidur siang di rumahnya.

Ia juga seorang perempuan yang pemberani dan beriman, yang memerangi Abu Lahab si musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan membunuhnya. Diriwayatkan oleh Ibnu Ishak dari Ikrimah berkata, “Abu Rafi’ budak Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam berkata, Aku pernah menjadi budak Abbas, ketika Islam datang maka Abbas masuk Islam disusul oleh Ummu Fadhl, namun Abbas masih disegani terhadap kaumnya.”

(Baca juga : Amalan Ringan Ini, Pahalanya Mengalir Terus Hingga Hari Kiamat )

Abu Lahab tidak dapat menyertai perang Badar dan mewakilkannya kepada Ash bin Hisyam bin Mughirah, begitulah kebiasaan mereka manakala tidak mengikuti suatu peperangan maka ia mewakilkan kepada orang lain.

Tatkala datang kabar tentang musibah yang menimpa orang-orang Quraisy pada perang Badar yang mana Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menghinakan dan merendahkan Abu Lahab, maka sebaliknya kami merasakan adanya kekuatan dan izzah pada diri kami. Aku adalah seorang laki-laki yang lemah, aku bekerja membuat gelas yang aku pahat di bebatuan sekitar zam-zam, demi Allah suatu ketika aku duduk sedangkan di dekatku ada Ummu fadhl yang sedang duduk, sebelumnya kami berjalan, namun tidak ada kebaikan yang sampai kepada kami, tiba-tiba datanglah Abu Lahab dengan berlari kemudian duduk, tatkala dia duduk tiba-tiba orang-­orang berkata, “Ini dia Abu Sufyan bin Harits telah datang dari Badar. Abu Lahab berkata, “Datanglah kemari sungguh aku menanti beritamu."

(Baca juga : Di Rumah Tak Menghalangi Perempuan Tetap Produktif )

Kemudian duduklah Abu Jahal dan orang-orang berdiri mengerumuni sekitarnya. Berkatalah Abu Lahab, “Wahai putra saudaraku beritakanlah bagaimana keadaan manusia (dalam perang Badar)?” Abu Sufyan berkata, “Demi Allah tatkala kami menjumpai mereka, tiba-tiba mereka tidak henti-hentinya menyerang pasukan kami, mereka memerangi kami sesuka mereka dan mereka menawan kami sesuka hati mereka. Demi Allah sekalipun demikian tatkala aku menghimpun pasukan, kami melihat ada sekelompok laki-laki yang berkuda hitam putih berada di tengah-tengah manusia, demi Allah mereka tidak menginjakkan kakinya di tanah.”

Abu Rafi’ berkata, “Aku mengangkat batu yang berada di tanganku, kemudian berkata, Demi Allah itu adalah malaikat. Tiba-tiba Abu Lahab mengepalkan tangannya dan memukul aku dengan pukulan yang keras, maka aku telah membuatnya marah, kemudian dia menarikku dan membantingku ke tanah, selanjutnya dia dudukkan aku dan memukuliku sedangkan aku adalah laki­-laki yang lemah.

(Baca juga : Tak Ada yang Siap Hadapi Corona, Jokowi Sebut 215 Negara Alami Ekonomi Sangat Rumit )

Tiba-tiba berdirilah Ummu Fadhl mengambil sebuah tiang dari batu kemudian beliau pukulkan dengan keras mengenai kepala Abu Lahab sehingga melukainya dengan parah. Ummu Fadhl berkata, "Saya telah melemahkannya sehingga jatuhlah kredibilitasnya.’

Kemudian bangunlah Abu Lahab dalam keadaan terhina, Demi Allah ia tidak hidup setelah itu melainkan hanya tujuh malam hingga Allah Subhanahu wa Ta’ala menimpakan kepadanya penyakit bisul yang menyebabkan kematiannya.”

Begitulah perlakuan seorang perempuan mukminah yang pemberani terhadap musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga menjadi gugurlah kesombongannya dan merosotlah kehormatannya karena ternoda. Alangkah bangganya sejarah Islam yang telah mencatat Ummu Fadhl radhiyallahu'anha sebagai teladan bagi para perempuan yang dibina oleh Islam.

(Baca juga : Informasi soal Partai Baru Amien Rais Dicicil Agar Undang Rasa Ingin Tahu Publik )

Ibnu Sa’d menyebutkan di dalam 'ath-Thabaqat al-Kubra' bahwa Ummu Fadhl suatu hari bermimpi dengan suatu mimpi yang menakjubkan, sehingga ia bersegera untuk mengadukannya kepada Rasulullah Sholallahu alaihi wa sallam, ia berkata, “Wahai Rasulullah saya bermimpi seolah-olah sebagian dari anggota tubuhmu berada di rumahku.” Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda, “Mimpimu bagus, kelak Fatimah melahirkan seorang anak laki-laki yang nanti akan engkau susui dengan susu yang engkau berikan buat anakmu (Qatsam).”

Ummu Fadhl kemudian keluar dengan membawa kegembiraan karena berita tersebut, dan tidak berselang lama Fatimah radhiyallahu'anha melahirkan Hasan bin Ali yang kemudian diasuh oleh Ummu Fadhl.
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمۡنَاۤ اَنۡفُسَنَا وَاِنۡ لَّمۡ تَغۡفِرۡ لَـنَا وَتَرۡحَمۡنَا لَـنَكُوۡنَنَّ مِنَ الۡخٰسِرِيۡنَ
Keduanya berkata, Ya Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.

(QS. Al-A'raf Ayat 23)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More