Jadikan Anak 'Periwayat' yang Baik Amalan Orang Tuanya
Senin, 21 September 2020 - 14:30 WIB
"Karena sesungguhnya ayahku adalah orang yang menurunkanku dari langit ke bumi, sedangkan guruku mengangkatku dari bumi ke langit."
Guru adalah sebaik-baik ayah bahkan guru adalah ayah dari sisi agama (abuddin) dan ayah dari sisi ruh (aburruh). Bagaimana jika sekolah tidak peduli pada agama dan ruh anak?
(Baca juga : Ambil Alih dari Chevron, Pertamina Bersiap Ngebor 44 Sumur di Blok Rokan )
Setelah guru dan orang tua, lingkungan bermain anak juga mejadi sumber informasi bagi anak. Anak akan banyak meriwayatkan dari majelis-majelis ini. Rasulullah memperingatkan serius bahwa teman sampai mampu mempengaruhi agama, dalam sabdanya:
المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل
“Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
Dari lingkungan ini, riwayat dari orang tua yang diterima anak akan diuji. Karena akan muncul hal-hal baru diluar yang orang tua riwayatkan pada anak-anak mereka. Misalnya dari mana anak dapat kata-kata kasar, atau tindakan yang tak terpuji seperti mengumpat dan lainnya?
(Baca juga : Ketua MA Didesak Bentuk Tim Investigasi Internal Kasus Nurhadira )
Akhirnya, orang tua harus senantiasa perhatian terhadap perkembangan anak. Segala aktifitas perbuatan dan perkataan anak bisa dirunut dari mana riwayatnya. Orang tua harus menjadi sumber keselamatan atau isi kebaikan bagi anak. Perkataan, perbuatan, dan diamnya orang tua akan menjadi isi bagi anak (baik pikiran dan perilakunya). Bahkan perkataan sekecil apapun seperti, assalamualaikum, Allahu rabbi, jazakallah, terima kasih, minta maaf, dan minta tolong, semua itu anak dapatkan dari meriwayatkan. Dari siapa? Semua itu berasal dari, ayah bunda, guru, dan lingkungan.
Wallahu A'lam
Guru adalah sebaik-baik ayah bahkan guru adalah ayah dari sisi agama (abuddin) dan ayah dari sisi ruh (aburruh). Bagaimana jika sekolah tidak peduli pada agama dan ruh anak?
(Baca juga : Ambil Alih dari Chevron, Pertamina Bersiap Ngebor 44 Sumur di Blok Rokan )
Setelah guru dan orang tua, lingkungan bermain anak juga mejadi sumber informasi bagi anak. Anak akan banyak meriwayatkan dari majelis-majelis ini. Rasulullah memperingatkan serius bahwa teman sampai mampu mempengaruhi agama, dalam sabdanya:
المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل
“Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
Dari lingkungan ini, riwayat dari orang tua yang diterima anak akan diuji. Karena akan muncul hal-hal baru diluar yang orang tua riwayatkan pada anak-anak mereka. Misalnya dari mana anak dapat kata-kata kasar, atau tindakan yang tak terpuji seperti mengumpat dan lainnya?
(Baca juga : Ketua MA Didesak Bentuk Tim Investigasi Internal Kasus Nurhadira )
Akhirnya, orang tua harus senantiasa perhatian terhadap perkembangan anak. Segala aktifitas perbuatan dan perkataan anak bisa dirunut dari mana riwayatnya. Orang tua harus menjadi sumber keselamatan atau isi kebaikan bagi anak. Perkataan, perbuatan, dan diamnya orang tua akan menjadi isi bagi anak (baik pikiran dan perilakunya). Bahkan perkataan sekecil apapun seperti, assalamualaikum, Allahu rabbi, jazakallah, terima kasih, minta maaf, dan minta tolong, semua itu anak dapatkan dari meriwayatkan. Dari siapa? Semua itu berasal dari, ayah bunda, guru, dan lingkungan.
Wallahu A'lam
(wid)