Detik-detik Wafatnya Rasulullah, Beliau Tinggalkan 2 Wasiat Ini

Minggu, 27 September 2020 - 08:15 WIB
Tak cuma penduduk Madinah yang gempar, para Malaikat dan alam semesta juga berduka menyaksikan wafatnya Nabi Muhammad yang juga suri teladan umat manusia. Foto/Dok tfamanasek.com
Ketika membaca Sirah Nabawiyah ada satu kisah yang membuat hati kita sedih bercampur haru. Sebagaimana manusia, baginda Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم juga merasakan dahsyatnya sakaratul maut. Hati kita seperti tersayat-sayat ketika membaca kisah detik-detik wafatnya baginda Rasulullah صلى الله عليه وسلم.

Tak cuma penduduk Madinah yang gempar, para Malaikat dan alam semesta juga berduka menyaksikan wafatnya Nabi yang juga suri teladan umat manusia. Rasulullah صلى الله عليه وسلم menghadap Ilahi Rabbi pada hari Senin pagi tanggal 12 Rabiul Awal Tahun 11 Hijriyah bertepatan 633 Masehi. Beliau wafat pada usia 63 tahun lebih empat hari. ( )

Isyarat dekatnya ajal Rasulullah dimulai ketika beliau beriktikaf selama 20 hari di bulan Ramadhan tahun 10 Hijriyah. Sebelum ajal menjemput, beliau memang sakit sampai tidak bisa mengimami salat jamaah di masjid. Hingga pada suatu hari datanglah Malaikat maut bertamu ke rumah beliau untuk mengambil ruh Rasulullah yang mulia. Kedatangan tamu itu sebenarnya ditolak oleh putri tercinta Sayyidah Fatimah Az-Zahra radhiyallahu 'anha, tetapi setelah Rasulullah صلى الله عليه وسلم menjelaskan bahwa yang datang adalah Malaikat maut, akhirnya Fatimah mempersilakan masuk.

Malaikat maut datang menghampiri, Rasulullah menanyakan kenapa Malaikat Jibril tidak ikut menyertainya. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. Ketika Jibril datang ke hadapan Rasulullah , beliau berkata: "Ya Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" tanya Rasululllah dengan suara yang lemah.

"Pintu-pintu langit telah terbuka, para Malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata jawaban itu tidak membuatkan Rasulullah lega, mata beliau masih penuh kecemasan.



"Apakah Engkau tidak senang mendengar kabar ini?" tanya Jibril lagi.

"Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" ucap Rasulullah .

"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Malaikat maut menjalankan tugasnya. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." ucap beliau.

Perlahan Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengaduh. Putri tercinta Fatimah pun hanya bisa terpejam, Sementara Sayyidina Ali radhiallahu 'anhu yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan wajahnya. "Jijikkah engkau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" ujar Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.

"Siapakah yang sanggup melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril . Sesaat kemudian terdengar Rasulullah mengaduh karena sakit yang tidak tertahankan lagi.

"Ya Rabb, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku," ucap Nabi. ( )

"Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibir beliau bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali mendekatkan telinganya. "Uushiikum bissholaati, wamaa malakat aimaanukum (peliharalah salat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu),” ucap Nabi dengan suara yang amat lirih.

Di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, para sahabat saling berpelukan. Sayyidah Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii!".

Dan, berakhirlah hidup manusia paling mulia Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم. Kalimat kecintaan beliau terhadap umatnya, hingga beliau menginginkan semua siksa maut umatnya ditimpakan kepada beliau. Bukan hanya itu, ketika ajal sudah di tenggorokan Beliau masih memikirkan umatnya "Ummatii, ummatii, ummatiii".

Tinggalkan Dua Wasiat

Ketika Rasulullah صلى الله عليه وسلم menahan sakitnya sakaratul maut, beliau masih sempat berpesan sebagai tanda cintanya kepada umatnya. "Uushiikum bissholaati, wamaa malakat aimaanukum (peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu)."

Dalam riwayat shahih, disebutkan:

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ رضي الله عنها, أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- حِينَ حُضِرَ جَعَلَ يَقُولُ « الصَّلاَةَ الصَّلاَةَ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ».
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
وَلَوۡ اَنَّ اَهۡلَ الۡقُرٰٓى اٰمَنُوۡا وَاتَّقَوۡا لَـفَتَحۡنَا عَلَيۡهِمۡ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَالۡاَرۡضِ وَلٰـكِنۡ كَذَّبُوۡا فَاَخَذۡنٰهُمۡ بِمَا كَانُوۡا يَكۡسِبُوۡنَ‏
Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.

(QS. Al-A'raf Ayat 96)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More