Penggembala Jadi Raja 40 Tahun, Lantaran Bertemu Nabi Yunus
Selasa, 13 Oktober 2020 - 06:26 WIB
RASULULLAH SAW menjelaskan keadaan Nabi Yunus pascamenginap di perut ikan. Kulitnya mengelupas karena berenang di dalam cairan perut ikan, dan ketika ikan itu melemparkannya ke pantai, dia seperti anak burung yang dicabuti bulunya dan tidak tersisa sedikit pun. (
)
Di tempat Yunus terdampar, Allah menumbuhkan pohon sejenis labu (Yaqthin). Orang-orang yang mengetahui pengobatan menyebutkan bahwa Yaqthin ini adalah makanan yang baik bagi tubuh, cocok dengan kondisi perut, dan sesuai dengan pencernaan. Airnya bisa menghilangkan dahaga dan menghilangkan nyeri.
Ilmu kedokteran modern menyatakan bahwa pohon ini mudah dicerna, menenangkan, melunakkan, melembabkan, menghaluskan, melancarkan air kencing dan membersihkan hati, juga bisa digunakan sebagai obat untuk berbagai penyakit . ( )
Syaikh ‘Umar Sulaiman al-Asyqor dalam bukunya berjudul " Kisah-Kisah Shahih Dalam Al-Qur’an dan Sunnah " menyebut Rasulullah SAW telah memberitakan kepada kita bahwa Nabi Yunus bernaung di bawah pohon itu dan makan darinya.
Pohon itu mengering setelah beberapa waktu. Maka Nabiyullah Yunus menangisinya, lalu Allah mewahyukan kepadanya untuk memperingatkannya, "Apakah kamu menangisi sebuah pohon yang mengering sementara kamu tidak menangisi seratus ribu orang atau lebih di mana kamu hampir mencelakai mereka?" (Baca Juga: Benarkah 'Nun' Ikan yang Telan Nabi Yunus Masih Hidup Hingga Sekarang?
Ketika Yunus sehat, dia mulai bisa berjalan dan bergerak. Dia berjalan meninggalkan daerah itu. Dia bertemu dengan seorang anak muda penggembala kambing. Yunus bertanya dari kaum mana anak muda itu berasal. Pemuda itu menjawab, "Dari kaum Yunus."
Maka Yunus memintanya agar menyampaikan salam kepada kaumnya dan memberitahu mereka bahwa dia telah bertemu Yunus.
Anak muda ini cerdik. Dia mengerti kebiasaan yang berlaku di dalam kaum Yunus terhadap pendusta. Dia berkata kepada Yunus, "Jika kamu benar Yunus, maka kamu mengetahui bahwa barangsiapa berdusta dan tidak mempunyai bukti, maka dia dibunuh. Lalu siapa yang bersaksi untukku?" (Baca Juga: Irak Bekuk Ulama Gendut ISIS yang Fatwakan Membom Makam Nabi Yunus
Yunus menjawab, "Pohon ini dan dataran ini bersaksi untukmu."
Anak muda itu berkata, "Perintahkan kepada keduanya." (Yakni agar bersaksi untuknya).
Yunus berkata kepada keduanya, "Jika anak muda ini mendatangi kalian berdua, maka bersaksilah untuknya."
Keduanya menjawab, "Ya."
Semua itu dengan kodrat Allah. Anak muda itu pun pulang kepada kaumnya. Dia mempunyai saudara-saudara yang memiliki kedudukan dan kehormatan di kaumnya, sehingga dia bisa berlindung kepada mereka dari orang-orang yang hendak menyakitinya.
Anak muda itu datang kepada raja untuk menyampaikan kalau dirinya telah bertemu dengan Yunus, dan Yunus menitipkan salam kepadanya dan kepada kaumnya. Sepertinya raja dan kaumnya telah yakin kalau Yunus telah binasa, lebih-lebih para penumpang perahu yang pasti telah bercerita tentang Yunus yang mencebur ke laut dan ditelan ikan besar.
Maka ucapan anak muda itu tentang Yunus dianggap dusta. Oleh karenanya raja memerintahkan agar anak muda itu dibunuh.
Anak muda itu menyatakan dirinya mempunyai bukti kebenaran. Maka raja mengirim beberapa orang untuk mengiringinya. Ketika mereka tiba di pohon dan di daratan yang diperintahkan oleh Yunus agar bersaksi untuk anak muda itu, Ia berkata kepada keduanya, "Aku bertanya kepada kalian berdua dengan nama Allah, apakah Yunus memerintahkan kalian berdua untuk menjadi saksi bagiku?"
Keduanya menjawab, "Ya."
Mereka pulang dalam ketakutan. Mereka menyampaikan apa yang mereka dengar kepada raja. Raja langsung turun dari singgasananya, menuntun anak muda itu dan mendudukkannya di singgasananya seraya berkata, "Kamu lebih berhak dengan tempat ini daripada aku."
Rasulullah telah menyampaikan bahwa anak muda ini memimpin selama empat puluh tahun. Dia menegakkan urusan mereka dan memperbaiki perkara mereka. Dan nampaknya perintah Yunus kepada anak muda itu, agar menyampaikan salamnya kepada kaumnya dan memberitakan bahwa dirinya masih hidup dengan kesaksian daratan dan pohon itu, adalah untuk menunjukkan kepada kaumnya bahwa dia tidak berdusta kepada mereka.
Semua itu terjadi dengan perintah Allah. Kesaksian daratan dan pohon itu bagi anak muda tersebut merupakan kesaksian bagi Yunus bahwa dia adalah Nabi. Dan Nabi adalah orang yang jujur, bukan pendusta.
Dan dalil-dalil yang ada di tangan kita menunjukkan bahwa Yunus pulang kepada kaumnya setelah mereka beriman. Ini berdasarkan firman Allah, "Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih." (QS. AshShaffat: 147).
Mereka adalah kaum Yunus, sebagaimana disebutkan dalam hadis ini tentang celaan Allah kepada Yunus yang tidak bersedih karena lebih dari seratus ribu kaumnya yang binasa. (Bersambung)
Di tempat Yunus terdampar, Allah menumbuhkan pohon sejenis labu (Yaqthin). Orang-orang yang mengetahui pengobatan menyebutkan bahwa Yaqthin ini adalah makanan yang baik bagi tubuh, cocok dengan kondisi perut, dan sesuai dengan pencernaan. Airnya bisa menghilangkan dahaga dan menghilangkan nyeri.
Ilmu kedokteran modern menyatakan bahwa pohon ini mudah dicerna, menenangkan, melunakkan, melembabkan, menghaluskan, melancarkan air kencing dan membersihkan hati, juga bisa digunakan sebagai obat untuk berbagai penyakit . ( )
Syaikh ‘Umar Sulaiman al-Asyqor dalam bukunya berjudul " Kisah-Kisah Shahih Dalam Al-Qur’an dan Sunnah " menyebut Rasulullah SAW telah memberitakan kepada kita bahwa Nabi Yunus bernaung di bawah pohon itu dan makan darinya.
Pohon itu mengering setelah beberapa waktu. Maka Nabiyullah Yunus menangisinya, lalu Allah mewahyukan kepadanya untuk memperingatkannya, "Apakah kamu menangisi sebuah pohon yang mengering sementara kamu tidak menangisi seratus ribu orang atau lebih di mana kamu hampir mencelakai mereka?" (Baca Juga: Benarkah 'Nun' Ikan yang Telan Nabi Yunus Masih Hidup Hingga Sekarang?
Ketika Yunus sehat, dia mulai bisa berjalan dan bergerak. Dia berjalan meninggalkan daerah itu. Dia bertemu dengan seorang anak muda penggembala kambing. Yunus bertanya dari kaum mana anak muda itu berasal. Pemuda itu menjawab, "Dari kaum Yunus."
Maka Yunus memintanya agar menyampaikan salam kepada kaumnya dan memberitahu mereka bahwa dia telah bertemu Yunus.
Anak muda ini cerdik. Dia mengerti kebiasaan yang berlaku di dalam kaum Yunus terhadap pendusta. Dia berkata kepada Yunus, "Jika kamu benar Yunus, maka kamu mengetahui bahwa barangsiapa berdusta dan tidak mempunyai bukti, maka dia dibunuh. Lalu siapa yang bersaksi untukku?" (Baca Juga: Irak Bekuk Ulama Gendut ISIS yang Fatwakan Membom Makam Nabi Yunus
Yunus menjawab, "Pohon ini dan dataran ini bersaksi untukmu."
Anak muda itu berkata, "Perintahkan kepada keduanya." (Yakni agar bersaksi untuknya).
Yunus berkata kepada keduanya, "Jika anak muda ini mendatangi kalian berdua, maka bersaksilah untuknya."
Keduanya menjawab, "Ya."
Semua itu dengan kodrat Allah. Anak muda itu pun pulang kepada kaumnya. Dia mempunyai saudara-saudara yang memiliki kedudukan dan kehormatan di kaumnya, sehingga dia bisa berlindung kepada mereka dari orang-orang yang hendak menyakitinya.
Anak muda itu datang kepada raja untuk menyampaikan kalau dirinya telah bertemu dengan Yunus, dan Yunus menitipkan salam kepadanya dan kepada kaumnya. Sepertinya raja dan kaumnya telah yakin kalau Yunus telah binasa, lebih-lebih para penumpang perahu yang pasti telah bercerita tentang Yunus yang mencebur ke laut dan ditelan ikan besar.
Maka ucapan anak muda itu tentang Yunus dianggap dusta. Oleh karenanya raja memerintahkan agar anak muda itu dibunuh.
Anak muda itu menyatakan dirinya mempunyai bukti kebenaran. Maka raja mengirim beberapa orang untuk mengiringinya. Ketika mereka tiba di pohon dan di daratan yang diperintahkan oleh Yunus agar bersaksi untuk anak muda itu, Ia berkata kepada keduanya, "Aku bertanya kepada kalian berdua dengan nama Allah, apakah Yunus memerintahkan kalian berdua untuk menjadi saksi bagiku?"
Keduanya menjawab, "Ya."
Mereka pulang dalam ketakutan. Mereka menyampaikan apa yang mereka dengar kepada raja. Raja langsung turun dari singgasananya, menuntun anak muda itu dan mendudukkannya di singgasananya seraya berkata, "Kamu lebih berhak dengan tempat ini daripada aku."
Rasulullah telah menyampaikan bahwa anak muda ini memimpin selama empat puluh tahun. Dia menegakkan urusan mereka dan memperbaiki perkara mereka. Dan nampaknya perintah Yunus kepada anak muda itu, agar menyampaikan salamnya kepada kaumnya dan memberitakan bahwa dirinya masih hidup dengan kesaksian daratan dan pohon itu, adalah untuk menunjukkan kepada kaumnya bahwa dia tidak berdusta kepada mereka.
Semua itu terjadi dengan perintah Allah. Kesaksian daratan dan pohon itu bagi anak muda tersebut merupakan kesaksian bagi Yunus bahwa dia adalah Nabi. Dan Nabi adalah orang yang jujur, bukan pendusta.
Dan dalil-dalil yang ada di tangan kita menunjukkan bahwa Yunus pulang kepada kaumnya setelah mereka beriman. Ini berdasarkan firman Allah, "Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih." (QS. AshShaffat: 147).
Mereka adalah kaum Yunus, sebagaimana disebutkan dalam hadis ini tentang celaan Allah kepada Yunus yang tidak bersedih karena lebih dari seratus ribu kaumnya yang binasa. (Bersambung)
(mhy)