Ketika Sayyidah Aisyah Tak Diberi Minuman Oleh Rasulullah
Rabu, 11 November 2020 - 22:43 WIB
Semua orang pasti mendambakan rumah tangga yang sakinah, dirahmati dan penuh berkah. Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم adalah sosok terbaik yang mengajarkan kita bagaimana memuliakan perempuan .
Beliau adalah seorang suami yang sangat meninggikan kedudukan para istrinya dan amat menghormati mereka. Ketika berselisih, Rasulullah صلى الله عليه وسلم tidak pernah emosi apalagi bersikap kasar. Tutur katanya lembut, sikapnya selalu menyejukkan. ( )
Dikisahkan, ketika Nabi sedang marah kepada istrinya Sayyidah Aisyah radhiyallahu 'anha, Beliau berkata, "Tutuplah matamu!" Kemudian Aisyah menutup matanya dengan perasaan cemas, khawatir dimarahi Rasulullah . Kemudian Rasulullah berkata, "Mendekatlah!" Tatkala Aisyah mendekat, Rasulullah صلى الله عليه وسلم memeluk Aisyah sambil berkata, "Humairahku, telah pergi marahku setelah memelukmu."
Bahkan, beliau biasa memijit hidung Aisyah jika beliau marah, sambil berkata, "Wahai Aisyah, bacalah doa, 'Wahai Tuhanku, Tuhan Muhammad , ampunilah dosa-dosaku, hilangkanlah kekerasan hatiku, dan lindungilah diriku dari fitnah yang menyesatkan". (HR Ibnu Sunni).
Suatu hari Rasulullah صلى الله عليه وسلم pulang dari perjalanan jihad fisabilillah bersama para sahabat. Sementara itu di pintu gerbang Kota Madinah, Aisyah menunggu dengan rasa rindu. Ketika Rasulullah tiba di Madinah, Aisyah menyambut suami tercintanya dengan rasa bahagia. Tiba di rumah, Rasulullah beristirahat melepas lelah.
Di belakang rumah, Sayyidah Aisyah sibuk membuat minuman untuk Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Lalu minuman itupun disuguhkan kepada Baginda Nabi yang mulia. Beliau meminumnya perlahan hingga hampir menghabiskan minuman itu tiba-tiba Aisyah berkata: "Ya Rasulullah , biasanya engkau memberikan sebagian minuman padaku, tapi kenapa hari ini engkau tidak memberikan gelas itu?"
Rasulullah صلى الله عليه وسلم diam dan hendak melanjutkan meminum air digelas itu. Aisyah bertanya lagi, "Ya Rasulullah biasanya engkau memberikan sebagian minuman kepadaku tapi kenapa pada hari ini tidak engkau berikan?"
Akhirnya Rasulullah memberikan sebagian air yang tersisa di gelas itu. Aisyah pun meminum air itu dan spontan kaget memuntahkan air di gelas itu. Ternyata air itu terasa asin, bukan manis. ( )
Mungkin saking tergesa-gesanya Aisyah baru tersadar bahwa minuman yang ia buat salah masukin campuran. Yang harusnya sari gula malah memasukkan sari garam. Kemudian Aisyah langsung meminta maaf kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم.
Betapa indahnya akhlak Nabi صلى الله عليه وسلم. Beliau tidak tersulut emosi dengan suguhan minuman yang tidak enak itu. Padahal beliau masih lelah sepulang berjihad.
Demikian salah satu akhlak terpuji Rasulullah ketika memperlakukan istrinya. "Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Lelaki yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya. Demikian sabda beliau diriwayatkan Imam at-Tirmidzi dan Ibnu Hibban.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah صلى الله عليه وسلم juga bersabda: "Saling berpesanlah kalian untuk memperlakukan wanita dengan baik. Karena sesungguhnya wanita itu diciptakan dari tulang rusuk. Dan sesungguhnya yang paling bengkok dari tulang rusuk itu adalah bagian atasnya. Jika engkau bersikeras untuk meluruskannya, Niscaya engkau akan mematahkannya. Dan jika engkau biarkan, ia akan tetap bengkok, karenanya saling berpesanlah (saling menasihati) berkenan dengan wanita." (Muttafaqun 'Alaih)
( )
Wallahu A'lam
Beliau adalah seorang suami yang sangat meninggikan kedudukan para istrinya dan amat menghormati mereka. Ketika berselisih, Rasulullah صلى الله عليه وسلم tidak pernah emosi apalagi bersikap kasar. Tutur katanya lembut, sikapnya selalu menyejukkan. ( )
Dikisahkan, ketika Nabi sedang marah kepada istrinya Sayyidah Aisyah radhiyallahu 'anha, Beliau berkata, "Tutuplah matamu!" Kemudian Aisyah menutup matanya dengan perasaan cemas, khawatir dimarahi Rasulullah . Kemudian Rasulullah berkata, "Mendekatlah!" Tatkala Aisyah mendekat, Rasulullah صلى الله عليه وسلم memeluk Aisyah sambil berkata, "Humairahku, telah pergi marahku setelah memelukmu."
Bahkan, beliau biasa memijit hidung Aisyah jika beliau marah, sambil berkata, "Wahai Aisyah, bacalah doa, 'Wahai Tuhanku, Tuhan Muhammad , ampunilah dosa-dosaku, hilangkanlah kekerasan hatiku, dan lindungilah diriku dari fitnah yang menyesatkan". (HR Ibnu Sunni).
Suatu hari Rasulullah صلى الله عليه وسلم pulang dari perjalanan jihad fisabilillah bersama para sahabat. Sementara itu di pintu gerbang Kota Madinah, Aisyah menunggu dengan rasa rindu. Ketika Rasulullah tiba di Madinah, Aisyah menyambut suami tercintanya dengan rasa bahagia. Tiba di rumah, Rasulullah beristirahat melepas lelah.
Di belakang rumah, Sayyidah Aisyah sibuk membuat minuman untuk Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Lalu minuman itupun disuguhkan kepada Baginda Nabi yang mulia. Beliau meminumnya perlahan hingga hampir menghabiskan minuman itu tiba-tiba Aisyah berkata: "Ya Rasulullah , biasanya engkau memberikan sebagian minuman padaku, tapi kenapa hari ini engkau tidak memberikan gelas itu?"
Rasulullah صلى الله عليه وسلم diam dan hendak melanjutkan meminum air digelas itu. Aisyah bertanya lagi, "Ya Rasulullah biasanya engkau memberikan sebagian minuman kepadaku tapi kenapa pada hari ini tidak engkau berikan?"
Akhirnya Rasulullah memberikan sebagian air yang tersisa di gelas itu. Aisyah pun meminum air itu dan spontan kaget memuntahkan air di gelas itu. Ternyata air itu terasa asin, bukan manis. ( )
Mungkin saking tergesa-gesanya Aisyah baru tersadar bahwa minuman yang ia buat salah masukin campuran. Yang harusnya sari gula malah memasukkan sari garam. Kemudian Aisyah langsung meminta maaf kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم.
Betapa indahnya akhlak Nabi صلى الله عليه وسلم. Beliau tidak tersulut emosi dengan suguhan minuman yang tidak enak itu. Padahal beliau masih lelah sepulang berjihad.
Demikian salah satu akhlak terpuji Rasulullah ketika memperlakukan istrinya. "Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Lelaki yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya. Demikian sabda beliau diriwayatkan Imam at-Tirmidzi dan Ibnu Hibban.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah صلى الله عليه وسلم juga bersabda: "Saling berpesanlah kalian untuk memperlakukan wanita dengan baik. Karena sesungguhnya wanita itu diciptakan dari tulang rusuk. Dan sesungguhnya yang paling bengkok dari tulang rusuk itu adalah bagian atasnya. Jika engkau bersikeras untuk meluruskannya, Niscaya engkau akan mematahkannya. Dan jika engkau biarkan, ia akan tetap bengkok, karenanya saling berpesanlah (saling menasihati) berkenan dengan wanita." (Muttafaqun 'Alaih)
( )
Wallahu A'lam
(rhs)