Benarkah Ada Pasar di Surga? Seperti Apa Keadaan dan Keindahannya?

Rabu, 18 November 2020 - 14:32 WIB
Keindahan dunia saja sudah membuat kita takjub, bagaimana dengan keadaan surga yang penuh kenikmatan dan keindahannya?
Bentuk dan keadaan dari surga-surga Allah Subhanahu wa ta'ala, sudah banyak dijelaskan dalam Al-Qur'an dan As Sunnah. Gambaran didalamnya terdapat kenikmatan dan waktu yang tiada batas . Semua itu diciptakan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala semata-mata hanya untuk hamba-hamba-Nya yang pantas mendapatkannya.

(Baca juga : Inilah Pokok-pokok Maksiat yang Disebutkan Dalam Al Qur'an )

Salah satu tempat indah yang ada di surga ini, ternyata adalah pasar. Tentang keberadaan pasar di surga dijelaskan dalam buku Ensiklopedia Islam Al Kamil yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijiri. Pasar di surga ini bahkan sudah disampaikanoleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dalam hadis yang diriwayatkan shahabat Anas bin Malik, nabiyullah bersabda,

“Sungguh di surga ada pasar yang didatangi penghuni surga setiap Jumat. Bertiuplah angin dari utara mengenai wajah dan pakaian mereka hingga mereka semakin indah dan tampan. Mereka pulang ke istri-istri mereka dalam keadaan telah bertambah indah dan tampan. Keluarga mereka berkata, ‘Demi Allah, engkau semakin bertambah indah dan tampan.’ Mereka pun berkata, ‘Kalian pun semakin bertambah indah dan cantik’.” (HR. Muslim).

(Baca juga : Enam Jenis Bisikan Setan yang Merasuki Manusia )

Lantas seperti apa pasar di surga ini? Apa yang diperjualbelikannya? Siapa pembeli dan penjualnya? Imam An Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan, yang dimaksud pasar dalam hadis nabi ialah tempat berkumpulnya penduduk surga. Di sana, para ahli surga berbincang dengan akrab. “Yang dimaksud pasar ialah tempat berkumpulnya manusia, sebagaimana manusia di dunia berkumpul di pasar,” jelas An Nawawi.

Dari penjelasan Imam An Nawawi tersebut, diketahui bahwasannya para penduduk surga saling bertemu di pasar surga. Mereka mengobrol dengan kerabat dan sahabat di dunia. Membicarakan tentang beratnya amal salih yang terbalas dengan surga.

(Baca juga : Memohon Doa Ampunan dan Keselamatan Seperti yang Dipanjatkan Nabi SAW )

Hal ini diperkuat dengan fatwa para ulama dalam Fatwa Al Lajnah Ad Daimah, “Pasar di surga adalah tempat bertemunya kaum muslimin satu sama lain supaya bertambah kenikmatan mereka. Mereka merasakan kelezatan saling berbincang, saling mengenang apa yang terjadi di dunia dan membicarakan apa yang mereka dapatkan di akhirat. Mereka bertemu setiap Jumat sebagaimana pada hadits, agar mereka bisa saling berjumpa satu sama lain,”

Namun, fungsi pasar di surga jelas tidak sama dengan pasar di dunia. Pasar surga bukanlah tempat jual beli. Ia merupakan tempat “nongkrong” para penduduk surga. Namun terdapat perbedaan pendapat tentang hal ini. Ada pendapat yang mengatakan bahwa surga memang memiliki pasar, namun tidak ada transaksi di dalamnya. Penduduk surga boleh berbelanja bebas, mengambil barang yang diinginkan tanpa harus membayar.

(Baca juga : Anies Baswedan Diperiksa Polisi, Din Syamsuddin: Drama Penegakkan Hukum )

Sebenarnya, para penduduk surga tak perlu berbelanja ke pasar. Mengingat apapun yang diinginkan di surga, dapat langsung memintanya. Namun bagi sebagian orang, berbelanja menjadi kenikmatan tersendiri dan kenikmatan tersebut akan didapatkan di surga.

Allah Ta’ala berfirman,

يُطَافُ عَلَيْهِم بِصِحَافٍ مِّن ذَهَبٍ وَأَكْوَابٍ ۖ وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ ٱلْأَنفُسُ وَتَلَذُّ ٱلْأَعْيُنُ ۖ وَأَنتُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ

“Dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya.” (QS. Az Zukhruf: 71).

(Baca juga : Disuntik Rp37,38 Triliun, Kinerja BUMN Harus Moncer )

Dalam hadis nabi disebutkan bahwa penduduk surga pergi ke pasar setiap hari Jum’at. Hal ini menurut Imam An Nawawi hanyalah perkiraan waktu. Pasalnya, di surga tidak mengenal siang dan malam, serta tidak ada matahari dan bulan.

“Maksud (ucapan nabi) ‘mereka mendatangi setiap hari Jumat’ ialah perkiraan lama waktu setiap Jumat atau sepekan. Tidaklah sepekan memiliki makna yang sebenarnya, karena tidak ada matahari, siang dan malam di surga,” jelas sang Imam dalam Syarh Muslim.

(Baca juga : Samakan Pelanggaran Habib Rizieq dengan Gibran, dr Tirta: Emang Salah Kok )

Rasulullah juga menyebut tentang angin utara dalam hadis beliau tentang pasar di surga. Makna angin utara tersebut sesuai dengan budaya bangsa Arab yang terbiasa menanti angin utara dari arah Syam. Angin dari arah utara tersebut dinantikan bangsa Arab karena biasanya membawa air hujan.

Karena itulah angin utara dianggap sebagai kabar gembira. Angin sejuk menggembirakan itu, akan dirasakan penduduk surga saat mereka menjalin keakraban di pasar.

(Baca juga : Taliban Sambut Baik Pengurangan Pasukan AS di Afghanistan )

Wallahu A'lam
(wid)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, yaitu seorang yang sudah tua berzina, orang miskin namun sombong, dan pemimpin yang pendusta.

(HR. Nasa'i No. 2528)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More