Anak pun Harus Dijaga Perasaannya!

Minggu, 20 Desember 2020 - 15:05 WIB
Misalnya satu rumah membully dia -mungkin- karena kekurangan yang ada padanya, mungkin karena prestasinya di sekolah kurang atau karena kekurangan-kekurangan lainnya. Ini bisa terjadi di dalam satu keluarga sehingga semua anggota keluarga -mulai dari ayah, ibu, bahkan saudara-saudaranya yang lain- merendahkannya. Ini bisa memberikan efek yang sangat buruk terhadap kejiwaan si anak dan bisa berujung kepada tindak kriminal. Wal ‘iyadzubillah.. Kita tidak mengharapkan itu terjadi.

Maka ini perkara tidak boleh dipandang sebelah mata. Menegakkan keadilan di antara anak-anak itu perintah Nabi, bahkan perintah itu diawali perintah untuk bertakwa. Menunjukkan bahwa itu adalah bentuk taqwa kita kepada Allah, yaitu berlaku adil kepada anak-anak kita.

(Baca juga : Langgar Protokol Kesehatan yang Amat Fatal, Dua Kafe di Jakarta Disegel )

Maka ayah dan ibu berusaha untuk memberikan rasa keadilan kepada anak-anak mereka tanpa membeda-bedakan satu sama lainnya.

Seperti diketahui, setiap anak itu punya keistimewaan dan orang tua harus tahu sisi-sisi kelebihan masing-masing anak-anak mereka. Jangan hanya menyoroti kekurangan-kekurangan yang ada pada seorang anak. Di lain pihak anak yang lain terus disorot kelebihannya. Sehingga anak yang disorot terus kekurangannya ini merasa diperlakukan tidak adil. Ini akan memukul jiwa dan batinnya. Dia akan tertekan dan mungkin dia akan memberikan balasannya ketika dia dewasa atau kontan pada saat itu juga. Kita tidak tahu dampak buruk yang ditimbulkan dari sikap yang salah itu.

(Baca juga : Baznas Buka Suara Terkait Setoran Dana Kotak Amal )

Biasanya anak-anak yang didzalimi dan dianiaya dimasa kecilnya itu akan nampak penyimpangan perilakunya ketika dia dewasa, seolah dia ingin melampiaskan dendamnya atas tekanan, kedzaliman, intimidasi yang diterimanya pada waktu dia kecil. Maka hendaknya para orang tua benar-benar memperhatikan hal ini. Berusaha untuk bersikap adil kepada anak-anak. Terutama di dalam hal pemberian, baik itu berupa barang, hadiah, perhatian ataupun pujian.

Jika seorang anak terus dipuji sementara anak yang lain terus dicela, tentu ini sangat buruk bagi perkembangan mentalnya. Dia akan terus-terus terpuruk dan semakin terpuruk. Justru orang tua yang bersikap seperti itu membantu setan untuk lebih memperparah keadaan anaknya. Ada sebagian orang tua merasa seorang anak itu tidak diharapkan kehadirannya di tengah-tengah keluarga, ini sangat berbahaya. Maka dari itu ketika bayi itu lahir harus disambut dengan kegembiraan, jangan disambut dengan rasa penyesalan, seolah-olah bayi itu tidak diharapkan kehadirannya.

(Baca juga : Negara-negara Termiskin Dapat Vaksin COVID-19 pada Semester Satu 2021 )

Seorang ibu yang setengah hati menyambut kehadiran bayi yang dilahirkannya, ini akan berpengaruh kepada mentalnya di dalam membesarkan anak tersebut. Dia mungkin juga akan setengah hati membesarkan anaknya ini. Dan tentunya ini akan memberikan satu hasil yang negatif kepada si anak. Maka berlaku adillah.

Adapun di dalam riwayat Nasa’i disebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata kepada ayah dari Nu’man:

أليسَ يسرُّكَ أن يَكونوا لَكَ في البِرِّ سواءً قالَ بلى قالَ فلا إذًا

“‘Bukankah kamu menginginkan mereka semua berbakti?’ Ayahnya menjawab: ‘Tentu saja,’ Maka Nabi mengatakan: “Jangan berlaku tidak adil.'” (HR. An-Nasa’i)

Wallahu A'lam
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(wid)
Halaman :
cover top ayah
وَلَا تَكُوۡنُوۡا كَالَّذِيۡنَ تَفَرَّقُوۡا وَاخۡتَلَفُوۡا مِنۡۢ بَعۡدِ مَا جَآءَهُمُ الۡبَيِّنٰتُ‌ؕ وَاُولٰٓٮِٕكَ لَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيۡمٌۙ
Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai berai dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas. Dan Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang berat,

(QS. Ali 'Imran Ayat 105)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More