Aa Gym: Dahsyatnya Keutamaan Mendoakan Orang Lain

Rabu, 20 Januari 2021 - 12:29 WIB
Pengasuh Ponpes Daarut Tauhiid Bandung KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym). Foto/Ist
Dai kondang yang juga pengasuh Ponpes Daarut Tauhiid Bandung KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) menyampaikan tausiyah tentang keutamaan mendoakan sesama. Nasihat ini sangat menyentuh hati terlebih saat ini Indonesia sedang dilanda banyak musibah.

Dalam pergaulan sehari-hari, kita pastinya pernah diminta oleh saudara, tetangga, teman, atau kenalan lainnya, untuk mendoakannya. "Tolong doakan saya yaa!" atau "Mohon doanya!" Entah saat itu dia sedang menghadapi ujian di sekolah, hendak mencari kerja, memulai sebuah usaha, atau pun bersyukur atas kelahiran anaknya.



"Sebetulnya, tanpa diminta pun sebaliknya kita mendoakan mereka. Ambil contoh, ketika ada seseorang yang selalu berbuat baik kepada kita, doakanlah dia. Atau, dalam sebuah urusan kita terpaksa meminta bantuan seseorang, dan saat itu kita tidak mampu membalasnya. Maka, selain mengucap terima kasih, doakanlah dia dengan ikhlas," kata Aa Gym dalam tausiyahnyadimedia sosial belum lama ini.

Kita sangat layak untuk membalas kebaikan orang-orang yang rajin menolong atau mereka yang sering terbebani oleh kita. Yang dituntut oleh Islam sekadar membalas, akan tetapi membalas dengan sesuatu yang lebih baik. Kalau tidak bisa, ucapkanlah terima kasih dengan tulus, lalu serius dan ikhlas mendoakannya. Mengapa demikian? Tujuannya adalah agar kemuliaan ('Izzah) kita tetap terjaga dan tidak lantas turun menjadi beban bagi orang lain.

Doakanlah mereka selepas sholat yang lima waktu. Atau kalau ingin lebih leluasa, doakan mereka selepas Tahajud. Berdoalah sesering dan sebanyak mungkin. Mohon kan agar Allah Ta'ala melimpahi aneka kebaikan, dimudahkan segala urusannya dan dijauhkan dari bala bencana, Sesungguhnya, Allah tidak akan pernah bosan mendengar dan mengabulkan doa kita.

Tidak perlu kita beritahukan apa doa kita kepadanya, semisal lewat SMS. Misalnya, selepas Tahajud kita kirim dia pesan visa SMS atau WA. "Ya Allah, di saat yang mustajab, hamba mendoakan sahabatku ini. Balas lah semua kebaikannya. Engkaulah Yang Maha Mendengar dan Maha Melihat. Kabulkanlah, yaa Tuhanku Yang Maha Pemurah."

Jika demikian, apakah benar kita mendoakan dia? Atau, sebenarnya kita hanya memberi informasi, bahwa kita sedang Tahajud dan kita teringat kepadanya. Lalu merasa kalau sering WA akan diartikan saleh sehingga dia mau menikah dengan kita?

Hal terpenting dalam mendoakan orang lain bukan agar dia tahu kalau kita sudah mendoakannya, akan tetapi bagaimana agar dia tersebut diijabah Allah. "Apabila salah seorang mendoakan saudaranya sesama muslim tanpa diketahui oleh yang didoakan, maka para Malaikat berkata 'Amin' dan semoga engkau memperoleh pula seperti apa yang engkau doakan itu." (HR Muslim dan Abu Daud)

Dari sahabat Abu Ad-Darda' radhiyallahu'anhu, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ وَلَكَ بِمِثْلٍ

"Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, 'dan bagimu juga kebaikan yang sama'." (HR. Muslim No 4912)

Ketika yang kita mohonkan dikabulkan Allah, kita pun jangan merasa punya jasa, walaupun doa kita memang kuat. Hal semacam ini akan sangat dekat dengan ujub. Ada teman sedang mengikuti tes masuk kerja misalnya. Kita kemudian mendoakannya karena dia sering menolong kita. Meski kita sering mendoakannya sampai berderai air mata, tetapi saat dia diterima, kita tidak usah jadi ikut-ikutan keren karena merasa doa kita yang diijabah.

Jadi saudaraku, balaslah kebaikan orang dengan ikhlas. Walaupun yang bisa kita perbuat hanya mengucap terima kasih dan berdoa. Sesudah itu diam dan serahkan semuanya kepada Allah.



Wallahu A'lam
(rhs)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَذَرِ الَّذِيۡنَ اتَّخَذُوۡا دِيۡنَهُمۡ لَعِبًا وَّلَهۡوًا وَّغَرَّتۡهُمُ الۡحَيٰوةُ الدُّنۡيَا‌ ۚ وَ ذَكِّرۡ بِهٖۤ اَنۡ تُبۡسَلَ نَفۡسٌ ۢ بِمَا كَسَبَتۡ‌ۖ لَـيۡسَ لَهَا مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ وَلِىٌّ وَّلَا شَفِيۡعٌ‌ ۚ وَاِنۡ تَعۡدِلۡ كُلَّ عَدۡلٍ لَّا يُؤۡخَذۡ مِنۡهَا‌ ؕ اُولٰٓٮِٕكَ الَّذِيۡنَ اُبۡسِلُوۡا بِمَا كَسَبُوۡا‌ ۚ لَهُمۡ شَرَابٌ مِّنۡ حَمِيۡمٍ وَّعَذَابٌ اَ لِيۡمٌۢ بِمَا كَانُوۡا يَكۡفُرُوۡنَ
Tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan senda-gurau, dan mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Qur'an agar setiap orang tidak terjerumus (ke dalam neraka), karena perbuatannya sendiri. Tidak ada baginya pelindung dan pemberi syafaat (pertolongan) selain Allah. Dan jika dia hendak menebus dengan segala macam tebusan apa pun, niscaya tidak akan diterima. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan (ke dalam neraka), karena perbuatan mereka sendiri. Mereka mendapat minuman dari air yang mendidih dan azab yang pedih karena kekafiran mereka dahulu.

(QS. Al-An'am Ayat 70)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More